Jakarta merupakan belantara gedung-gedung pencakar langit dipenuhi dan dikelilingi beton-beton tinggi, jalan layang, jalan bawah tanah, LRT, MRT, dan banyak jalan utama, serta pembatas kali semuanya merupakan beton-beton kekar yang dingin dan kaku. Sebagai belantara, di Jakarta berlaku hukum rimba, mereka yang kuat yang kuasa. Yang lemah pastilah jadi korban dan terus dimarginalkan.
Ada lagi istilah lagi masyarakat mengenai Jakarta adalah “kejam ibut tiri lebih kejam ibu kota” istilah ini mengandung makna yang dalam mengenai kota Jakarta. Di kota ini banyak orang menggantungkan nasib untuk menjadi orang sukses. Hampir seluruh suku Indonesia menghuni kota ini. Tidak salah bahwa jumlah penduduk Jakarta 11 juta.
Mereka yang kuat, para pemilik modal terus merambah dan menguasai Jakarta. membangun apartemen dan perumahan mewah, pusat-pusat perbelanjaan modern yang megah, mewah dan mentereng. Juga pusat-pusat hiburan yang lengkap. Mereka membuat Jakarta dikankangi gedung-gedung jangkung dan mewah di semua wilayah.
Dulu pusat hiburan bertumpuk di jakarta pusat. Kini telah. Kini telah merambah keseluruh penjuru kota. Club malam, diskotik, pantai pijat, spa, karaoke, resto, cafe-cafe, hotel transit dengan fasilitas lengkap yang berisi berbagai bisnis sungguh menyebar di banyak tempat. Bahkan sampai di sudut kota yang kumuh.
Semuanya disuguhkan secara terbuka. Kebanyakan buka selama 24 jam sehari, tujuh hari seminggu. Keberadaan seakan merupakan keniscayaan bagi sebuah kota megapolitan yang disesakpadati oleh berbagai aktivitas pekerjaan yang juga tak kenal henti.
Maka tidak di jarang kota ini disebut kota “setia macet” karean seluruh wilayahnya macet. Tentu wilayah kecil dengan jumlah penduduk 11 juta maka Jakarta menjadi kota termacet di dunia. Namun walaupun kota ini macet, tetapi Jakarta menjadi tempat perantauan primadona bagi seluruh warga masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Sudah menjadi semacam tradisi dalam banyak kota besar di seluruh dunia terjadi apa yang di gambarkan oleh David Guetta dengan istilah Work Hard Play Hard. Banyak orang di paksa bekerja keras oleh sistem kapitalis yang tak punya hati untuk mencapai target-target keuntungan yang besar yang menguras seluruh tenaga penghuninya.
Jakarta sepanjang waktu sungguh disibukkan oleh orang-orang yang bekerja dengan kecepatan dan kesibukan yang sangat tinggi. Tentulah situasi ini telah memunculkan keletihan yang luar biasa. Dalam konteks inilah para pemilik modal, kapitalis yang selalu memanfaatkan peluang untuk meraup keuntungan.
Pusat hiburan yang sekan menjadi kebutuhan yang tak terelakkan untuk melonggarkan otot tulang kering dan melemaskan syaraf yang tegang karena tekanan dan hempitan pekerjaan. Semuanya melahirkan siklus hidup, siang Work, malam Play, seluruhnya Hard.
Jakarta telah menunjukkan kemegahan, namun disamping kemegahan Jakarta juga menunjukkan masalah sosial yang tak kunjung selesai, seperti kemiskinan, banjir, wabah penyakit DBD, kemacetan dan polusi yang tinggi. Sehingga Jakarta menjadi Kota yang tidak aman lagi di huni.
Baru-baru ini ada wacana pemerintah untuk memindahkan ibukota negara, ada yang melirik Pulau kalimatan ada wacana Sulawesi dan berbagai daerah lain yang dianggap layak, menurut saya wacana ini tepat dan solusi untuk menata Jakarta ke arah kota lebih baik.
Namun meminmadah ibukota tidak seperti membalik telapak tangan, perlu pertimbangan-pertimbangan dari pemerintah untuk memindahkannya. Tentu pemindahan ibukita ini juga akan mengalami pro dan kontra di masyarakat. Karena Jakarta telah lama menjadi Ibukota mungkin susah juga untuk memindahkannya.
Jakarta telah membawa kenangan yang mendalam bagi masyarakat, karena Jakarta menjadi kota idaman dan kota impian bahkan ada petuah kalau ingin sukses merantau saja di Jakarta. mungkin hal ini membuat sulit bagi masyarakat untuk move on. Seluruh kantor-kantor pemerintahan ada di kota ini.
Tentu kalau memindahkan ibukota harus memindahkan kantor pemerintah, sehingga butuh biaya yang banyak untuk memindahkannya. Satu-satunya cara menata kota Jakarta adalah memindahkan ibukota.
Supaya pemerataan pembangunan bisa dilakukan di seluruh Indonesia, sehingga urbanisasi bisa berjalan dengan baik. Jakarta oh Jakarta akankah kota ini menjadi kota yang aman dan nyaman untuk di huni?, Jakarta menjadi kota kebahagian.