Jumat, April 26, 2024

Jacinda Ardern: Tokoh Kosmopolitan dan Figur Pemimpin Milenial

Virtuous_Setyaka
Virtuous_Setyaka
Dosen HI FISIP Univ. Andalas.

Setelah tragedi Christchurch yang menjadi hari terkelam di Selandia Baru, Jacinda Ardern tampil menjadi sosok pemimpin yang fenomenal di dunia. Tentang dirinya, seorang politisi dan negarawan yang perempuan dan muda; tentang sikap dan tindakannya menghadapi pembunuhan di dua masjid, dan sesudahnya; tentang perjalanan karir politiknya yang menarik, bahkan masa depan dirinya dan negara-bangsanya.

Banyak orang di banyak media massa menyebutnya sebagai calon kuat peraih nobel perdamaian berikutnya. Rasanya memang tidak ada yang meragukannya untuk itu.

Tokoh Kosmopolitan

Ardern menurut saya adalah salah satu tokoh yang pantas disebut sebagai “tokoh kosmopolitan abad ini”. Lebih dari sekedar figur pemimpin yang lebih baik dari pemimpin-pemimpin lainnya di dunia dalam konteks kekinian. Juga lebih dari sekedar calon peraih nobel perdamaian dunia.

Kosmopolitanisme adalah sebuah paham tentang kesatuan alam semesta tanpa batas. Orang-orang yang berpikir, bersikap, dan bertindak sedemikian disebut sebagai kosmopolitan. Bagi mereka dunia adalah ruang di mana seluruh penghuni alam semesta seharusnya hidup dalam kemakmuran, keadilan, dan kedamaian bersama-sama. Sehingga semua bentuk dan hal-hal yang menghalangi atau membatasi itu semua terwujud, mesti dilawan dan dihilangkan.

Memahami Ardern sebagai orang yang pantas menjadi Tokoh Kosmopolitan, tidak hanya sebatas dalam konteks tragedi itu saja. Namun perlu untuk merunut pada keseluruhan kisah dan riwayat hidupnya. Berani berpolitik sejak usia 17 tahun dengan pilihan-pilihan politik yang akhirnya mendidik dan membentuknya sehingga menjadi Perdana Menteri Selandia Baru saat ini.

Sepak terjang Ardern dalam berpolitik baik di tingkat domestik dan internasional, hampir selalu mengagumkan banyak orang. Terutama bagi orang-orang yang senantiasa berpikir bahwa keberadaan setiap orang adalah kemanfaatan bagi semua orang lain di sekitarnya. Kebijakan-kebijakan, pernyataan-pernyataan, sikap-sikap, dan tindakan-tindakan yang diperagakan Ardern selama ini, membuat banyak orang terkesima dan terpesona. Semua cerita tentang Ardern itu, bisa dilacak di banyak berita di banyak media massa. Begitupun dapat dibaca di banyak opini para penulis artikel baik di media massa dan jurnal ilmiah.

Tentu saja tidak semua orang setuju dengan semua yang ada pada Ardern. Begitupun tidak semua orang sepakat dengan pemikiran saya dalam menilai Ardern. Namun bagi saya, itu tidak mengurangi kepantasan Ardern sebagai “Tokoh Kosmopolitan Abad Ini”.

Melawan Rasisme Global

Salah satu penyakit yang terus terwariskan secara global dan menjadi masalah besar di dunia ini adalah rasisme. Selain tentu saja diskriminasi, intoleransi, intimidasi, dan berbagai bentuk ancaman terhadap kemanusiaan dan kosmopolitanisme. Bahkan seringkali semua itu justru dipolitisir termasuk oleh para elit politik yang menjadi pemimpin. Politisasi atau lebih tepatnya komodifikasi penyakit-penyakit sosial itu menjadi komoditas politik, hanya demi perolehan suara dalam pemilihan umum atau elektabilitas. Bahkan untuk mempertahankan popularitas dan legitimasi kekuasaan belaka.

Ardern, menurut saya, justru menjadikan momentum pasca tragedi itu sebagai upaya membangkitkan perlawanan global khususnya terhadap berbagai bentuk ekspresi dari kebencian sesama manusia. Mungkin satu-satunya kebencian yang pantas dipelihara adalah kebencian terhadap pemikiran, sikap, dan tindakan yang membunuh manusia dan kemanusiaan itu sendiri, apapun bentuknya. Oleh sebab itu Ardern lebih memilih memperhatikan sepenuhnya para korban, keluarga korban, dan masyarakat Selandia Baru yang juga sebagai korban dari peristiwa pembunuhan brutal yang langsung disebutnya sebagai teorisme. Dilakukannya tanpa ragu apalagi takut.

Ardern juga tanpa ragu dan takut merangkul semua orang yang menjadi korban untuk bangkit dari keterpurukan akibat bencana terorisme itu. Itu seperti merangkul semua orang di dunia agar bangkit dan bersama-sama melawan rasisme global. Ardern sudah memulai untuk membangkitkan perlawanan terhadap penyakit sosial dunia itu agar tidak lagi diwariskan kepada generasi kita berikutnya.

Figur Pemimpin Milenial

Ardern, seorang Perdana Menteri Selandia Baru yang berusia muda dan seorang perempuan, adalah juga bagian dari generasi milenial. Mungkin generasi milenial awal jika menelisik pada tahun kelahirannya. Dialah contoh kongkrit bagaimana generasi milenial memimpin!

Kepercayaan dirinya yang luar biasa dengan semua pilihan sikap dan tindakannya, mulai dari berani berpolitik di usia muda di negaranya sampai membawa anaknya yang masih harus disusui ke dalam sebuah forum internasional di Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Kebijakan-kebijakannya yang kontroversial di dalam negaranya namun diimbangi dengan sikap-sikap dewasa keibuannya dalam memimpin sebuah bangsa. Keputusan-keputusan cepatnya untuk mengubah kebijakan yang secara nyata telah menghancurkan dinamika dalam struktur sosial bangsanya.

Sepertinya, membuat seorang  Jacinda Ardern, sekali lagi, pantas menjadi figur pemimpin ideal representasi generasi milenial.

Virtuous_Setyaka
Virtuous_Setyaka
Dosen HI FISIP Univ. Andalas.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.