Menunaikan ibadah haji merupakan ritual tahunan yang dilakukan oleh kaum Muslim di seluruh dunia. Ibadah haji merupakan salah satu acara massal yang menimbulkan kekhawatiran dan menjadi suatu masalah yang cukup serius bagi masyarakat lokal hingga internasional pada sektor kesehatan.
Menurut data dari Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Kesehatan (Siskohatkes), dari tahun 2017 hingga 2019 Jemaah haji asal Indonesia mengalami kenaikan dari 205.000 jemaah menjadi 215.000 jemaah, yang menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah jemaah haji terbesar di dunia.
ISPA atau Infeksi Saluran Pernapasan Akut, merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus yang berada di saluran napas. Saluran napas yang bisa terserang infeksi virus dan bakteri yaitu terdiri saluran pernapasan atas maupun bawah. Penularan virus atau bakteri penyebab ISPA dapat terjadi melalui kontak langsung, airborne yang tersebar ke udara. Virus atau bakteri dalam airborne itu akan menyebar di udara lalu masuk ke hidung atau mulut orang lain.
Penyebab ISPA pada jemaah haji terdapat dari faktor lingkungan karena mereka di Mekah dan Madinah berbaur dengan calon jamaah haji dari seluruh dunia yang dapat menyebabkan sumber terjadinya Infeksi (Prihatini, 2004). Kondisi iklim ekstrim merupakan faktor utama untuk transmisi infeksi yang ditularkan melalui udara dan droplet. Kejadian infeksi saluran pernafasan merupakan kasus penyakit yang tinggi selama musim Haji.
Tingginya angka kematian dan angka kesakitan ISPA pada jemaah haji selama berada di Arab Saudi sangat erat kaitannya dengan faktor usia jamaah (usia lanjut) dengan berbagai penyakit kronik yang diidap dan lebih rentan terkena penyakit menular karena imunitas yang menurun dan juga memiliki kondisi fisik yang lemah.
Faktor lainnya yaitu iklim serta cuaca yang sangat jauh berbeda, penatalaksanaan kesehatan sebelum berangkat, pencatatan status kesehatan tidak akurat pada buku kesehatan jamaah, ketepatan dan kecepatan diagnosis pada keadaan emergensi, serta kecepatan dan ketepatan penanggulangan berbagai kasus gawat darurat (Kemenkes, 2016).
Kasus jemaah haji asal Indonesia yang wafat menurut profil kesehatan Indonesia bagian haji tahun 2017 disebabkan oleh penyakit Cardiovascular Disease, Respiratory Diseases, dan Circulatory Diseases.
Ketiga penyakit tersebut adalah tiga penyakit teratas penyebab jemaah haji asal Indonesia meninggal di Arab Saudi pada tahun itu.Kematian jemaah haji Indonesia juga masih tinggi, yaitu berkisar antara 200 dan 330 orang per 100.000 jemaah, dibandingkan dengan beberapa negara lain di seluruh dunia Penyakit ISPA merupakan sumbangan prevalensi terbesar untuk penyakit pernapasan yang diderita oleh jemaah haji Indonesia.
Sebagian besar kasus ISPA merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya,dikenal dengan self-limiting disease tapi perlu diketahui tata cara pengobatan dan pencegahannya. Untuk pengobatan bisa diberikan obat sesuai dengan resep dokter haji yang bertugas, peningkatan asupan nutrisi, dan istirahat yang cukup.
Terdapat beberapa langkah pencegahan yang dapat diambil untuk menghindari risiko ISPA saat menjalankan ibadah haji adalah sebagai berikut:
Pertama, penting untuk selalu menjaga kebersihan dengan rutin mencuci tangan, mengenakan sarung tangan, dan menggunakan masker saat berpartisipasi dalam kegiatan ibadah haji.
Kedua, sebaiknya membiasakan hidup bersih dan menjaga kebersihan diri sendiri serta lingkungan sekitar.
Ketiga, bagi mereka yang mungkin sudah menderita ISPA, sebaiknya membatasi kontak dengan orang lain guna mencegah penyebaran infeksi. Selain itu, penting untuk mengikuti etika batuk yang benar.
Keempat, disarankan untuk menggunakan peralatan pribadi yang hanya digunakan sendiri atau barang-barang sekali pakai.
Kelima, bagi orang dengan risiko tinggi dan daya tahan tubuh yang rendah, pertimbangkan untuk mendapatkan vaksin influenza atau pneumonia sebagai langkah pencegahan.
Keenam, berhenti merokok dan hindari perokok, karena rokok dapat meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan.
Ketujuh, pastikan asupan air putih yang cukup dan makanan bergizi seimbang, serta mempertimbangkan suplemen vitamin D sebagai upaya pencegahan ISPA.
Prevalensi Penyakit infeksi saluran pernapasan pada jemaah haji Indonesia sebanyak 150.523 orang, penyakit influenza sebanyak 53.027 orang dan pneumonia sebanyak 10.572 orang yang ditemukan pada kasus rawat jalan dan rawat inap di kloter, sektor dan Balai Pengobatan Haji (BPHI) di Arab Saudi.
ISPA jemaah membawa potensi penyakit dari negara asal mereka termasuk penyakit menular. Angka kematian dan kesakitan dari ISPA cenderung fluktuatif dari tahun ke tahun namun dapat dinyatakan tinggi. Oleh karena itu diperlukan peningkatan kewaspadaan terhadap penyakit ISPA khususnya untuk para calon jemaah haji.
Daftar Rujukan
Pusat Kesehatan Haji Kementrian Kesehatan RI. Petunjuk Teknis Operasional Siskohatkes Bagi Petugas Kesehatan Haji Di KABUPATEN/KOTA Dan Embarkasi. 2019;
Kementrian Kesehatan RI. Daftar Jemaah Wafat [Internet]. siskohatkes.kemkes.go.id. [cited 2023 Nov 18]. Available from: https://siskohatkes.kemkes.go.id/bphi/wafat
Alzeer AH. Respiratory tract infection during Hajj. 2016;12–5.
Loka Data. Prevalensi ISPA Menurut Provinsi 2018. Berita Garasi. URL: [Internet]. [cited 2023 Sep 13]. https://lokadata.beritagar.id/chart/preview/prevalensi-ispa-menurut-provinsi-2018-1563160346
Rustika, Esny Burase. Characteristics, Knowledge, Attitude and Use of Mask among Indonesia Hajj Pilgrims in Saudi Arabia, 2016. Puslitbang Humaniora dan Manajemen Kesehatan – Balitbangkes – Kemenkes RI, Jalan Indrapura 17 Surabaya; Pusat Kesehatan Haji, Jl. Percetakan Negara No. 23, Kotak Pos 1226 Jakarta 10560. Health Science Research. Tahun 2018; 2(3). doi: http://dx.doi.org/10.22435/hsr.v2Ii3.469
