Film Inside Out pertama menampilkan bagaimana emosi bekerja di dalam kepala kita secara unik. Tidak kalah seru dengan season pertama, dalam Inside Out 2 kita kembali dibawa dalam dunia emosi manusia dengan emosi-emosi baru, yaitu Anxiety, Envy, Ennui, dan Embarrassment sebagai bagian dari tahapan emosional yang lebih kompleks.
Nah pada artikel kali ini kita akan membahas bagaimana Inside Out 2 menggambarkan anxiety secara kreatif dan penuh warna. Seperti yang kita ketahui anxiety merupakan rasa takut yang berlebihan, hal tersebut sesuai dengan pendapat Edelmaan dalam (Fitria et al., 2020) yang menyatakan bahwa anxiety adalah perasaan takut, tegang, atau gelisah dari penyebab yang diketahui maupun tidak diketahui. Untuk lebih jelasnya mari kita telusuri lebih dalam!
1. Penggambaran Anxiety dalam Film
Anxiety digambarkan sebagai sosok yang mudah gelisah, penuh perhitungan, dan selalu memikirkan kemungkinan terburuk. Karakter ini menunjukkan bagaimana emosi dapat mempengaruhi pemikiran seseorang secara positif atau negatif ketika berada di bawah tekanan. Jadi sebenarnya tugas Anxiety adalah melindungi Riley dari bahaya. Namun terkadang Anxiety tidak bisa dikendalikan dan mengganggu Riley dalam mengambil keputusan. Nah gambaran sosok ini sesuai dengan definisi anxiety menurut Edelmaan yang sudah dijelaskan sebelumnya.
2. Gejala Anxiety
Dalam film, ada beberapa adegan yang menampilkan Riley mengalami rasa khawatir dan cemas yang berlebihan, gelisah, sulit mengambil keputusan, sulit berkonsentrasi, gangguan tidur, gangguan nafsu makan, ledakan emosi, bahkan ketergantungan pada rasa aman. Adegan ini adalah gejala anxiety yang berasal dari perilaku dan reaksi emosional Riley saat dia menghadapi tantangan baru, seperti persahabatan, tantangan dalam akademik, dan keputusan tentang masa depannya.
Gambaran tersebut sesuai dengan pendapat Sundari dalam (Fitria et al., 2020) yang menyebutkan gejala anxiety secara fisik diantaranya: tangan terasa dingin,detak jantung meningkat, pusing, gangguan nafsu makan, sulit tidur, dll. Sementara gejala mentalnya seperti perasaan takut akan bahaya, gelisah, sulit fokus, menghindari kenyataan, dll.
3. Pengelolaan Anxiety
Menurut Powel dan Enright dalam (Hayat, 2017) relaksasi adalah salah satu teknik yang bisa digunakan untuk mengatasi rasa cemas. Hal tersebut terbukti dalam film dimana Riley berhasil mengelola anxiety dengan cara relaksasi sederhana seperti bernapas dalam-dalam, berbicara dengan orang yang dia percayai, dan menghadapi rasa takut secara bertahap. Selain itu, Riley juga belajar menerima apa yang akan terjadi dalam hidupnya dan fokus pada hal positif untuk meningkatkan kepercayaan dirinya.
Gambaran bagaiamana Riley memahami dan menghadapi anxiety dalam dirinya memberikan inspirasi bagi kita untuk menerima emosi dan berani mengambil risiko ketika menghadapi sebuah tantangan.
Kisah Riley dalam Inside Out 2 sangat relvan dengan kehidupan remaja pada umunya dan membantu kita memahami bahwa tidak ada emosi yang memiliki peran lebih penting dari emosi lainnya. Film ini juga menekankan bahwa semua emosi, termasuk Anxiety, adalah bagian dari diri kita yang membantu kita tumbuh dan berkembang. Kita harus menerima anxiety sebagai bagian alami dari diri kita, bukan sesuatu yang harus ditakuti atau diabaikan. Film ini mengajarkan kita bahwa memahami dan menerima emosi adalah langkah menuju keseimbangan emosi dan kesehatan mental yang lebih baik.
Referensi:
Fitria, L., , N., , N., & Karneli, Y. (2020). Cognitive Behavior Therapy Counseling Untuk Mengatasi Anxiety Dalam Masa Pandemi Covid-19. AL-IRSYAD, 10(1), 23. https://doi.org/10.30829/al-irsyad.v10i1.7651
Hayat, A. (2017). Kecemasan dan Metode Pengendaliannya. Khazanah: Jurnal Studi Islam Dan Humaniora, 12(1), 52–63. https://doi.org/10.18592/khazanah.v12i1.301