Entrepreneur Learning Center (ELC) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menghadirkan program kerja baru bernama “Kudu Cuan”, sebuah pasar bisnis mini yang digagas oleh Ketua Umum ELC periode 2024–2025, Bhisma Putera Keywa Junior, sebagai bentuk inovasi kewirausahaan di lingkungan kampus. Program ini diselenggarakan oleh Divisi Event Organizer selaku penanggung jawab pelaksana kegiatan. Kudu Cuan berlangsung dari bulan April hingga akhir Mei 2025 dan diadakan dua kali setiap bulan sebagai wadah praktik kewirausahaan bagi mahasiswa UIN Jakarta, khususnya anggota ELC.
Kegiatan “Kudu Cuan” berlangsung secara rutin di area Pasar Pagi Fakultas Kedokteran UIN Jakarta, dan menjadi wadah bagi mahasiswa untuk belajar secara langsung dalam menjual produk serta mengelola bisnis sederhana. Program ini dirancang untuk mengasah keterampilan berwirausaha mahasiswa melalui pengalaman langsung menjual produk kepada konsumen.
Program ini lahir dari semangat ELC untuk mendorong mahasiswa agar tidak hanya memahami teori kewirausahaan, tetapi juga mampu mengimplementasikannya secara nyata. Mahasiswa diajak untuk menjual produk, membangun interaksi langsung dengan pelanggan, dan mengenal dinamika pasar secara praktis.
Program ini lahir dari dorongan untuk membangun budaya kewirausahaan berbasis pengalaman. Bhisma menyampaikan bahwa ide ini muncul sebagai respons terhadap minimnya ruang praktik di lingkungan organisasi. “…ELC selama ini banyak menggelar seminar dan kelas teori yang dampaknya terbatas. Saya ingin ada sesuatu yang bisa langsung dirasakan anggotanya,” ungkapnya.
Produk utama yang dijual dalam kegiatan ini adalah Kripik Pisangan ELC, hasil produksi dari Divisi Business Development. Selain itu, ELC juga membuka peluang bagi pihak lain untuk menitipkan produk agar dijual bersama dalam kegiatan ini.
Kegiatan ini dijalankan sepenuhnya oleh anggota Divisi EO. Namun, anggota ELC dari divisi lain juga diperbolehkan untuk ikut serta membantu jalannya kegiatan, baik dalam persiapan maupun saat pelaksanaan. Kerja sama ini tidak hanya memperkuat kekompakan internal, tetapi juga memberi ruang belajar lebih luas bagi seluruh anggota ELC.
Ika, selaku Koordinator Pelaksana, menuturkan bahwa kegiatan ini membuktikan mahasiswa mampu menjadi pelaku aktif dalam kegiatan bisnis. “Alhamdulillah semua berjalan lancar. Kami belajar menjual tanpa rasa malu, menyusun strategi pemasaran langsung, dan menjaga ritme operasional dengan semangat bersama.”
Antusiasme mahasiswa dan pengunjung terlihat dari ramainya area pasar saat kegiatan berlangsung. Dalam beberapa edisi, puluhan bungkus kripik pisang habis terjual hanya dalam waktu singkat.
Lebih dari sekadar kegiatan bisnis, Kudu Cuan mencerminkan orientasi ELC untuk mencetak mahasiswa berjiwa mandiri, inovatif, dan solutif. Kegiatan ini menjadi simbol bahwa organisasi mahasiswa dapat melahirkan ruang pengembangan diri yang strategis, kolaboratif, dan berdampak langsung terhadap lingkungan sekitar.
Kegiatan ini juga menjadi ruang pengembangan diri bagi mahasiswa untuk berkontribusi secara aktif dalam kegiatan organisasi. Tidak hanya fokus pada keuntungan secara finansial, “Kudu Cuan” juga membawa misi edukatif dan kolaboratif yang mendorong budaya kewirausahaan di lingkungan kampus. Dengan semangat kerjasama dan kreativitas yang tinggi, program ini menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa mampu menjadi gerbang perubahan, sekaligus menciptakan inovasi yang berdampak langsung bagi orang sekitarnya.
