Tidak terasa IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) telah mengarungi perjalanan juangnya sampai pada usia yang ke – 55 Tahun Masehi, suatu perjuangan yang benar – benar panjang. Lebih dari setengah abad IMM memberikan kontribusinya kepada Bangsa.
Pada 14 April 2019, menutup segala rangkaian panjang kegiatan Milad IMM yang dilaksanakan mulai dari 14 Maret 2019 (tanggal kelahiran IMM), DPP IMM menyelenggarakan kegiatan penutup Milad IMM, kegiatan ini merupakan kegian inti yang digunakan untuk menginterpretasikan tema Milad IMM, yakni “Karya Nyata Untuk Bangsa”.
Dalam kegiatan penutup ini, DPP IMM Periode 2018 – 2020 me-launching beragam karya, dari Bidang IMMawati (Buku Pedoman IMMawati), Bidang Maritim dan Agraria (Miniatur Kapal Selam Tanpah Awak), Bidang Lingkungan Hidup (Bank Sampah), Bidan Seni Budaya dan Olahraga (Lagu Ciptaan PC IMM Metro) Dll.
Sekilas, kegiatan tersebut terlihat seperti ajang pamer – pamer karya saja, akan tetapi jika ditelaah dengan baik, kegiatan tersebut merupakan bukti awal dari keseriusan IMM, untuk memberikan karya nyata untuk bangsa Indonesia. Katakanlah, yang di launching itu, sebagai setoran awal, karena di periode ini IMM telah berkomitmen untuk lebih memperbanyak karya nyata.
Jelas, periode DPP IMM 2018 – 2020, yang masih menyisahkan waktu yang cukup panjang, memberikan ruang kepada DPP IMM untuk mengseriusi hal tersebut, dengan cara mendorong seluruh, komponen IMM, baik Dewan Pimpinan Daerah, bahkan sampai di tingkat Komisariat untuk memberikan karya nyata, IMM secara keseluruhan akan membuktikan komitmen kebangsaan tersebut.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang merupakan eksponen Muhammadiyah yang bergerak dalam ruang lingkup kemahasiswaan, dengan trilogi keagamaan, kemahasiswaan, dan kemasyarakatan, sungguh, merupakan suatu hal yang penting untuk memberikan kontribusi “Karya Nyata Untuk Bangsa”, hal tersebut juga bergunah untuk membantah ungkapan, bahwa Mahasiswa hanya bisa melakukan kritik kepada Pemerintah, sebagai pembuktian bahwa Mahasiswa tidak hanya bisa melakukan kritik kepada Pemerintah, maka “Karya Nyata Untuk Bangsa” adalah jawabannya.
“Karya Nyata Untuk Bangsa” ini, sejatinya hanyalah rekonstruksi dari pada gerakan progresif Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Harapan yang besar bahwa dengan adanya karya nyata dari kader – kader IMM, bisa menjawab segala macam problematika yang dihadapi bangsa Indonesia.
IMM sebagai eksponen Muhammadiyah, bukanlah Organisasi yang hanya berdiam diri (stagnasi), kemudian membangga – banggakan torehan Muhammadiyah. Dengan memamerkan kekayaan kontribusi Muhammadiyah kepada bangsa, seperti ribuan amal usaha, seperti universitas, sekolah, rumah sakit, panti asuhan. Dll.
Atau merasa cukup, dengan ratusan kader Alumni IMM yang telah menjadi tokoh bangsa, baik di bidang akademis seperti menjadi Dosen, Guru, Penulis, atau di bidang sosial, menjadi pejabat pemerintahan, anggota parpol, dan sebagainya.
Sepertinya, yang demikian itu bukanlah watak Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. IMM yang memegang teguh slogan Fastabiqhul Qhoirat sangat menjunjung tinggi prinsip pergerakan. IMM sadar bahwa Organisasi Kemahasiswaan yang lain juga senantiasa melakukan pergerakan, sehingga dalam nuansa perlombaan IMM senantiasa mengasah progresifitasnya.
Progresif, maju, bergerak merupakan sebuah kalimat yang harus di wujudkan oleh seluruh komponen IMM, agar IMM tidak tergolong Organisasi Kemahasiswaan yang merugi. Karena bagi IMM merupakan hal yang riskan apa bila IMM mengalami ketertinggalan.
Bagaimana tidak, IMM yang sejatinya mewarisi misi tajdid (pembaharuan) Muhammadiyah, kemudian mengalami stagnasi, sangat jauh dari kultur intelektual IMM. IMM sebagai kompetensi intelektualisme, menuntut kadernya untuk memiliki wawasan, pengetahuan yang luas, gunah menciptakan solusi untuk problematika religiusitas, dan humanitas.
Dalam suatu teori “Karya Nyata Untuk Bangsa” dapat dikatakan bahwa, gerakan IMM “pada mulanya adalah pengetahuan, dari pengetahun menjadi suatu karya (alat yang berguna), dari karya itulah tercipta sebuah solusi konkret untuk bangsa”.
Kiranya dengan adanya teori di atas, dapat mempertegas tujuan IMM yang menjadikan misi “Karya Nyata Untuk Bangsa”, sebagai kompas IMM ke depan.
Ketua Umum DPP IMM, Najih Prastyo dalam beberapa Pidatonya, menegaskan bahwa “kader IMM harus senantiasa memberikan solusi kepada bangsa, sebagai cara kader IMM harus meningkatjan peran, menghadirkan rumusan, untuk jalan keluar problematika bangsa”
Jelas, Najih Prastyo kader IMM yang di berikan amanah mayoritas kader IMM menginginkan terciptanya progresifitas IMM, di periode IMM kepemimpinannya ini.
Secara sederhana, apa yang dikatakan oleh Najih Prastyo dengan kapasitasnya sebagai ketua Umum DPP IMM, baik untuk di renungi, dan di implementasikan oleh seluruh kader IMM.
Tiga kata kunci dalam pesan Najih Prastyo adalah, (1). Memberikan solusi, artinya setiap permasalahan baik secara internal dalam ber-Muhammadiyah, atau eksternal kehidupan, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, kader IMM senantiasa memberikan jalan keluar dari permasalahan, (2).
Meningkatkan Peran, artinya keder IMM tidak hanya menjadi pendorong, atau pelengkap, tapi kader IMM harus berada di depan garis perjuangan, (3). Menghadirkan Rumusan, kader IMM harus memberikan solusi nyata, baik dengan pemikiran, ataupun karya nyata.
Dengan semangat memberikan solusi, penulis sebagai salah satu kader penggerak IMM, berharap kader IMM lainnya untuk terdorong dan mendorong lingkungan sekitarnya untuk senantiasa menghadirkan karya nyata, untuk mendorong progresifitas Bangsa Indonesia.
Kader IMM tidak boleh hanya jadi penikmat karya, menjadi Kader IMM berarti siap memberikan “Karya Nyata Untuk Bangsa”.