“Seorang yang ingin tetap berkuasa dan memperkuat kekuasaanya, haruslah menggunakan tipu muslihat licik dan dusta digabungkan dengan penggunaan kekejaman dan penggunaan kekuatan”
~Nicolllo Machiavelli”
Akhir-akhir ini publik kita di hebohkan dengan sebuah sirkus pertarungan politik menjelang pilpres 201. Kabar datang dari tim pemenangan Pasangan Prabowo-Sandi, Ratna Serumpaet dikabarkan menerima perlakuan kekerasan dan penganiayaan oleh beberapa oknum, sehingga membuat wajahnya lebam.
Sontak publik dibikin kaget dengan kabar itu, ucapan prihatin pun disampaikan oleh Prabowo dalam jumpa persnya, berita kekerasan itupun menyebar di media sosial ditambah peran para politisi dari koalisi oposisi, seperti Fadli Zon, Fahri Hamzah dan Rizal Ramli, perhatian publik pun tentu tertuju pada calon petahana Jokowi-Ma’ruf.
Namun alih-alih menyerang kubu Jokowi, sebagian besar dari mereka malah menanggung malu, bagaimana tidak kasus kekerasan terhadap Ratna ternyata bohong alias hoaks dan tak pernah terjadi hal itu disampaikan dalam Jumpa pers yang dilakukan Ratna dikediaman, Sang aktivis mengakui bahwa dia telah berbohong terhadap tim pemenangan Prabowo-sandi tentang berita kekerasan yang menimpa dirinya.
Lantas bagaimana Respon kubu Jokowi-Ma’ruf?
Tentu ini menjadi Komoditas yang yang menguntungkan kubu Jokowi dan Membuntungkan kubu Prabowo, Farhat Abbas Juru bicara tim kampanye Nqsional Jokowi-Ma’ruf mempolisikan setidaknya 17 politisi, karena telah menyebarkan hoaks ke publik.
Aekalipun Prabowo telah meminta maaf namun bukan tak mungkin hal ini mempengaruhi elektabilitas seorang Prabowo. Pertanyaannya, mengapa Ratna berbohong? Alibi bahwa hal tersebut dilakukan untuk menjawab pertanyaan anaknya, seperti itukah adanya atau kasus ini sebenarnya memang ada muatan politiknya?
Machiavelli dalam bukunya “The Prince” menjelaskan tentang teori kecerdikan politik, machiavelli dalam hal ini ingin memisahkan permasalahan politik dari moralitas, doktrin Machiavelli ingin membenarkan semua sarana politik bahkqn yang tidak bermoral, penipuan, pemaksaan sekalipun untuk mencapai sebuah tujuan politik.
Nasihat politik Machiavelli bahwa untuk mencapai suatu keberhasilan, seorang penguasa harus mengabaikan pertimbangan moral sepenuhnya dan mengandalkan segalanya untuk mencapai kekuatan dan kelicikan, nasihat ini menjadi hal terpenting untuk merebut kekuasaan.
Kebohongan dan Politik adalah dua sisi yang tak terpisahkan, dalam sejarah politik kebohongan bukanlah hal yang baru tentu misalnya kita ingat kembali dari negara Amerika Serikat tetap ada skandal kebohongan, kita tentu ingat kasus “Watergate” peristiwa yang terjadi sekitar tahun 1974 ketika itu presiden AS Richard Nixon dituduh melakukan penyadapan di markas partai demokrat yang terletak di kompleks watergate, Washington.
Nixon yang dari partai Republik secara terang-terangan membantah tuduhan itu, bahkan menuduh balik ada upaya menjatuhkan dirinya, Senat AS pun melakukan penyelidikan dan akhirnya terbukti bahwa gedung putih ada keterlibatan dalam kasus itu, sehingga pada tanggal 30 juli tahun 1974 atas desakan pengadilan tinggi AS, Richard Nixon, menyerahkan rekaman kasus skandal watergate dan mengakui telah melakukan penyadapan dan kebohongan atas pernyataan sebelumnya.
Reputasi bill Clinton yang cemerlang harus redup karena kasus seorang perempuan, Kaaus ini terjadi pada tahun 1995 dimana Bill Clinton menjalin hubungan asmara dengan Monica Lewinsky yang bekerja “Magang” di gedung putih, sama halnya dengan nixon Bill Clinton jiga membantah kasus ini sebelum akhirnya mengakui karena bebagai bukti yang terus menyebar.
Prilaku Kebohongqn adalah suatu keharusan dalam aktivitas politik, tentu semua politisi bukan tak tau bahwa tindakan itu adalah tindakan yang buruk, namun mesti dilakukan untuk mencapai tujuan, bukan tak mungkin bahwa ini adalah praktik politik Machevellian, banyak faktor yang membuat para politisi harus menerapkan praktik ini.
Pertama menyangkut pencitraan yang menjadi suatu keharusan dalam Sistem Politik, dimana citra seorang politisi jauh lebih penting dari kebenaran itu sendiri, hal ini dilakukan agar tetap bisa mempertahankan sebuah kekuasaan. Kedua, ini adalah tentang seni mempengaruhi dalam praktik politik, yang berkaitan dengan Rethoric, setiap argumen yang dilakukan harus mempengaruhi rakyat sebagai objek politik, walau kadang hal itu mengingkari kebenaran faktual dari argumen itu sendiri.
Hoax atau kebohongan memang tak mungkin jika dibenturkan dengan Moralitas, menjadi seorang politisi kebohongan tak akan bisa dipisahkan, karena hal tersebut bagian dari seni dalam politik, tak heran jika Machiavelli menceraikan politik dan moralitas, bagi Machiavelli tipu daya adalah bagian yang harus dilakukan untuk merebut dan mempertahankan kekuasaan.
Di Indonesia dalam kasus Ratna Serumpaet ini khusunya praktik Politik Machiavelli ingin dipertontonkan Di dalam publik kita hari ini, namun nasib seorang Ratna malah tak jauh beda dengan Nixon maupun Bill Clinton, yang pada akhirnya semakin merusak Reputasinya. Tak hanya Ratna yang menjadi imbasnya namun Tim Pemenangan Prabowo sandi nampaknya akan bekerja kembali untuk meningkatkan elektabilitas Prabowo yang sempat turun oleh kasus ini.