Jumat, Mei 3, 2024

Hebert Marcuse, Dominasi Teknologi Masyarakat Modern

Maula Asyhar
Maula Asyhar
Mahasiswa Universitas Sunan Ampel Surabaya

Masyarakat modern tanpa disadari telah didominasi oleh teknologi modern yang menciptakan manusia menjadi pasif berkarya dan tidak kritis terhadap kondisi sosial. Bisa dikatakan saat ini masyarakat sudah tidak lagi hidup dengan teknologi, namun sudah dikontrol oleh teknologi.

Rasionalitas itu dapat dilihat saat manusia bergantung kepada koneksi internet, jika beberapa jam masyarakat tidak menyambung koneksi internet seolah mereka tidak bisa melakukan kegiatan yang membuat mereka hidup, mahasiswa yang tidak bisa mengerjakan tugasnya atau melakukan kegiatan belajarnya, pekerja kantor yang tidak bisa melakukan pekerjaanya yang membutuhkan koneksi internet.

Tulisan ini menggunakan rasionalitas teknologi Hebert Marcuse yang mengarah kepada manusia satu dimensi atau biasa disebut dengan One Dimensional Man.

Konsep manusia satu dimensi dalam pandangan marcuse bermula dari asumsinya tentang masyarakat modern yang telah di dominasi oleh teknologi menjadi masyarakat teknokratis. Menurutnya manusia modern saat ini telah mengalami ketimpangan, Marcuse mulai menganalisa sikap bawah sadar manusia yang akan membentuk manusia dalam satu dimensi.

Sikap Marcuse dalam usaha penggabungan psikoanalisa Sigmund Frued dengan filsafat ekonomi Marx, yang dipicu oleh suatu ketidakpuasan yang terus memuncak terhadap Marxisme bahkan dalam bentuk penjelasan Hegelian dan mendorongnya untuk menelaah sejumlah hambatan psikologi dalam proses menuju perubahan sosial yang berarti. Marcuse menggabungkan Freusime dengan analisa kritis Marxisme. Dengan alasan bahwa perubahan radikal itu mungkin terjadi melalui dekontruksi psikis, terkhusus ketika proletariat tidak bisa diharapkan menjadi agen perubahan (agent of change).

Hebert Marcuse mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh manusia harus mendapatkan afirmasi dari teknologi (Marcuse, 2013). Afirmasi teknologi sebgaimana didapatkan Marcuse, dominasi teknologi secara terus memberi kebebasan atas rasionalitas teknologis, posisi inilah disebut sebagai pasca rasionalitas saat pesatnya perkembangan teknolgi. Pemikiran manusia sudah tidak original lagi karena untuk melakukan sesuatu harus mendapatkan pengakuan dari massa (Jamaluddin, 2020).

Akhirnya mereka menjadi manusia satu dimensi yang memiliki pemikiran yang sudah tidak original karena sudah tepaku oleh teknokratisme. Keadaan ini sesuai dengan realita bahwa bahwa ketika mahasiswa melakukam presentasi di kelas dan mendapatkan pertanyaan, mereka melakukan search di smartphone untuk mencari jawaban yang meyakinkan.

Bagi Marcuse, masyarakat modern adalah masyarakat yang tidak sehat karena masyarakat tersebut berdimensi satu, yakni segala kegiatan diarahkan pada satu tujuan saja, yaitu keberlangsungan dan peningkatan sistem yang telah ada, tidak lain adalah sistem kapitalisme yang ditopang oleh sistem teknologi dan informasi (Sudarminta, 2000:123).

Marcuse melihat bahwa peradaban manusia dibentuk dalam sebuah struktur penindasan eksistensi sosial manusia dan eksistensi psikisnya. Marcuse menganalisa problematika manusia modern dengan berpangkal pada kenyataan psikis manusia dalam membentuk peradaban represif yang semakin rasional pada zaman sekarang ini. Kenyataan ini tidak lepas bahwa manusia modern merupakan masyarakat yang tidak sehat yang secara sadar ikut serta dalam upaya melanggengkan sistem penindasan.

Pada dasarnya, perubahan-perubahan aparatus insting manusia dipengaruhi oleh perubahan-perubahan aparatus mental dalam pergerakan peradaban, sehingga dorongan-dorongan kebinatangan secara tidak langsung berubah menjadi insting manusia karena pengaruh realitas eksternal yang mempengaruhinya.

Realitas yang membentuk insting merupakan realitas dunia sosio historis yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan insting tersebut. Peradaban dimulai ketika tujuan primer insting dalam upaya memenuhi kebutuhanya dibelokkan secara efektif sehinggan eksistensi psikis manusia dikekang dalam sebuah peradaban yang represif.

Relasi antara kebutuhan insting manusia dengan realitasi sosio historis ditampilkan dalam dua kecenderungan mental manusia, yaitu dorongan libido dan thanatos dengan prinsip realitas (ego). Kedua konsep ini berkaitan dengan perbedaan antara proses sadar dan proses tidak sadar yang ditandai dengan dua proses dan prinsip mental yang berbeda.

Perbedaan kedua dimensi tersebut diperlihatkan dalam sifat genetik historis yang membangunya, dan dalam perbedaan strukturalnya. Perbedaan struktur ini terlihat dalam struktur prinsip kesenangan yang merupakan strutur alam tidak sadar, sedangkan prinsip realitas dipengaruhi oleh dorongan dari luar.

Hebert Marcuse menjabarkan bahwa prinsip kesenangan merupakan sebuah proses mental yang lebih tua dan primer. Prinsip kesenangan di lihat sebagai satu-satunya proses mental yang tersisa sebelum transformasi dari struktur prinsip kesenangan menjadi prinsip realitas. Transformasi mental antara prinsip kesenangan yang mulai masuk dalam struktur prinsip realitas merupakan sebuah proses memenuhi kebutuhan akan ide kesenangan dan berupaya menghindari tindakan-tindakan yang dapat menghasilkan ketidaksenangan dalam kemunduran aktivitas mental tersebut.

Prinsip kesenangan yang tidak terkendali akan mengalami konflik dengan lingkungan alamiah dan lingkungan manusia karena tidak terpenuhinya kebutuhan kebutuhan pemenuhan ide kesenangan oleh prinsip realitas. Pengalaman traumatis, akibat individu yang sadar tentang kemustahilan pemenuhan hasrat penuh serta tanpa rasa sakit dalam realitas pun muncul. Kemudian prinsip realitas mengambil alih peran mental sebagai satu-satunya prinsip yang mampu mengendalikan manusia.

Marcuse melihat bahwa prinsip realitas tidak hanya mendorong perubahan dalam bentuk dan penetapan waktu kesenangan tetapi juga dalam substansi kesenangan itu sendiri.

Dalam pemikiran Hebert Marcuse peradaban modern merupakan sebuah peradaban yang tidak sehat dan peradaban modern dengan kemajuan teknologi yang dimilikinya telah menjalankan sebuah bentuk kontrol-kontrol baru terhadap eksistensi manusia. Manusia dalam peradaban modern telah dihilangkan dan dirubah menjadi instrumen-instrumen kerja yang represif, sebagai upaya mempertahankan sistem peradaban insutri modern.

Marcuse melihat bahwa dengan bersatunya teknologi, sistem pasar, dan negara telah melahirkan sebuah pengendalian-pengendalian baru terhadap eksistensi manusia.yang rasional. Marcuse berhasil membedah struktur penindasan manusia dalam berbagai kritik dan kelemahan dalam penjabaran pemikiran-pemikiranya. Sehingga bentuk-bentuk penindasan yang semakin dibenarkan pada zaman sekarang mendapatkan pembenaranya.

Maula Asyhar
Maula Asyhar
Mahasiswa Universitas Sunan Ampel Surabaya
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.