If you can read this, thank a teacher
-Harry S. Truman
Awal Mula Peringatan Hari Guru Nasional
Pemerintah Republik Indonesia menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 78 Tahun 1994. Keppres tersebut menetapkan berdirinya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sekaligus sebagai Hari Guru Nasional yang diperingati setiap tahunnya.
Berikut kutipan Keppres Nomor 78 Tahun 1994
“Bahwa tanggal 25 November selama ini telah diperingati sebagai hari ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia dan sebagai upaya untuk mewujudkan penghormatan kepada guru, dipandang perlu menetapkan tanggal 25 November tersebut sebagai Hari Guru Nasional.”
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar. Tanggal 25 November menjadi hari yang spesial bagi para guru di Indonesia. Guru sebagai pelita dalam kegelapan. Kata-kata tersebut diambil dari penggalan lirik Hymne Guru. Penggalan lirik tersebut menggambarkan peran seorang guru yang selalu mengarahkan, memberi ilmu, serta membimbing kita ke arah yang benar. Bayangkan jika tidak ada seorang guru di dunia ini, bagaimana nasib kita di dunia ini?
Peran Seorang Guru
Tahun 1945, Setelah bom nuklir menghantam Hiroshima dan Nagasaki, Kaisar Hirohito selaku Kaisar negara Jepang bertanya, “Berapa jumlah guru yang tersisa?” Kaisar bergegas memerintahkan para prajurit agar menyelamatkan guru-guru yang tersisa. Peristwa ini menggambarkan pentingnya kehadiran sosok guru, ia menjadi tonggak bangkitnya sebuah negara.
Pepatah juga berkata bahwa guru adalah orang tua kedua kita setelah ayah dan ibu di rumah. Seorang guru mempunyai peran yang sangat besar dan terlibat langsung dalam proses mencetak generasi penerus bangsa. Guru di sekolah membimbing kita setiap harinya. Tidak hanya persoalan teori dan intelektual, tetapi guru juga berperan dalam membentuk akhlaq dan kemampuan peserta didiknya.
Dari zaman dahulu hingga di zaman globalisasi ini, peran guru masih relevan dan masih dibutuhkan. Profesi ini seakan-akan tidak pernah lekang oleh waktu. Bahkan, keberadaan guru masih sulit dijumpai dan tentunya masih banyak dibutuhkan di desa-desa terpencil di Indonesia. Betapa mulianya seorang guru, mereka pun rela dibayar murah, mereka rela melakukan yang terbaik di tengah banyaknya keterbatasan, mereka siap dengan berbagai konsekuensi yang akan dihadapi. Semua itu dilakukan demi untuk mencetak generasi penerus Indonesia yang berkualitas.
Tantangan Menjadi Seorang Guru di Masa Kini
Karakter peserta didik masa kini tentunya sudah berbeda dari zaman sebelumnya, ini menjadi tantangan bagi para guru. Ditambah kita harus beradaptasi dengan masa new normal transisi dari era Covid-19. Untuk mencetak generasi yang unggul, tentunya metode yang dipakai harus adaptif dan disesuaikan dengan perkembangan zaman now. Strategi para guru untuk menghadapi zaman ini adalah perlunya peningkatan kualitas dan daya saing guru. Dengan cara apa? Yaitu, guru harus melek teknologi.
Untuk dapat memudahkan pembelajaran di zaman now ini, guru setidaknya perlu mengetahui dan dapat menggunakannya dengan bijak dalam pengoperasian Google Classroom, Zoom, Google Meet, Google Drive, dan perangkat lunak penunjang pembelajaran lainnya. Sekolah juga ikut berperan dalam peningkatan kualitas guru dengan mengadakan pelatihan, pembinaan, dan reformasi rekruitmen guru. Karakter peserta didik yang beragam juga menuntut guru untuk cerdas dalam menghadapi mereka.
Guru tidak bisa hanya mengajarkan soal ilmu pengetahuan semata, sebagai seorang pendidik mereka juga harus memahami mengetahui masing-masing karakter para peserta didiknya. Berbagai karakteristik peserta didik mulai dari yang menggemaskan hingga menyebalkan, hal tersebut menjadi tantangan sekaligus keistimewaan bagi guru. Guru juga berperan untuk mengembangkan soft-skill peserta didik dalam komunikasi, kerjasama tim, manajemen waktu, dan hal lainnya.
Guru Bukanlah Profesi Rendahan
Dilansir dari DataIndonesia.id, di tahun 2022 ini Indonesia memiliki 3,31 Juta guru. Jumlah guru terbanyak mengajar di Sekolah Dasar (SD). Sementara itu, data dari Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti) menyebutkan bahwa pada Oktober tahun 2022 ini terdapat 1,37 juta mahasiswa yang mengambil jurusan Pendidikan. Jurusan Pendidikan menjadi jurusan yang paling banyak diminati di Indonesia di tahun 2022.
Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang mudah. Guru merupakan pekerjaan yang mulia, ia menyinari dunia lewat ilmu-ilmu yang diajarkannya. Seringkali banyak orang yang tidak menghargai guru, bahkan banyak berita tidak sedap beredar tentang kekerasan terhadap guru, sungguh miris sekali. Meskipun begitu, guru tidak pernah menyerah dalam membimbing peserta didiknya. Maka dari itu, tolong hargailah setiap perjuangan gurumu.
Hymne Guru
Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa
Pembangun insan cendikia
Selamat hari guru 25 November 2022, terima kasih guruku!