Sabtu, April 27, 2024

Gerakan Perubahan Berbasis Teknologi

Nofria Atma Rizki
Nofria Atma Rizki
Koordinator Nasional INDONESIA ELECTION WATCH , Wakil Sekretaris Jendral PB HMI 2018-2020.

Perubahan saat ini begitu cepat kita rasakan. Ibaratkan untuk berada di tempat yang sama saja kita harus berlari. Apalagi untuk maju kedepannya, kita harus berlari berkali-kali lebih cepat. Begitulah cepatnya arus perubahan saat ini. Maka benar adanya “tidak ada yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri”.

Saat ini dunia memasuki era baru yang disebut dengan Era Revolusi Industri 4.0. Istilah Industri 4.0 lahir dari ide revolusi industri ke empat. European Parliamentary Research Service dalam Davies (2015) menyampaikan bahwa revolusi industri terjadi empat kali.

Revolusi industri pertama terjadi di Inggris pada tahun 1784 di mana penemuan mesin uap dan mekanisasi mulai menggantikan pekerjaan manusia. Revolusi yang kedua terjadi pada akhir abad ke-19 di mana mesin-mesin produksi yang ditenagai oleh listrik digunakan untuk kegiatan produksi secara masal.

Penggunaan teknologi komputer untuk otomasi manufaktur mulai tahun 1970 menjadi tanda revolusi industri ketiga. Saat ini, perkembangan yang pesat dari teknologi sensor, interkoneksi, dan analisis data memunculkan gagasan untuk mengintegrasikan seluruh teknologi tersebut ke dalam berbagai bidang industri. Gagasan inilah yang diprediksi akan menjadi revolusi industri yang ke empat, yakninya Revolusi Industri 4.0. (Drath dan Horch, 2014).

Implementasi industri generasi keempat ini tentunya harus diikuti dengan keseriusan pemerintah dalam pembentukan ekosistem digital yang sehat dan berkelanjutan, agar efektif dan dapat menggerakkan seluruh sektor, terutama sektor ekonomi.

Revolusi Industri 4.0 sebenarnya juga sudah mulai berjalan di Indonesia. Terbukti dengan hadirnya beberapa startup baru seperti Traveloka, Go-Jek, Grab dan lain-lain yang telah memudahkan masyarakat, karena bisa memesan transportasi ataupun berbelanja hanya dalam satu genggaman smartphone.

Dan juga kalau kita lihat masyarakat Indonesia sebenarnya sudah mulai terbiasa menggunakan teknologi, hanya saja belum banyak yang memanfaatkannya secara optimal. Terlebih dalam hal produktivitas yang dapat mengembangkan ekonomi digital di Indonesia. Untuk itu, agar bisa memanfaatkan peluang tersebut secara maksimal kita perlu memperhatikan karakteristik dan bentuk-bentuk perkembangan teknologi saat ini.

Revolusi Industri 4.0 bisa jadi sebuah ancaman. Tetapi, revolusi industri ini juga bisa jadi peluang besar bagi Indonesia jika jeli dan siap memanfaatkannya. Begitu juga dengan bonus demografi selama rentang waktu 2020- 2035, yang puncaknya pada tahun 2030.

Pada saat itu jumlah kelompok usia produktif (umur 15-64 tahun) lebih banyak daripada kelompok usia tidak produktif (anak-anak usia 14 tahun ke bawah dan orang tua berusia 65 ke atas). Oleh karena yang paling siap dan memang harus dipersiapkan menghadapi Revolusi Industri 4.0 tersebut adalah anak muda.

Pemuda sebagai Harapan

Pemuda harus bersiap menghadapi gelombang revolusi 4.0 ini dengan kreatifitas dan produktifitas. Kreatifitas dan produktifitas adalah prasarat mutlak yang harus di penuhi agar tidak tertinggal dan ditelan zaman.

Seperti yang telah kita uraikan di atas, pemuda ialah kelompok yang di anggap mampu beradaptasi menghadapi gelombang Revolusi Industri 4.0. Komunitas, organisasi mahasiswa dan pemuda harus mulai memasuki sektor digital. Baik dalam hal aktivitas organisasi, gerakan sosial maupun dalam hal produktivitas.

Karena saat ini, digitalisasi dan modernisasi organisasi mahasiswa dan kepemudaan sudah menjadi keharusan dalam menjalankan peran dan fungsinya. Kalau tidak, akan tertinggal dan secara perlahan akan hilang ditelan zaman. Itulah yang tengah dimaksimalkan oleh Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Periode 2018-2020 dibawah kepemimpinan Respiratori Saddam Al Jihad saat ini.

Melalui Program HMI Go Digital. Salah satunya dengan membuat HMI TV yang lahir atas semangat juang HMI dan independensi media. Akan diaktualisasikan dengan menyampaikan informasi dan konten yang educatif, dan juga sebagai media pengontrol kebijakan-kebijakan pemerintah.

Selain itu organisasi-organisasi mahasiswa dan kepemudaan juga harus terus berbenah, dengan cara mengupgrade diri dan para anggota ataupun kadernya agar mampu beradaptasi dan membanca tanda-tanda perubahan zaman.

Sehingga pemuda yang tidak asing lagi dengan kata Revolusi mampu beradaptasi dengan Era Revolusi 4.0. Dibuktikan dengan banyaknya bermunculan pemuda-pemuda visioner yang memahami perkembangan zaman dan bermunculannya startup-startup baru di kalangan pemuda yang selalu kaya ide dan kreatifitas, serta terus melakukan gerakan-gerakan sosial. Dan hebatnya, semua itu terkoneksi satu sama lain serta bahu membahu dalam membangun bangsa melalui Gerakan Perubahan berbasis Teknologi.

Nofria Atma Rizki
Nofria Atma Rizki
Koordinator Nasional INDONESIA ELECTION WATCH , Wakil Sekretaris Jendral PB HMI 2018-2020.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.