Sebanyak 30 negara bagian amerika serikat diguncang protes setelagseorang warga kulit hitam keturunan afrika-amerika bernama George Floyd meninggal secara tragis di kaki seorang polisi yang ditekuk.
Para demonstran mengatakan itu adalah kekerasan berbasi diskriminasi rasial. Diskriminasi, rasisme dan kekerasan terhadap warga kulit berwarna, khususnya warga kulit hitam di AS, seumur dengan sejarah negara ini selalu menjadi salah satu hal yang dibenci oleh masyarakat Amerika bahkan sudah melekat dalam masyarakat berkulit putih yang dimana kata “diskriminasi” tidak hilang dan perbudakan punjuga tidak hilang.
Kepala hak asasi manusia PBB Michhelle Bachelet bersikeras bahwa tuntutan tersebut meletus di AS bahkan dia menyerukan suara-suara yang diakhirinya tindakan kekerasan polisi terhadap wartawan dan demonstran perlu didengar dan harus mengakhiri rasisme sistematik yang dapat merusak masyarakat AS Warga kulit hitam bersusah payah dan melakukannya agar hak-haknya dan memerangi rasis tersebut akan tercapai.
Namun masih belum ada hasil dan kami (warga kulit hitam) masih menjadi korban diskriminasi dan rasialisme. Gejolak rasime di Amerika dengan negara sistem demokrasi tertua di dunia dan yang menganggap dirinya sebagai pemimpin dunia membuat banyak pihak melihat Amerika sebagai yang munafik.
Terkait pembunuhan George Floyd pelaku tersebut dituntun atas pembunuhan Floyd akan tetapi pada saat ini pelaku tersebut didengar akan dapat uang pensiunannya dan tidak dipenjara dan disisi lain kabarnya masyarakat melihat pelaku (Chauvin) berbelanja kebutuhan pokok layaknya tidak memiliki kesalahan, seolah-olah tidak terjadi apa-apa, banyak masyarakat geram atas kelakuan terhadap pelaku tersebut. Orang berkulit hitam sangat mudah dikriminalisasi.
Bahkan orang kulit hitam yang baik saja merasa tidak tenang ketika keluar rumah tanpa ditanyai oleh polisi. Kebrutalan polisi tersebut terhadap orang kulit hitam sangat tinggi intensitasnya. Sebagian besar banyak penduduk kulit hitam jauh lebih mudah masuk penjara dibandingkan kulit putih. Penyebabnya? karena adanya rasisme sistematik yang sudah ada di dalam sistem masyarakat dan kenegaraan Amerika
Warga kulit putih memandang mereka yang berkulit hitam dalam sejarah AS menjadi ciri utama masyarakat AS bahwa warga kulit hitam selalu menjadi sasaran perbudakan, pelecehan, pembunuhan dan kekerasan tanpa batas sepanjang tiga abad sejarah Amerika. Terkait kondisi warga kulit hitam dari sisi ekonomi dan sosial semakin memburuk bahkan kekerasan di Amerika meningkat dalam tahun terakhir.
Dapat kita lihat data pendapatan rata-rata warga berkulit hitam dan putih. Kebanyakan warga kulit putih memiliki pendapatan yang sangat tinggi dari pada warga kulit hitam. (Black people) 41 Ribu Dollar Amerika dan (White people) 71 Ribu Dollar Amerika bahkan lebih banyak warga kulit hitam yang pengangguran sekitar 16.7% dibandingkan warga kulit putih. Dapat dilihat kebijakan yang dibuat Trump membuat masyarakat kulit hitamtetap miskin dan mati secara perlahan.
Dari laporan Boston Review menegaskan bahwa masih banyak kecenderungan rasisme di masyarakat AS. Lebih dari dua juta warag amerika keturunan afrika mengalami pembatasan dalam pemilu dan disisi lain juga dibatasi dalam pekerjaan atas perlakuan diskriminatif kulit hitam yang membuat hal tersebut dalam tenaga kerja menjadi hal yang biasa.
Perserikatan Bangsa-bangsa pada tanggal (4/06/2020) mengecam rasisme struktural di AS dan menyuarakan atas serangan terhadap wartawan yang meliput aksi protes kematian George Floyd tersebut. PBB mengatakan apa yang terjadi adalah serangan tak terduga terhadap jurnalis bahkan menurutnya tindakan tersebut mengejutkan bahwa kebebasan berekspresi dan media adalah prinsip dasar AS karena seharusnya wartawan harus melakukan pekerjaan mereka yang bebas dari serangan atau penindasan.
Kemudian dalam beberapa kasus tersebut ada yang ditangkap saat siaran. Sekitar 13 persen dari penduduk Amerika serikat adalah warga kulit hitam yang dimana hak-hak mendasar mereka tidak terpenuhi bahkan warga kulit hitam menahan diri mereka yang sering diperlakukan tidak adil terhadap kehidupan mereka.
Meski ada peringatan dan kecaman dari PBB, Trump justru akan menggunakan kekerasan untuk menumpas demonstran dan dia menolak peran presidensial tradisional dalam kerusuhan tersebut. Trump akan melakukan segala cara untuk menumpaskan demonstrasi bahka dengan pasukan militer pun. Sayangnya Dewan perwakilan PBB tidak mengambil langkah terhadap pelanggaran HAM di Amerika, karena lembaga ini hanya cukup mengecam dan memprotes kekerasan yang terjadi dari pelanggaran HAM yang dilakukan tersebut.
References
Amandar, I. (n.d.). Sejarah Rasisme Di Amerika. Retrieved from BOBOBOX:
https://www.bobobox.co.id/blog/sejarah-rasisme-di-amerika/
ichsan, s. (2020, june 19). Antara Rasisme di Amerika dan Kasus Rasisme di Indonesia. Retrieved from
Republika: https://republika.co.id/berita/qc5kcj483/antara-rasisme-di-amerika-dan-kasus-
rasisme-di-indonesia
ParsToday. (2020, june 04). Rasisme Struktural di Amerika dan Kecaman PBB. Retrieved from ParsToday:
https://parstoday.com/id/news/world-i81996-
rasisme_struktural_di_amerika_dan_kecaman_pbb
Sari, A. C. (2020, June 29). Kredibilitas Amerika di panggung dunia meredup akibat kisruh rasisme.
Namun, aktivisme warga Amerika melawan rasisme menjadi inspirasi. Retrieved from The
Conversation: https://theconversation.com/kredibilitas-amerika-di-panggung-dunia-meredup-
akibat-kisruh-rasisme-namun-aktivisme-warga-amerika-melawan-rasisme-menjadi-inspirasi-
141603
Tempo.co. (2020, june 15). 54 negara afrika desak dewan ham pbb bahas kasus george floyd. Retrieved
from Tempo.co: https://dunia.tempo.co/read/1353436/54-negara-afrika-desak-dewan-ham-
pbb-bahas-kasus-george-floyd/full&view=ok