Rabu, Desember 17, 2025

Generasi Muda Menjaga Keutuhan Bangsa di Era Perubahan Cepat

Melati Zekina Centares Sudjarwo
Melati Zekina Centares Sudjarwo
Mahasiswa dari Fakultas Ekonomi & Bisnis di Universitas Negeri.
- Advertisement -

Dibandingkan dengan generasi sebelumnya, generasi muda mengalami perubahan dengan jauh lebih cepat. Informasi mengalir tanpa henti, media sosial menjadi ruang percakapan sekaligus arena perdebatan, dan batas antara fakta serta opini kian kabur. Dalam suasana serba cepat ini, rasa kebersamaan sebagai bangsa sering terasa goyah. Kita menyaksikan bagaimana perbedaan pandangan dapat dengan mudah berubah menjadi pertentangan yang tidak produktif, terutama ketika percakapan tidak lagi dilandasi semangat musyawarah dan saling menghargai.

Di sinilah peran anak muda menjadi sangat penting. Mereka adalah kelompok yang paling akrab dengan teknologi, sehingga kemampuan mereka memengaruhi percakapan publik sangat besar. Kepekaan dalam membaca situasi sosial, kecerdasan dalam menilai informasi, serta kemampuan menahan diri dari reaksi impulsif dapat menjadi penentu apakah ruang digital menjadi tempat yang memperkuat atau justru meretakkan persatuan NKRI.

Namun menjaga keutuhan bangsa tidak hanya bertumpu pada kecermatan menganalisis informasi. Ada nilai lain yang harus dirawat, yaitu kemauan untuk memahami pengalaman orang lain. Ketika seseorang terbiasa mendengar sebelum menilai, tumbuhlah jembatan empati yang sejalan dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika, menjadikan perbedaan bukan ancaman. Dialog yang sehat, penghargaan terhadap latar belakang yang beragam, serta keberanian menerima kritik merupakan bentuk-bentuk sederhana praktik kebangsaan yang relevan di masa kini.

Perwujudan rasa kebangsaan juga membutuhkan tindakan nyata. Kegiatan yang melibatkan berbagai kalangan, kerja sama antarkomunitas, serta proyek sosial yang berfokus pada kepentingan publik menunjukkan bahwa persatuan bukan sekadar konsep abstrak. Kreativitas anak muda—melalui karya digital, gerakan literasi, maupun kegiatan sosial—dapat menjadi energi besar yang mengikat masyarakat dalam semangat gotong royong sebagaimana diamanatkan Pancasila.

Meski begitu, mempertahankan persatuan tidak selalu mudah. Ada kalanya seseorang harus berdiri tegas menolak ujaran yang merendahkan kelompok lain atau meluruskan kabar yang berpotensi memicu kesalahpahaman. Sikap berani seperti ini sering kali tidak terlihat, namun justru menjadi fondasi yang menjaga kehidupan berbangsa tetap stabil, sesuai dengan prinsip-prinsip luhur UUD 1945.

Ke depan, Indonesia membutuhkan ruang-ruang perjumpaan yang dapat menumbuhkan rasa saling percaya. Jika masyarakat mampu menjadikan percakapan—baik di lingkungan sekitar maupun dunia maya—sebagai tempat untuk membangun, bukan meruntuhkan, maka potensi bangsa dapat berkembang jauh lebih kuat. Generasi muda memiliki peluang besar memimpin perubahan tersebut melalui teladan, kreativitas, dan pemikiran kritis. Semua upaya ini harus berakar kuat pada nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi fundamental.

Menjaga kebangsaan adalah usaha bersama. Selama ada kesediaan untuk bekerja sama dan saling mendukung, persatuan bangsa akan tetap terjaga meski dunia terus berubah.

Melati Zekina Centares Sudjarwo
Melati Zekina Centares Sudjarwo
Mahasiswa dari Fakultas Ekonomi & Bisnis di Universitas Negeri.
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.