Indonesia mulai memanas kembali, isu kembali dilempar dan dikobarkan bak bara api yang saling saring serang kini pasangan paslon kembali di hadapkan dari data dan fakta yang terjadi di debat pertama dan debat kedua dapat di ambil kesimpulan kedua belah kandidat ini mampu belajar banyak dari kesalahan.
Seperti halnya Jokowi yang mampu keluar dari Zona bertahannya walaupun blunder di debat kedua dengan salah data yang sebenarnya bukan murni kesalahan namun karena kepleset lidah saja salah menyebutkan data yang berbeda, seperti apa yang pernah di jelaskan Tsamara di Asumsi pada waktu itu jika Jokowi sebenarnya mampu menguasai debat dengan baik walaupun terjadi beberapa kesleo lidah.
Begitu juga dengan Prabowo yang terlihat agak melunak di debat ke dua jika di debat pertama pak prabowo terlihat seperti tergesa-gesa dalam menjawab di debat kedua beliau mampu menjawab dengan santai dan pelan walaupun ada yang di sayangkan ketika beliau malah setuju dengan pernyataan Jokowi dan tidak menjawab atau berdebat dengan Jokowi.
Menurut Faldo, Prabowo di akuinya cerdas karena menunggu momen-momen yang tepat menjawab Jokowi perihal beberapa pertanyaan yang di lontarkan di debat kedua, tapi anehnya ada satu pertanyaan Jokowi mengenai Unicorn yang di jawab agak belibet oleh Prabowo dan akhirnya menjadi salah satu trending topic twitter karena beliau menjawab “Unicorn? yang online-online itu?”
Niat baik prabowo untuk memfasilitasi unicorn Indonesia namun terkesan agak membatasi diri ketika beliau menjawab bahwa Unicorn itu dapat mengancam pendapatan negara apabila uangnya keluar ke luar negeri dan lain sebagainya.
Sebenarnya perihal tersebut tak sampai harus diperdebatkan lebih jauh lagi, namun yang harus bisa di koreksi ialah bagaimana seorang Jokowi yang bertanya apakah Pak Prabowo memiliki ratusan hektar tanah di Aceh dan Kalimantan yang pada akhir debat di nyatakan sendiri oleh Prabowo bahwa memang benar beliau memiliki itu dan daripada jatuh ke tangan asing lebih baik di kuasai olehnya karena beliau nasionalisme dan seorang patriot sejati.
Tidak ada masalah panjang bagi Prabowo ataupun Jokowi namun masalah justru datang dari kedua kubu pendukung baik dari TKN dan BPN atau Cebong dan Kampret yang malah memanasi suasana politik Indonesia menjadi semakin tak terkendali, kadang kita bahkan merasakan sudah tak betah saat menyelami dunia maya baik Twitter, Instagram atau Facebook karena berbagai postingan menyulut amarah dan komentar pedas berserakan, 01 lah 02 lah lebih buruknya lagi setiap WA Grup pasti ada pertengkaran saat mulai mendebatkan paslon ini dan paslon itu, yang hasilnya pun menjadi debat kusir dan tak ada hasil baiknya.
Pendukung fanatis ini yang sangat berbahaya karena bagai cambuk tersendiri bagi kubu mereka, swing voters akan memilih golput apabila memang dirasa perlu jika tidak ada yang dapat memuaskan mereka, baik Jokowi atau Prabowo harusnya bisa menenangnkan pendukung fanatik mereka agar mulai berdamai untuk sebentar saja menyongsong pagelaran akbar politik bangsa di April bulan depan ini.