Pada 4 April 2021, Panglima Militer Yordania, Mayjen Yousef Huneiti menyatakan bahwa pihaknya telah meminta secara resmi Pangeran Hamzah untuk menghentikan semua kegiatan atau gerakan dalam menargetkan keamanan dan stabilitas Yordania.
Mayjen Huneiti juga menegaskan tidak ada seorangpun berada di atas hukum serta keamanan dan stabilitas Yordania diutamakan daripada pertimbangan apapun. Meskipun demikian pihak keamanan hingga saat ini belum melakukan penangkapan terhadap Pangeran Hamzeh.
Menurut sumber yang dapat dipercaya bahwa pihak keamanan telah menangkap lebih dari 20 orang pejabat dan tokoh yang dikenal sangat dekat dengan Pangeran Hamzeh, termasuk seorang kerabat keluarga kerajaan dan mantan kepercayaan Raja Abdullah II, Sharif Hassan bin Zaid, mantan Kepala Kantor Kerajaan (Royal Court) periode 2007-2008, Bassem Ibrahim Awadallah, dan seluruh penjaga keamanan dilingkaran keluarga Pangeran Hamzeh.
Sementara itu, Pangeran Hamzah menyampaikan pernyataan dalam sebuah video berdurasi pendek bahwa dirinya ditempatkan dalam kondisi isolasi, terputus dari komunikasi, dan diperintahkan pihak militer agar tidak meninggalkan rumah. Hal ini mengindikasikan dia dalam situasi tahanan rumah.
Di sisi lain, Ketua Majelis Tinggi (Senat) Yordania yang juga mantan Perdana Menteri Yordania, Faisal Al-Fayez, mengutuk para pelaku yang berupaya menggulingkan Raja Abdullah II dengan memanfaatkan kesulitan ekonomi. Ditegaskannya pula bahwa Raja dan Kedaulatan Yordania adalah “garis merah”, serta menakankan seluruh Anggota Senat berada di belakang Raja Abdullah II sebagai keturunan yang sah dari tahta Hashemite dan sebagai sosok Raja yang terus menjaga keamanan dan stabilitas nasional.
Dukungan terhadap Raja Abdullah II terus berdatangan dari sejumlah negara dan organisasi internasional, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Arab Saudi, Bahrain, Qatar, Kuwait, Mesir, Liga Arab, dan Persatuan Negara Teluk (GCC). mereka menyampaikan solidaritas penuh atas semua keputusan dan tindakan yang diambil oleh Raja Abdullah II untuk menjaga keamanan dan stabilitas Yordania, berharap Yordania melanjutkan keamanan dan stabilitas di bawah kepemimpinan Raja Abdullah II dan Putra Mahkota Hussein.
Hingga saat ini, pernyataan resmi belum disampaikan baik oleh Kantor Kerajaan Yordania maupun Pemerintah terkait motif isolasi rumah Pangeran Hamzah dan penangkapan sejumlah orang dekatnya. Meskipun demikian pemerintah Yordania tengah melakukan penyelidikan intensif dan hasilnya akan diungkapkan dengan cara yang transparan dan jelas dengan prosedur yang telah diambil sesuai dengan hukum dan dilakukan setelah penyelidikan menyeluruh.
Pangeran Hamzah terindikasi menjadi pemeran inti dalam upaya melakukan kudeta terhadap Raja Abdullah II. Hal ini diperkuat dengan pernyataan yang ditayangkan dalam video berdurasi pendek pasca isolasi oleh keamanan Yordania terhadap dirinya bahwa dirinya bukanlah orang yang bertanggung jawab atas kegagalan dalam pemerintahan, atas korupsi dan ketidakmampuan yang telah lazim dalam struktur pemerintahan kita selama 15 hingga 20 tahun terakhir, dan semakin memburuk setiap tahun.
Pernyataan tersebut menggambarkan Pangeran Hamzah tengah berupaya meraih simpati dari warga dan dukungan internasional dengan isu kesulitan ekonomi dan korupsi di Yordania, meskipun tidak menyebutkan nama Raja Abdullah II. Sejumlah sumber mengutarakan bahwa dalam aksi demonstrasi akhir-akhir ini juga kerap dimotori oleh lingkaran Pangeran Hamzah.
Pangeran Hamzah merupakan anak sulung dari istri keempat Raja Hussein. Ia terpilih menjadi putra mahkota Yordania pada 1999, kemudian Raja Abdullah II mencabut gelar saudara tirinya Hamzah sebagai putra mahkota pada tahun 2004. Putra mahkota saat ini adalah putra tertua Raja Abdullah II, Hussein bin Abdullah. Meskipun selama dibebastugaskan dari posisi penting kerajaan, Pangeran Hamzah tidak pernah menunjukkan persaingan terbuka selama bertahun-tahun dengan Raja Abdullah II. Namun Pangeran Hamzah kerap kali melakukan pertemuan dengan para tokoh dan ketua suku di Yordania hingga peristiwa isolasi dan penangkapan berlangsung saat ini.
Penangkapan dan penyelidikan akan terus meluas meskipun pihak keamanan Yordania telah mengisolasi Pangeran Hamzah dan menghentikan aktivitas yang menargetkan keamanan dan stabilitas Yordania. Selain itu, akan berlangsung prombakan struktural di tubuh keluarga kerajaan dan instansi keamanan untuk mencegah upaya kudeta baik secara pengaruh intelektual maupun fisik.