Sabtu, Desember 14, 2024

Filsafat sebagai Teknik Menanggulangi Maraknya Berita Hoaks

Muhammad Hidayatur Ramadhan
Muhammad Hidayatur Ramadhan
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya prodi Aqidah dan Filsafat Islam fakultas Ushuluddin dan Filsafat
- Advertisement -

Dikutip dari laman detik.com,peredaran hoax atau berita bohong di masyarakat terus terjadi. Hingga akhir 2023, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) total telah membasmi 12.547 konten hoax di internet.Data tersebut terhitung sejak Agustus 2018 sampai akhir tahun 2023. Seadngkan, sepanjang tahun lalu, Kominfo mengatasi 1.615 konten hoax yang beredar di website dan platform digital.”Jumlah isu hoax yang ditangani Tim AIS Ditjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo pada Tahun 2023 lebih banyak dibandingkan tahun 2022 yang ditemukenali sebanyak 1.528 isu hoax,” ujar Kominfo dalam siaran persnya.

Kominfo memberikan sebuah pernyataan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, berita hoaks semakin meningkat setiap tahunnya. Website jadi salah satu tempat beredarnya berita hoaks yang paling banyak dijumpai. Menurut data yang didapat oleh kominfo, terdapat 1.615 konten hoaks yang ditemukan Kominfo pada tahun 2023 dan 12.547 konten yang telah dibasmi, terhitung sejak 2018 hingga 2023. Hal ini menyebabkan kebingungan Masyarakat dalam membedakan fakta dan hoaks yang beredar di dunia digital

Penulisan ini ditujukan supaya Masyarakat tidak langsung mempercayai berita yang beredar di media sehingga berita hoaks dapat ditanggulangi mulai dari individu. Filsafat sebagai salah satu cara untuk menanggulangi berita hoaks yang beredar dalam Masyarakat. Hal ini dikarenakan dalam filsafat terdapat cara berpikir yang menuntut kita untuk tidak langsung mempercayai sesuatu sebelum ditemukan sebuah bukti. Tak hanya dituntut untuk tidak langsung mempercayai berita yang ada, namun filsafat menuntut seseorang berpikir kritis dangan mengalisa dan mengevaluasi informasi secara rasional dan sistematis.

Mengapa harus filsafat?

Sebagian orang menganggap filsafat merupakan ilmu yang sesat dan menjadikan orang ateis. Hal ini tidak sesuai tidak selaras dengan filsafat yang sebenarnya. Filsafat merupakan sebuah disiplin ilmu yang membahas suatu objek secara mendalam. Hal ini guna menelisik kebenaran dari sesuatu secara komprehensif. Tak hanya membahas sesuatu sampai ke akarnya, filsafat juga memandang suatu objek dari berbagai pandangan sehingga pengetahuan yang didapat tidak hanya terpaku dalam satu pandangan.

Hal ini selaras dengan pengertian filsafat yang disampaikan oleh Nicolaus Driyarkara SJ bahwa filsafat adalah pikiran radikal dengan mengesampingkan pendirian dan pendapat yang belum tervalidasi sekaligus mencoba menampilkan sebuah pandangan mendalam terhadap sesuatu yang ditinjau dari segi berbagai pandangan dan sikap praktis. Dari pernyataan yang telah diungkapkan oleh Nicolaus Driyarkara SJ, filsafat dapat menjadi suatu cara mananggulangi berita hoaks dengan mencari sesuatu secara mendalam dan tak hanya memandang suatu informasi dari satu sudut pandang.

Dua Unsur Kunci

Dalam filsafat, terdapat dua unsur yang sangat berguna dalam mengatasi maraknya berita hoaks, yaitu skeptis dan dan selalu berpikir kritis. Skeptis sendiri memliki sebuah pengertian ragu-ragu atau kurang percaya. Namun, makna yang diambil adalah bahwa seorang harus cermat dalam menerima suatu informasi atau berita yang beredar dan langsung percaya dengan berita yang beredar di media massa. Selain skeptis, berpikir kritis juga merupakan unsur dalam filsafat yang sangat berguna untuk menanggulangi berita hoaks. Berpikir kritis merupakan kemampuan seseorang untuk manganalisa suatu informasi yang diterima secara rasional dan sistematis.

Dalam buku “Pengantar filsafat” karya Nuraini Suyomukti, berpikir kritis adalah sebuah skill yang memungkinkan seseorang untuk menginvestigasi atau mengevaluasi sebuah masalah, berita dan informasi atau sebuah teknik untuk melakukan sebuah penilaian terhadap sesuatu. hal ini memiliki suatu yang sangat besar ketika individu dapat mengasah dan menggunakan kemampuan ini. Dampak yang akan terlihat adalah masyarakat akan semakin kritis terhadap berita yang ada dan akan selalu mempertanyakan kebenaran berita tersebut sehingga akan mengurangi penerimaan berita atau informasi tanpa validasi.

Langkah-langkah menanggulangi berita hoaks

Sebelumnya telah dibahas hal-hal yang dapat menanggulangi berita hoaks. Namun, bagaimana langkah-langkah yang harus dijalankan untuk menanggualngi berita hoaks?

Pertama, ketika menerima suatu informasi atau suatu berita, kita harus bersikap skeptis terhadap berita yang kita dapat tersebut. Meskipun berita itu disampaikan oleh orang yang kita percaya setidaknya kita harus memiliki hal tersebut agar kita tidak mudah dibodohi oleh seseorang.

Kedua, setelah bersikap skeptis, kita harus menganalisa suatu informasi dengan kritis untuk memastikan informasi yang sampai kepada kita adalah sebuah informasi yang benar atau salah. Hal ini melatih kita untuk jeli dan cermat dalam menerima suatu informasi menggunakan akal sehat yang sistematis.

- Advertisement -

Ketiga, mencari tahu lebih kebenaran suatu informasi dangan menelisik dari sumber-sumber yang terpercaya. Hal tersebut menjadikan kita tidak salah paham terhadap informasi yang disampaikan kepada kita sekaligus sebagai sarana menambah wawasan kita terhadap informasi yang kita terima.

Dalam menanggulangi berita hoaks, filsafat merupakan salah satu cara yang sangat ampuh untuk permasalahan tersebut. Hal ini dikarenakan dalam filsafat menuntut untuk memahami sesuatu secara mengakar, skeptis atau tidak mudah percaya dan berpikir kritis terhadap suatu informasi. bersikap skeptis terhadap suatu informasi, menganalisa informasi secara kritis dan memahami sesuatu sampai ke akarnya merupakan cara yang efektif untuk menyeleksi informasi yang kita terima.

Maka dari itu, sebaiknya kita selektif dalam menerima informasi yang ada, terutama di dunia digital. Hal ini karena dalam dunia digital kita dapat membagikan atau menyampaikan sesuatu yang kebenarannya masih belum pasti. Informasi tersebut mungkin hanyalah sebuah pendapat dari oknum tidak bertanggung jawab yang menyebarkan berita tersebut untuk kepentingan individu atau kelompok.

Muhammad Hidayatur Ramadhan
Muhammad Hidayatur Ramadhan
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya prodi Aqidah dan Filsafat Islam fakultas Ushuluddin dan Filsafat
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.