Kamis, April 25, 2024

Era Sepak Bola Indonesia Baru Dimulai

Fabio Syadino
Fabio Syadino
Mahasiswa ilmu hukum Universitas Andalas Padang

Indonesia harus tersingkir pada gelaran piala AFF U-19 di babak semifinal. Timnas U-19 Indonesia harus mengakui keunggulan Timnas Malaysia pada sampai babak adu penalti. Pertandingan tersebut berakhir dengan score 1-1 selama 90 menit dan dilanjutkan dengan adu penalti.

Kick off babak pertama baru dimulai Indonesia langsung mengambil alih pertandingan dan mendapatkan penalti setelah Saddil Ramdhani dijatuhkan di kotak penalti. Egy Maulana yang bertindak sebagai algojo berhasil menjalankan tugasnya dengan baik. Selepas goal tersebut Malaysia berhasil menekan Indonesia dengan mengandalkan postur pemainnya yang lebih tinggi.

Dua kali empat puluh lima menit permainan jika dilihat dari statistik pertandingan Indonesia menguasai jalannya pertandingan dengan ball posession 68%, sedangkan timnas Malaysia hanya 32%. Untuk passing accurancy Timnas Indonesia mencapai 82% unggul atas Malaysia yang hanya 67%. Tetapi , jika dilihat dari total attempts Indonesia berhasil mencapai 15 tembakan dan 5 on target ke gawang. Terlihat kelemahan timnas Indonesia masih di penyelesaian akhir.

Kelebihan timnas Indonesia sejak era awal tahun 2000 an adalah di sektor sayap. Pemain yang memiliki kecepatan dan penetrasi selalu hadir dari tahun ke tahun, mulai dari zaman elie eboi sampai, andik vermansyah, dan febri hariyadi. Sejak lima tahun ke belakang pola permainan lini tengah semakin berkembang dengan menerapkan banyak passing dan berani memegang bola.

Pola permainan ini mulai menghadirkan nama nama baru di sepakbola Indonesia, sebut saja seperti Evan Dimas, Hargianto, Zulviandi, sampai ke pemain U-19 Luthfi dan Abimanyu. Jika kita lihat dan perhatikan konsep permainan passing yang berporos pada lini tengah mirip dengan pengembangan pola permainan Timnas Jerman.

Di mana serangan bermula dari lini belakang ke lini tengah, sehingga lini ke dua bisa dimaksimalkan melalui sayap kanan dan sayap kiri. Untuk menghadang gaya permainan ini biasanya lawan menggunakan konsep counter attack dan memanfaatkan kesalahan-kesalahan lawan.

Jika dilihat permainan Jerman setelah juara piala dunia 2014, Jerman kehilangan penyerang dengan tipe goal getter, apalagi setelah pensiunnya Miroslav Klose. Pemain yang banyak bermunculan pada pola ini adalah pemain seperti Thommas Muller yang bergerak memunculkan peluang. Begitu juga dengan Indonesia tidak adanya goal getter hanya membuat banyak peluang tapi minim untuk memasukan.

Tapi konsep ini bagus untuk sepakbola asia tenggara dimana sebuah pemain sudah berani memegang bola dan passing yang tepat. Kita tinggal menunggu bibit-bibit pemain dari pola ini sekitar lima sampai sepuluh tahun kemudian. Pola permainan ini lebih mirip dengan pola permainan tiki taka tetapi pola permainan ini merupakan pola permainan dengan konsep dan filosofi sendiri.

Berbeda dengan pola atau konsep permainan dengan negara-negara lainnya seperti Kick dan Rush milik Inggris, Total Football milik Belanda, Catenacio milik Italia, Tango milik argentina, dan tiki taka milik spanyol.

Fabio Syadino
Fabio Syadino
Mahasiswa ilmu hukum Universitas Andalas Padang
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.