Selasa, April 30, 2024

Diet Plant-Based, Seminggu Sekali untuk Bumi

Mohammad Titan Darmawan
Mohammad Titan Darmawan
Mahasiswa S1 Ilmu Lingkungan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Temen-temen pasti pernah dong dengar istilah diet ‘Vegan’ atau ‘Vegetarian’? Banyak orang beranggapan kalau ‘Vegan’ dan ‘Vegetarian’ memiliki artian yang sama, tapi tau nggak sih kalau kedua istilah tersebut punya arti yang berbeda? Kira-kira apa ya perbedaan keduanya? Dan kenapa banyak orang menerapkan diet ini dalam kehidupan mereka? Yuk kita bahas dan kupas sedikit tentang kedua diet ini dan bagaimana diet ini bisa membantu dalam upaya memperlambat proses kenaikan suhu bumi!

Dilansir dari Healthline, vegetarian itu merupakan seorang yang tidak memakan daging hewan seperti unggas, ikan, daging sapi, dan lain-lainnya. Sementara vegan yaitu seorang vegetarian yang tidak memakan produk susu, telur, dan berbagai produk hewani lainnya. Jadi, perbedaan dari vegetarian dan vegan itu adalah vegan memiliki diet yang ‘lebih ketat’ jika dibandingkan dengan vegetarian. Meskipun berbeda, kedua diet ini termasuk kedalam kategori diet yang sama yaitu diet ‘Plant-based’. Diet plant-based merupakan diet dimana pelakunya lebih bergantung kepada produk nabati untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya dibandingkan dengan produk hewani.

Wah-wah padahal kan daging-daging dan produk hewani lainnya rasanya enak-enak ya? Sudah gitu bergizi lagi. Daging dan telur tinggi protein, susu kadar kalsiumnnya tinggi, madu manfaat kesehatannya banyak, terus kenapa banyak orang malah memilih diet yang menghindari hal-hal tersebut?

Banyak orang beranggapan kalau peminat diet plant-based nggak suka sama rasa produk hewani. Walaupun pemikiran itu dirasa masuk akal, tetapi banyak peminat diet plant-based yang sebenarnya malah tergoda setiap ngumpul makan-makan sama temannya yang nggak diet. Banyak juga peminat diet plant-based yang ‘gagal’ dietnya karena saking kangennya sama rasa yang pernah ada (maksudnya rasa produk hewani ya…) seperti burger misalnya, mereka akhirnya mengonsumsi burger tersebut.

Pasti mereka diet plant-based untuk menjaga kesehatan kan seperti untuk jaga kolestrol? Jawaban tersebut masuk akal, tapi cuma hampir benar . Fun-fact, banyak makanan diet plant-based yang malah kurang sehat lho kalau dipikir-pikir, sayur lodeh misalnya. Sayur lodeh selain bisa dibuat 100% vegan, tapi kalau dikasih santan juga bisa mengandung kolesterol. Belum lagi untuk generasi micin yang ngerasa apa aja tuh rasanya kurang gurih kalo nggak dijejelin micin.

Terus kenapa dong? Banyak alasan kenapa orang-orang mulai meminati diet diet plant-based. Selain selera dan kesehatan, ada juga alasan etika, budaya, agama, geografi, ekonomi, dan yang nggak kalah penting faktor lingkungan.

Etika, budaya, dan agama. Manusia cenderung memiliki pandangan spesiesisme atau merasa bahwa hewan A, B, C pantas untuk dimakan dan hewan D, E, F merupakan hewan yang tidak pantas dimakan. Contohnya banyak orang berpikir bahwa tidak ada yang salah dengan membudidayakan sapi di kendang yang sempit, kumuh, dan berdesakkan sementara orang yang mengurung kucing di kondisi yang sama akan dikecam dan dianggap tidak berperi-kemanusiaan. Peminat diet plant-based merasa bahwa semua hewan berhak mendapat kondisi kehidupan yang layak dan dibudidayakan dengan memperhatikan kebahagiaan hewan tersebut.

Geografi dan ekonomi. Kondisi geografi beberapa wilayah kurang cocok untuk membudidayakan hewan ternak tertentu sehingga untuk memenuhi angka permintaan, diadakan kegiatan membeli dari luar wilayah tersebut. Kegiatan transportasi produk hewani tersebut tentunya membutuhkan biaya yang dapat meningkatkan harga produk tersebut. Oleh sebab itu, beberapa orang kurang mampu untuk membeli produk-produk itu.

Nah sekarang kita bahas lingkungan. Dilansir dari Farm Forward, kegiatan agrikultur memerlukan jumlah air dan lahan yang secara signifikan lebih sedikit dibandingkan dengan kegiatan ternak. Kegiatan agrikultur juga tidak menyumbang gas emisi rumah kaca sebesar kegiatan peternakan.

Bingung nggak nih? Kalau dianalogikan tuh begini: Dalam upaya memperoleh daging sapi untuk memenuhi kebutuhan protein dan zat besi manusia, sapi pasti butuh tempat tinggal, makan, dan minum dari kecil sampai siap disembelih kan? Pasti butuh banyak air dan makanan. Terus makanannya dapat dari mana? Kita butuh produksi jerami yang butuh lahan lagi dan air lagi. Belum lagi yang namanya makhluk hidup pasti buang gas kan? Bayangkan dari sekian banyaknya sapi di bumi ini, semuanya butuh lahan, air, energi, dan mengeluarkan gas emisi rumah kaca.

Sekarang kita bandingkan dengan produksi kedelai untuk protein dan bayam untuk zat besi. Keduanya sama-sama butuh air, lahan, dan energi, tetapi dalam jumlah yang lebih sedikit sebelum siap dikonsumsi dan dalam waktu produksi yang lebih singkat. Sehingga Emisi karbon yang dihasilkan lebih sedikit juga dibandingkan dengan kegiatan ternak sapi.

Nah di era perubahan iklim yang semakin parah ini, diet plant based bisa menjadi langkah mudah untuk membantu memperlambat laju pemanasan bumi. Tapi apakah kita harus diet 100% plant-based? Tenang, diet plant-based nggak harus bener-bener sempurna. Dengan mengurangi konsumsi produk hewani saja kita sudah membantu menjaga bumi lho.

Seminggu sekali saja sudah cukup karena bumi tidak butuh sejuta orang untuk diet plant-based secara sempurna, tetapi bumi butuh semua orang untuk diet plant-based secara tidak sempurna. Seminggu sekali mungkin kedengarannya sedikit banget ya? Tapi kalau yang melakukan delapan milyar penduduk di bumi, maka kebayang nggak emisi karbon dan gas rumah kaca lainnya yang dihasilkan berkurang sedrastis apa?

Mohammad Titan Darmawan
Mohammad Titan Darmawan
Mahasiswa S1 Ilmu Lingkungan Universitas Sebelas Maret Surakarta
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.