Ketika Sang Penyemangat datang kepadaku untuk memberikan tausiyah yang membarakan kalbu, Jiwaku begitu menggebu-gebu. Setiap kudengar tausiyah suci itu rangkai katanya merona dikalbu dan alur ritmiknya memerah telingaku.
Jiwaku menggebu haru bertalu. Setiap derap pergerakan dihentakkan menyentak rasa lengang sanubari menggetar senyap keterlenaanku. Dan aku mulai berdialog dan memohon dengan sang penyemangat “Wahai geloraku, jangan tenggelamkan rasa cintaku pada perjuangan ini hanya karena tak bertemu sang guru,yang selalu mengetuk pintu hatimu”.
Kemudian sang penyemangat membalas perkataanku dengan lantunan suci, “Sematkan dalam ingatanmu, pandangan optimis penuh harapan, Seperti menatap indahnya langit biru yang penuh cahaya, sangat menghangatkan hati”. Agar kusambut langkah perjuangan itu bersama kalam dan sabda yang tlah terpatri.
Kemudian sang penyemangat menyerukan dengan menggebu “Buktikan rasa peduli, simbol pemberani agar sinarnya terangi persada ini. Jadilah bunga yang harum di persada ini, menebar wangi, pesona alami. Bangkit dan melangkahlah dengan pasti, peradaban di negeri ini harus tegak berdiri.
Ketika itu aku memiliki banyak cobaan yang diberikan tuhan berupa banyak sekali permasalahan yang ada di negeri ini. Aku pun telah lama mencari suatu jawaban atas permasalahan ini.
Dimana sang penyemangat pun memberikan nasihat terhadap masalah yang ada, “Setiap orang pasti punya masalah dalam hidupnya.Tapi yakinlah bahwa tuhan tidak akan memberikan cobaan di atas kemampuan hambanya.
Mungkin masalah itu sudah Allah tentukan, untuk belajar tegar dalam menghadapi hidup.” Kemudian aku masih berkeluh kesah atas banyaknya cobaan yang diberikan Allah yang membuat jiwaku tidak mampu mengatasi banyaknya cobaan itu.
Tetapi sang penyemangat pun tetap tersenyum kepadaku dan memberiku suatu jawaban yang bijak, “Janganlah mengeluh dengan masalah yang dihadapi, karna mengeluh itu hanya akan membuat hambanya semakin terpuruk.
Belajarlah mencari solusinya dan tentukan mana yg baik untuk umat dan mana yg tidak baik untuk Umat, dan belajarlah memecahkan masalah dengan kalbu yg penuh ketenangan. karena apabila kalbu dalam batin yang tenang maka pikiran pun jernih, dan apabila pikiran jernih maka tutur kata pun akan baik dan sopan. Tuk itu jangan larilah dari masalah dan cari solusinya, pecahkan masalahnya dengan penuh kebijakan, itu akan menjadikan hidup lebih baik”. Akupun bergetar atas jawaban itu.
Dengan keyakinan penuh untuk mencari solusi yang bijak untuk negeriku agar berbagai cobaan menjadi sesuatu pembelajaran baru buatku. Sang Penyamangat pun berbisik kepadaku “Jangan pernah takut jika hari ini air mata yang ada, karena mungkin semua ini sebagian dari cara tuhan untuk membentuk pribadi hambanya, untuk jadi pribadi yang kuat di saat semua cobaan dan kesedihan itu datang menghampiri hambanya”.
Hidup itu misteri, terkadang apa yang diinginkan terkadang tidak sesuai dengan harapan dihari ini manusia bisa tertawa lepas, dengan sekejap tuhan bisa memberikan kita air mata. Dari bisikan sang penyemangat kepadaku aku mendapatkan Pembelajaran bahwa dari berbagai cobaan maka hadapi semua nya, buang semua rasa takut kita terhadap dunia dan buang semua nya jauh-jauh. Rasa takut hanya akan membuat jiwa semakin terjatuh.
Pesan dari sang penyemangat untuk jiwa-jiwa yang ingin membangun negeri di bumi persada ini bagaimana kita harus gantungkan semua impian, yakin kan kalbu, Mari wujudkan semua impian. Dan buktikan kepada dunia jiwa lah pemenang nya, bukan dunia yang akan pecundangi diri tetapi diri yang kan pecundangi dunia.
Ikhlaskan air mata yang mengalir hari ini, dan yakinlah air mata yang keluar di hari ini esok akan menjadi permata. Akan menjadi sesuatu yang indah seperti pelangi yang muncul setelah turun hujan, dan mentari yang terbit setalah malam meninggalkan ceritanya.