Senin, Oktober 14, 2024

Delegitimasi KPU, Jurus Pamungkas yang Tak Ampuh

Raylis Sumitra
Raylis Sumitra
Presedium PENA 98 (Perhimpunan Nasional Aktivitis 98) Jawa Timur Mantan Jurnalis pengemar kopi

Layak muncul pertanyaan tersebut, karena selama proses kampanye berjalan tidak ada sesuatu yang signifikan. Soal DPT (Daftar Pemilih Tetap) pun, telah diklarifikasi. Jumlah warga negara asing (WNA) yang terdaftar di DPT. Jumlahnya juga signifikan.

Lalu, apa yang sebenarnya diinginkan kubu pasangan 02. Sampai Amien Rais mengeluarkan ultimatum akan mengepung kantor KPU. Karena KPU dianggap tidak netral.

Yang tidak netral dan berpihak yang mana? Ini juga jadi pertanyaan. Protes tersebut akan jadi lumrah dan wajar. Apabila pelaksaan coblosan sudah berlangsung. Sehingga banyak ditemukan pelanggaran di lapangan. Lalu, pihak 02 memprotes ketidak netralan tersebut.

Lah, yang terjadi kubu 02 protes saat proses kampanye berjalan. Kendati panas, namun semua berjalan dengan aturan KPU.

Mengutip pernyataan aktivis 98 Adian Napitulu saat dialog di sebuah televisi swasta. Dialog menyikapi pernyataan Wakil Sekretaris Partai Demokrat Andi Arief tentang pencoblosan kertas suara 7 konteiner di Tanjung Priok. Yang itu semua ternyata Hoaks.

Menyikapi hal tersebut, Adian mengatakan, bahwa pihak 02 mengiring opini bahwa pemilu capres tidak demokratis. KPU tidak netral. Artinya, kemenangan Jokowi tidaklah sah.

Menurut politisi PDI Perjuangan tersebut, pihak oposisi menciptakan kesan bahwa KPU tidak netral. Karena, mereka sudah tahu kalau Prabowo-Sandi bakal kalah.

Jurus Terakhir Pasangan 02

Kasus 7 konteiner adalah kotak pandora menuju kontruksi narasi pemilu ini tidak sah. Terjadi banyak kecurangan yang dilakukan KPU untuk memenangkan petahana. Namun pada ahkirnya terbukti Hoax.

Upaya lain yang dilakukan. Dengan mendatangi kantor KPU. Pimpinan Demo Amien Rais terlihat sangat tendensius mengeluarkan ancaman. Agar KPU tidak main-main dalam Pilpres mendatang.

Diskursus yang dibuat kubu 02. Sangatlah tidak logis dan rasional. Malah kelihatan nampak kepaninakan mereka menghadapi kenyataan kekalahaan saat coblosan 17 April mendatang.

Waktu mendekati 30 hari pencoblosan. Sangatlah sulit mengejar ketinggalan. Selilisih 20 % dalam survey, sangat mustahil dikejar. Apalagi tidak ada satu momen yang tepat mengangkat elektabilitas pasangan 02.

Memang survey bukan menjadi takaran mutlak kemenangan. Namun menjadi asumsi dasar potensi kandidat. Apakah masih mampu memenangkan atau sudah harus menerima kekalahan. Di sanalah, konsultan memberikan masukan kepada kandidat.

Tim Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi sebenarnya telah mengetahui hal tersebut.  Sehingga kalaupun mengunakan strategi linear kampanye tidak akan berhasil.  Maka upaya lain yang digunakan. Keluar dari rumus-rumus akademis kampanye.

Caranya, meninggalkan sentimen kemarahaan kepada publik. Bahwa pemilu 2014 berlangsung tidak netral. Sehingga Prabowo-Sandi kalah.

Pertanyaannya, ampuhkan narasi tersebut mengiring opini masyarakat? Melihat perjalanan kampanye hingga saat ini.  Apa yang dilakukan Amien Rais tidaklah mempan.  Menginggat kubu 01 juga tidak tinggal diam terhadap gorengan ini.  Gorengan Amin Rais hanya menciptakan kegaduhan.

Efek balik serangan kepada KPU ini telah dibaca juga dikubu Partai Amanat Nasional.  Wakil Ketua Umum DPP PAN,  Bara Hasibuan, mengatakan bahwa aksi yang dilakukan Amien Rais sangat berbahaya bagi proses demokrasi di Indonesia.

Sikap berbeda Bara Hasibuan dengan pendiri PAN ini.  Sebenarnya, mengkhawatirkan efek yang akan ditimbulkan terhadap PAN.  Akan menimbulkan antipati warga kepada PAN di pileg nanti. Bara Hasibuan lebih berpikir realistis tentang kondisi Pilpres nanti.  Sehingga perlu menyelamatkan PAN dari batas ambang partai

Raylis Sumitra
Raylis Sumitra
Presedium PENA 98 (Perhimpunan Nasional Aktivitis 98) Jawa Timur Mantan Jurnalis pengemar kopi
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.