Menelusuri Jejak Sejarah di Balik Dinding Tua
Saat melangkah di area Kota Lama Surabaya, ada satu bangunan yang langsung menarik perhatian setiap orang yang lewat. Bangunannya menjulang tinggi, tangguh, dengan desain Eropa klasik yang memiliki jendela besar dan kubah anggun. Di situlah Museum De Javasche Bank berada, sebuah saksi bisu perjalanan panjang ekonomi Indonesia sejak era penjajahan Belanda.
Dahulu, gedung ini lebih dari sekadar tempat menyimpan uang. sekarang, tempat yang menjadi simbol kekuasaan kolonial itu telah dimodifikasi menjadi ruang pendidikan yang memberikan wawasan bagi generasi muda mengenai sejarah ekonomi negara.
Apa Jejak yang ditinggalkan di Tanah Nusantara ini?
De Javasche Bank (DJB), didirikan pada tahun 1828 oleh Pemerintah Kolonial Belanda. DJB berfungsi sebagai bank sirkulasi yang memiliki wewenang untuk mencetak dan mengedarkan mata uang (Gulden) Hindia Belanda. Bank ini juga memainkan peranan yang signifikan dalam mengatur sistem keuangan kolonial dan berfungsi sebagai penghubung ekonomi antara Belanda dan Nusantara. Setelah Indonesia merdeka, seluruh aset serta tanggung jawab De Javasche Bank diambil alih oleh pemerintah dan diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia. Perubahan ini menandai berakhirnya dominasi kolonial di sektor keuangan dan sekaligus menjadi awal dari sistem moneter yang lebih otonom.
Salah satu aspek yang membuat Museum De Javasche Bank begitu menarik adalah desain bangunannya. Ciri khas neoklasik yang mencolok dapat dilihat dari kolom-kolom besar, dinding yang terbuat dari marmer, dan jendela-jendela tinggi yang dihiasi kaca patri berwarna. Di bagian ruang bawah tanah, masih tersimpan ruang brankas yang luas dengan pintu besi yang tebal, yang dulunya digunakan untuk menyimpan emas serta alat pencetak uang itu sendiri. Seluruh rincian arsitektur ini tidak hanya menggambarkan kemewahan zaman dahulu, tetapi juga merefleksikan simbol kekuatan ekonomi pada masa kolonial. Saat ini, arti tersebut telah berubah dari simbol kontrol menjadi simbol edukasi dan kebanggaan sejarah bangsa, terutama di Timur pulau Jawa.
Relevansi De Javasche Bank di Era Modern
Di tengah kemajuan digital dan ekonomi, beberapa orang mungkin menganggap museum sebagai sesuatu yang kuno. Namun, De Javasche Bank sejatinya memiliki makna yang signifikan bagi generasi sekarang. Tempat ini berfungsi sebagai sarana untuk belajar langsung mengenai mekanisme sistem ekonomi, peran uang pada masa lalu dalam konteks kekuasaan, serta perjuangan Indonesia dalam mendapatkan kemandirian finansialnya. Lebih dari itu, manajemen museum juga mulai menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi. Sekarang sudah tersedia lewat media sosial dengan mempromosikan media interaktif yang membuat pembelajaran sejarah menjadi lebih menarik. Dengan cara ini, generasi muda dapat memahami perjalanan sejarah ekonomi tanpa merasa jenuh.
De Javasche Bank bukan hanya sekadar struktur bersejarah dari zaman lampau. Ia merupakan sebuah warisan yang hidup yang mengingatkan kita bahwa ekonomi lebih dari sekadar angka, melainkan terkait dengan perjuangan dan jati diri suatu bangsa. Dari representasi masa kolonial, kini ia telah bertransformasi menjadi tempat pembelajaran dan kebanggaan nasional.
Sebagai seorang yang masih belajar, mengunjungi museum seperti De Javasche Bank dapat memperluas pemahaman mengenai bagaimana sejarah membentuk sistem perekonomian yang sedang kita hadapi sekarang. Namun dibalik itu semua, tempat seperti De Javasche Bank mempunyai kontribusi signifikan dalam membangun rasa cinta terhadap negara, khususnya untuk kalangan pelajar. Mereka pastinya tidak hanya diwajibkan berprestasi secara akademis, tetapi juga harus menyadari sejarah yang menjadi dasar bangsa mereka. Karena pada akhirnya, sejarah tidak untuk dilupakan, tetapi untuk dipelajari agar kita dapat melangkah dengan lebih bijak menuju masa depan.
