Jumat, Maret 29, 2024

Benzema, Penyerang yang Biasa-biasa Saja

M S Fitriansyah
M S Fitriansyah
Mahasiswa Universitas Terbuka Yogyakarta

Karim Benzema didatangkan Real Madrid dari Olympique Lyon dengan mahar 35 juta Euro. Ia menjadi salah satu pemain yang masuk dalam proyek ambisius bernama Los Galacticos jilid 2.

Tentu, proyek tersebut di bawah prakarsa Florentino Perez yang telah kembali (lagi) menduduki kursi presiden Real Madrid. Bersama pemain anyar lainnya seperti Cristiano, Kaka, Albiol, Arbeloa, Granero dan Xabi Alonso, Benzema mengisi skuat mewah El Real.

Menjadi salah satu pemain Madrid tuntutannya begitu berat. Setiap detik di lapangan adalah pertaruhan nama sang pemain. Apalagi posisi Benzema sangat krusial sebagai seorang penyerang.

Julio Baptista, mantan pemain Madrid itu mengatakan bahwa selalu ada tekanan besar di timnya kala itu. “Kalian harus membunuh singa setiap harinya untuk bertahan di sana,” ungkapnya.

Madrid memang dikenal sebagai klub yang memiliki riwayat penyerang-penyerang handal. Nama-nama seperti Alfredo di Stefano hingga Raul Gonzales pernah membawa tim Ibukota Spanyol ini meraih juara berkat torehan golnya.

Namun, tak jarang pula nama-nama penyerang tenar tak mampu bersinar meski tampil memukau bersama klub sebelumnya. Nicolas Anelka salah satunya. Ia tak mampu memenuhi ekspektasi setelah gagal mencetak gol di lima bulan pertamanya di Madrid. Ia bahkan berseteru dengan pelatih Madrid saat itu, Vicente del Bosque. Nama Anelka bersanding dengan Antonio Cassano, Javier Saviola, hingga Edwin Congo yang dianggap sebagai penyerang buruk yang pernah dimiliki Madrid.

Jadi, lumrah saja ekspektasi begitu tinggi dibebankan pada setiap pemain baru seperti Benzema saat itu. Ia diharapkan mampu menjadi tandem Higuain di lini serang dan menjadi mesin gol bagi  Madrid.

Pada musim perdananya berkostum El Real, dalam 27 penampilan di La Liga Benzema berhasil mengoleksi 8 gol dan 5 asis. Namun, perolehan gol Benzema tersebut masih terpaut jauh dari Higuain dengan 27 gol dan 8 asis. Dengan Cristiano? Jangan tanyakan!

Musim berikutnya Benzema masih menjadi pilihan utama. Meski pelatih silih berganti begitu cepat. Dan penyerang anyar coba didatangkan Madrid. Beberapa nama seperti Adebayor, Chicharito, hingga Morata bahkan coba menggeser peran Benzema. Namun, peruntungan masih berada di pihak Benzema. Ia tetap menjadi pilihan dan bertahan ketika saingannya harus terlempar.

Di musim kemarin seperti horor bagi Benzema. Dalam 32 penampilan di La Liga penyerang asal Perancis tersebut hanya mampu menorehkan lima gol. Ya, lima gol! Catat tersebut menjadi yang terburuk bagi Benzema selama membela Madrid.

Catatan gol Benzema di La Liga musim 2017/2018 bahkan mampu dilampaui gelandang eksplosif Madrid seperti Isco dengan 7 gol dan Asensio 6 gol.

Kritik pedas pun ditujukan pada penyerang yang kini berusia 30 tahun. Publik Bernabeu memang dikenal sadis apabila melancarkan kritik ke pemain maupun menajemen klub.

Tak salah rasanya Madridistas menginginkan penyerang tajam di kotak penalti lawan. Terlepas dari sejarah klub, Madrid harus mempunyai penyerang untuk bersaing dengan kompetotir lain. Jadi, mengganti Benzema harus secepatnya, dengan beberapa alasan berikut.

Pertama, tentu faktor usia. Di lini depan Madrid yang begitu krusial sangat membutuhkan penyerang yang haus gol, pergerakannya lincah, kuat duel satu lawan satu. Kriteria tersebut wajib dimiliki penyerang Madrid untuk mengobrak-abrik pertahanan lawan. Di usianya yang sudah menginjak kepala tiga, sulit bagi Benzema untuk mengimbangi lawan-lawannya.

Kedua, peremajaan lini depan Madrid. Benzema sendiri sudah sembilan musim menjadi tumpuan Madrid dan akan memasuki musim kesepuluh. Periode yang cukup lama bahkan jika dibandingkan dengan mesin gol, Cristiano.

Musim ini Madrid melakukan menuver dengan membeli pemain-pemain muda. Untuk peremajaan lini per lini Madrid mendatangkan talenta muda seperti Thibaut Courtois, Vinicius Junior, dan Alvaro Odriozola. Dan sudah saatnya bagi Julen Lopetegui memaksimalkan pemain muda. Tentu, untuk menambah jam terbang sang pemain.

Namun, di lini depan Madrid saat inni praktis hanya menyisakan Benzema dan Mayoral sebagai penyerang murni.

Ketiga, Madrid butuh bintang baru. Kepergian Cristiano memang tak perlu ditangisi. Hal tersebut seharusnya menjadi momen bagi Madrid untuk ‘menciptakan bintang baru’.

Meski kecil kemungkinan Madrid mendatangkan penyerang anyar saat ini, tapi kesempatan masih terbuka lebar apabila performa Benzema tak kunjung stabil. Jadi, Madrid dituntut untuk mencari penyerang yang lebih segar. Tentu saja untuk bersaing dengan sang rival, Madrid harus mencari penyerang yang haus gol.

Nama-nama seperti Neymar Jr, Icardi, Eden Hazard hingga Robert Lewandowski sempat diisukan akan didatangakan ke Bernabeu. Namun, itu hanya isapan jempol belaka.

Keempat, banjir kritikan. Kritik tajam tidak hanya dilontarkan fans Madrid. Ketika Zidane masih duduk di bangku pelatih Real Madrid, Benzema sempat dikritik legenda timnas Inggris, Gary Lineker. Lineker menganggap Benzema sebagai penyerang yang standar-standar saja. Hal tersebut tak lepas dari penampilan Benzema yang belum juga apik.

Hal tersebut kemudian diperburuk dengan tak dipanggilnya Benzema ke daftar skuat timnas Prancis. Terlepas dari kasus yang menimpa Benzema, pilihan pelatih bisa saja berdasarkan penampilan sang pemain yang kurang meyakinkan beberapa musim belakangan.

Kini, Benzema akan memasuki musim ke-10 bersama Madrid. Ia menjadi pemain Galacticos jilid 2 yang masih tersisa. Kali ini Benzema berambisi untuk memperbaiki performa dan mengukir namanya di buku sejarah klub.

Memang, sudah tak ada pilihan bagi Benzema selain tampil garang agar tak terbuang. Berada dalam bayang-bayang Cristiano selama sembilan musim, tentu sebuah hal yang sulit. Kini, setelah sang mega bintang hengkang, harapan itu muncul kembali. Namun, harapan tersebut justru jauh lebih besar. Kepergian Cristiano meninggalkan jejak yang luar biasa yakni torehan 40 gol disetiap musim.

Pertanyaannya, di usia yang tak muda lagi ini, apakah seorang Benzema mampu tampil lepas dan mampu membuat publik Bernabeu sejenak melupakan sang mega bintang Cristiano Ronaldo?

Jadi tak sabar rasanya melihat bagaimana Benzema menjawab kritik serta tantangan musim ini. Apakah akan semudah menceploskan bola ke gawang Ulreich dan Karius di Liga Champions?

M S Fitriansyah
M S Fitriansyah
Mahasiswa Universitas Terbuka Yogyakarta
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.