Rabu, Oktober 9, 2024

Belajar Birokrasi Ideal Dari Taylor

Fahmi_Muhammad
Fahmi_Muhammad
Mahasiswa Magister Manajemen dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada

 

Frederick Winslow Taylor, merupakan tokoh yang sangat berpengaruh dalam dunia manajemen, ia dilahirkan dari keluarga yang cukup berada di kawasan Philadephia Amerika Serikat. Diriwayatkan dalam buku Classic Of Public Administration Karya Shafritz bahwa Taylor ketika merenung di serambi rumah sambil minum kopi ia melihat semut-semuat hitam tengah melakukan pembagian sektor untuk menjalankan tugasnya masing-masing untuk mencari persediaan makanan, lalu ia berpikir bahwa semut itu sedang melakukan aktifitas perindustrian.  Wajar Taylor berpikir ke arah sana karena ia seorang insinyur mesin sebelum menjadi ahli manajemen.

Dari hasil renungan tadi Taylor menemukan sebuah gagasan tentang ilmu manajemen, ia berpikir semut saja bisa melakukan itu apalagi manusia yang dikaruniai akal pikiran yang sempurna, hingga akhirnya Taylor terkenal dengan karyanya scientific management.  Yaitu hal-hal yang mengatur segala urusan manajemen dengan metode ilmiah, tujuannya adalah agar sebuah organisasi tertata dan menghasilkan output yang baik dengan spesifikasi kemampuan yang dimiliki masing-masing karyawan atau pekerja.

Namun tidak sepenuhnya harapan Taylor dapat terwujud di Indonesia, kita dapat melihat disaat negara sedang gencar-gencarnya melakukan sayembara untuk mencari pelayan rakyat tepatnya pada senin (11/9/2017). Dengan jumlah formasi untuk Kementerian/Lembaga, termasuk untuk putra/putri lulusan terbaik (cumlaude/dengan pujian) sebanyak 1.850, penyandang disabilitas sebanyak 166, serta putra/putri Papua dan Papua Barat sebanyak 196 (Tirto, 11/9/2017). Dengan proses tahap seleksi yang cukup ketat melalui beberapa tahap. Sejatinya proses ini membuat para calon pelayan masyarakat menjadi lebih bermutu dan mempunyai spesifikasi khusus dalam bidangnya masing-masing.

Pada kenyataannya proses ini tidak semata-mata dapat menghilangkan kecurangan tersebut hanya sedikit mengurangi saja, kecurangan masih terjadi dimana-mana di berbagai daerah dari mulai ditemukannya seseorang yang membawa telepon genggam, contekan, buku, sampai yang berbau kelenik. Jelas sangat menghawatirkan jika seorang calon pelayan rakyat diamanatkan pada orang yang salah yang seharusnya menjadi para normal bukan seorang intelektual. Parahnya lagi praktek kecurangan tidak hanya terjadi secara kasat mata namun juga secara tidak kasat mata bak sebuah pertarungan paranormal yaitu masih banyaknya praktek percaloan yang dilakukan oleh internal penyelenggara atau para mafia (calo).

Sangat tidak pantas kejadian ini terjadi untuk seorang calon pelayan rakyat yang harus mempunyai integritas, kredibilitas, dan akuntabilitas yang tinggi dicurangi dengan hal-hal yang tidak perlu seolah menjadi pegawai negeri sipil (PNS) adalah harga mati, bagaimana bisa menjadi pelayan yang baik jika kejadian ini terus terulang setiap diadakannya seleksi calon  PNS. Seolah Taylor sia-sia saja dalam membuat sebuah teori yang diperuntukan untuk perbaikan sistem birokrasi agar birokrasi menjadi lebih baik.

Fahmi_Muhammad
Fahmi_Muhammad
Mahasiswa Magister Manajemen dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.