Sabtu, April 27, 2024

Barcelona yang Dilanda Krisis

Daniel Sihombing
Daniel Sihombing
Penulis lepas

Barcelona sedang dilanda krisis. Untuk ketiga kalinya, tawaran mereka untuk membeli Philippe Coutinho dari Liverpool ditolak. Padahal jumlah uang yang telah diajukan kali ini tidak tanggung-tanggung, 113 juta poundsterling! Bandingkan dengan biaya yang Liverpool keluarkan untuk membeli pemain yang wajahnya mirip dengan salah satu anggota DPR di negeri kita, Budiman Sudjatmiko, itu empat tahun yang lalu, hanya 8,5 juta pounds.

Wajar kalau para penggemar Blaugrana kecewa. Beberapa hari yang lalu, salah satu petinggi klub asal Catalan itu, Josep Segura, mengklaim bahwa dua mega-transfer yang selama ini diupayakan Barcelona, yaitu pembelian Coutinho dan bintang muda Borussia Dortmund, Ousmane Dembele, akan segera kelar. Pengakuan ini digaungkan untuk meredam kecemasan para fans yang kecewa dengan apa yang belakangan terjadi secara bertubi-tubi, mulai dari sepinya aktivitas transfer musim panas klub kesayangan mereka, penjualan Neymar yang mengejutkan, kekalahan telak dari rival abadi dalam perebutan trofi Piala Super Spanyol, hingga pembelian Paulinho yang dianggap sia-sia.

Tanpa kejadian-kejadian itu pun, sejak dibantai Paris Saint-Germain 4-0 dan Juventus 3-0, lalu tersingkir di perempat final Liga Champions Eropa musim lalu, telah nampak jelas bahwa skuad Barcelona butuh perbaikan di sana-sini. Ketergantungan besar pada trio super MSN di depan membuat mereka kelimpungan ketika koneksi antar ketiganya macet dan dibalas dengan serangan balik, sebagaimana nampak dalam kekalahan di Paris. Sementara absennya Sergio Busquets dalam pertemuan pertama di Turin menunjukkan tiadanya pelapis yang bisa diandalkan. Belum lagi faktor makin menuanya dirigen lapangan tengah, Andres Iniesta, atau melempemnya sayap kanan sejak ditinggal Dani Alves.

Tapi bukannya segera berbenah dan menggenjot transfer pemain untuk melapis sektor-sektor yang kritis, di musim panas ini Barcelona justru kehilangan satu dari trio MSN-nya. Neymar memilih untuk pindah ke PSG, klub yang musim lalu dipecundanginya. Lenyap sudah trio penyerang yang acapkali diklaim terbaik dalam sejarah sepakbola itu. Marco Verratti, gelandang PSG yang diklaim oleh Xavi Hernandez sebagai suksesornya, gagal dibeli. Nelson Semedo, yang didaulat mengisi posisi bek kanan, bukan pilihan pertama. Hector Bellerin, yang tadinya lebih diharapkan, gagal didapatkan.

Gerard Pique, bek tengah Barcelona yang biasanya hobi mengolok-olok Real Madrid, sampai mengungkapkan pengakuan yang mengenaskan. Dalam sembilan tahun terakhir, baru kali ini ia merasa timnya inferior dibanding Real. Sergio Busquets mungkin merasakan hal yang sama. Ia menuntut para petinggi klub untuk segera melakukan pembelian yang signifikan. Alangkah terkejutnya para pecinta bola ketika dalam situasi demikian, klub justru mengumumkan pembelian senilai 40 juta euro atas nama Paulinho. Sempat gagal di Inggris, pemain Brazil ini selama dua tahun terakhir bermain di Cina, liga yang kastanya jauh di bawah kompetisi elit Eropa.

(foto: twitter)

Maka tidak heran jikalau tagar #BartomeuDimiteYa sempat menempati peringkat pertama selama beberapa waktu di twitter. Josep Bartomeu, Presiden klub Barcelona sejak 2014 ini dituntut mundur oleh para pecinta Blaugrana dari berbagai penjuru dunia. Kabarnya, megabintang Lionel Messi pun sampai menunda kesepakatan pembaruan kontraknya dengan Barcelona, untuk menambah tekanan pada sang Presiden dan dewan pengurus. Bartomeu dianggap gagal dalam pembelian-pembelian pemain yang diinisiasinya. Musim lalu, Andre Gomes, Lucas Digne, Denis Suarez, hingga Paco Alcacer, dinilai terlalu medioker untuk klub sekelas Barca. Hanya Samuel Umtiti yang sanggup menembus tim utama. Belum lagi isu penyingkiran Dani Alves, kompatriot Neymar, yang akhirnya mempengaruhi penyerang Brazil itu untuk mengikuti jejaknya. Pembelian Paulinho juga digosipkan punya kaitan dengan kepentingan bisnis pribadi Bartomeu di Cina.

Tidak mudah untuk menebak apakah pergantian Presiden bakal jadi solusi terbaik dalam situasi yang genting ini. Periode bursa transfer musim panas tinggal tersisa beberapa hari lagi, sementara musim yang baru telah bergulir. Sulit mengharapkan klub-klub lain melepas pemain bintangnya. Meski dana yang tersedia di kas Blaugrana membludak sejak penjualan Neymar yang hampir mencapai nominal 200 juta pounds itu, membeli pemain-pemain yang benar-benar dibutuhkan klub tetap bukan perkara gampang. Kalaupun Coutinho dan Dembele jadi didapatkan, bisakah keduanya menggantikan peran Neymar?

Amat disayangkan jika pada akhirnya di musim ini tim yang telah begitu digdaya dan inspiratif dalam satu setengah dekade terakhir itu makin terpuruk. Sejak era Ronaldinho dan Zidane hingga persaingan Messi vs Ronaldo, el classico selalu ditunggu-tunggu para penggemar sepakbola dan beberapa tahun terakhir dianggap sebagai tontonan sepakbola terbaik di seantero jagad. Rugi betul kita jika laga-laga klasik berikutnya jadi semakin tak berimbang. Sementara Barca kelimpungan di bursa transfer, Madrid semakin pede dengan kian solidnya trio gelandang Modric-Casemiro-Kroos, serta lapis kedua yang siap menggebrak tiap kali dimainkan, seperti Marcos Asensio, Lucas Vazquez, Mateo Kovacic, dan Isco. Ditambah lagi dengan kondisi Atletico Madrid yang dilarang melakukan pembelian di bursa transfer musim panas kali ini, langkah Los Blancos di La Liga bisa makin mulus.

Para fans Blaugrana patut menanti dengan harap-harap cemas mengenai apa yang bakal terjadi dalam beberapa hari ke depan. Kejadian-kejadian dalam dua minggu berikut bisa sangat menentukan masa depan klub kesayangan mereka.

Daniel Sihombing
Daniel Sihombing
Penulis lepas
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.