Selasa, Desember 3, 2024

Bandwagon Effect Disease In Humans

Maria Selviani
Maria Selviani
stay alive even though it's useless
- Advertisement -

Awal Mula Media Sosial di Indonesia 

Saat kemunculan media baru dalam bentuk mobile phone, media sosial di Indonesia mulai pesat dengan mengikuti perkembangan akses internet setelah meninggalkan media lama, terlebih lagi dengan perkembangan infrastruktur internet yang ada di Indonesia seperti akses wifi, jaringan fiber dan sebagainya.

Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2012, kurang lebih 63 juta masyarakat Indonesia terhubung dengan internet dan sebanyak 95 persen aktivitas yang mereka lakukan adalah adalah membuka media sosial.

Sejarah Sosial Media

Sejarah sosial media diawali pada tahun 1970-an yakni saat ditemukannya sistem papan buletin untuk menghubungkan satu orang dengan orang lain melalui surat elektronik atau mengunggah dan mengunduh perangkat lunak. Aktivitas ini masih dilakukan menggunakan saluran telepon yang terhubung dengan modem.

Tahun 1980-an, komputer sudah menjadi hal yang umum dan media sosial jadi sangat digemari. Mulai ada Internet yang bernama “Relay Chat”, dan berlanjut semakin populer hingga 1990. Media sosial pertama kali yang diketahui adalah “Six Degrees”, yang diciptakan pada 1997 atau 23 tahun silam.

Di tahun 1999, blog mulai ramai dikembangkan. Pada tahun 1995, muncul situs bernama GeoCities, sekarang dikenal sebagai Yahoo! yang memberikan layanan penyewaan penyimpanan data website agar bisa diakses dimana saja.

Sejak awal terciptanya, media sosial atau sering disingkat sebagai medsos digunakan sebagai tempat bagi para penggunanya agar dapat dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan bertukar informasi atau cerita dan ide di komunitas dan jejaring virtual.

Media sosial menjadikan pola perilaku masyarakat mengalami pergeseran baik budaya, etika dan norma yang ada, meliputi penduduk yang besar dengan berbagai kultur suku, ras dan agama yang beraneka ragam, serta memiliki banyak sekali potensi perubahan sosial.

Perubahan sosial yang berdampak positif seperti kemudahan memperoleh dan menyampaikan informasi, memperoleh keuntungan secara sosial dan ekonomi. Sedangkan perubahan sosial yang cenderung negatif seperti munculnya kelompok–kelompok sosial yang mengatas namakan agama, suku dan pola perilaku tertentu yang terkadang menyimpang dari norma–norma yang ada.

Peran Media Sosial

Media sosial digunakan untuk berkomunikasi, mendokumentasikan kenangan, belajar tentang berbagai hal dimana saja dan kapan saja, mengeksplorasi berbagai hal dengan mudah dan cepat, mengiklankan beberapa produk, menciptakan situs game bahkan menciptakan aplikasi pencarian jodoh atau Dating App,  memperluas pertemanan dan seterusnya berkembangan seiringannya ide-ide dari penciptaan blog, podcast, Vidio atau konten-konten yang lucu, horor, sedih hingga konten yang mendidik atau yang mengedukasi para pengguna internet.

Tidak hanya itu saja saat ini media sosial tidak hanya digunakan sebagai platform komunikasi dan sosialisasi, tetapi juga digunakan untuk kepentingan politik, pemerintahan, dan lain sebagainya sebagaimana yang terjadi pada kasus pemilu presiden pada tahun 2014 yang sebagian besar kampanye yang dilakukan melalui internet dan media sosial.

- Advertisement -

Dampak Media Sosial

Media sosial memiliki 2 dampak, dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif dari media sosial adalah memudahkan kita untuk berinteraksi dengan banyak orang, memperluas pergaulan, jarak dan waktu bukan lagi masalah, lebih mudah dalam mengekspresikan diri, penyebaran informasi dapat berlangsung secara cepat dan tepat biaya lebih murah.

Apalagi dimasa pandemik ini media sosial memberikan banyak sekali keuntungan dan kemudahan bagi para pengguna media sosial, seperti mudahnya mendapatkan mata pencarian mulai dari menciptakan konten-konten yang unik dan disukai oleh banyak pengguna media sosial maka para pengguna media sosial mendapatkan banyak pendapatan atau cuan.

Bahkan media sosial membantu para pengguna media sosial untuk mengpromosikan atau mengiklankan produk mereka dengan cepat dan mudah hingga membantu mereka untuk meringankan beban rasa rindu mereka kepada saudara atau pun kekasih.

Sedangkan dampak negatif dari media sosial adalah menjauhkan orang-orang yang sudah dekat dan sebaliknya, interaksi secara tatap muka cenderung menurun, membuat orang-orang menjadi kecanduan terhadap internet, menimbulkan konflik, masalah privasi, rentan terhadap pengaruh buruk orang lain, cenderung malas melakukan aktivitas diluar rumah, tidak bisa keluar dari zona nyaman, bahkan munculnya Bandwagon Effect atau disebut dengan orang yang suka ikut-ikutan trend agar viral untuk menambah followers.

Apa itu Bandwagon Effect?

Bandwagon Effect  adalah fenomena psikologis berupa kecenderungan untuk meniru suatu tren mulai dari gaya hidup, gaya berbicara, cara berpakaian serta perilaku dimedia sosial. Fenomena ini dapat terjadi karena adanya keinginan untuk diterima atau diakui oleh sekelompok orang. Bahkan rasa takut dikucilkan didalam kelompok. Fenomena ini merupakan salah satu bentuk bias kognitif, yang kemudian memicu kesalahan dalam berpikir dan mengambil keputusan jika mereka tidak dapat mengambil keputusan dengan bijaksana.

Munculnya Media Sosial di Indonesia

Sejak internet masuk dan semakin berkembang, banyak media sosial yang bermunculan. Facebook bisa dibilang salah satu yang paling fenomenal dan ramai digunakan orang sejak kemunculannya pada awal tahun 2004. Jika ditarik mundur lagi, ada MySpace, Friendster pada awal 2000-an. Hingga akhirnya disusul juga dengan kemunculan Twitter dan YouTube.

Yang menarik dari kemunculan medsos ini adalah terjadinya perubahan cara berkomunikasi dan berkarya. Misalnya, menanyakan kabar kenalan yang berjarak jauh di sana bisa semudah me-mention-nya di Twitter atau bisa juga lewat kolom komentar di Instagram.

Tidak hanya itu para pengguna media sosial bisa menjadi  content creator, influencers, atau yang lainnya, yang dapat berkarya lewat akun atau blog pribadi mereka tersebut dan bisa menjangkau banyak orang. Yang tadinya susah untuk memamerkan karyanya, sekarang makin mudah dengan adanya media sosial.

Sehingga para pengguna media sosial dapat membuat konten apapun yang menarik perhatian pengguna media sosial lainnya dan dapat viral dengan mudah seperti misalnya peristiwa-peristiwa unik sampai pada hal-hal kecil yang mungkin sebelumnya tidak pernah terpikirkan akan viral dan membuat para pengguna lainnya ingin mengikuti trend tersebut atau bisa disebut sebagai Bandwagon Effect agar konten yang mereka ciptakan akan ramai untuk disukai dan dinikmati oleh penikmat media sosial.

Media sosial memang sangat cepat dalam menyampaikan informasi, dalam hitungan beberapa menit saja konten atau cerita yang mereka bagikan dalam story’ atau blog mereka akan cepat menyebarnya oleh karena itu  para pengguna media sosial tetap harus berhati-hati dalam membuat konten ataupun story’ dalam akun pribadi dan diharapkan para pengguna media sosial dapat menggunakan akun sosial media mereka dengan bijaksana tanpa mengandung rasis atau unjur rasa kebencian.

Teori Das Mann oleh Martin Heidegger

Menurut pemikiran yang dikemukakan oleh Martin Heidegger mengenai eksistensi manusia yang tidak unik dan tidak otentik, dimana ketidakotentikan tadi dikarenakan kecenderungan manusia sering mengikuti arus yang terdapat pada orang lain.

Das Mann sendiri berarti eksistensi manusia itu bersifat keterjatuhan. Keterjatuhan di sini diartikan menjadi ketidakmampuan manusia buat bangkit dirinya menjadi lebih baik tetapi tetap membiarkan dirinya terperangkap pada keberadaan yang sekedar ikut-ikutan terhadap orang lain (they).

Das Mann akan berujung pada kehilangan keotentikan diri, keunikan diri, bahkan tidak ada kesempatan untuk menjadi versi yang terbaik asal dirinya sendiri. Mereka akan merasakan dirinya bebas dari rasa cemas, rasa ketakutan bahkan rasa tanggung jawab yang terdapat pada dirinya, karena Jika mereka mengalami kegagalan mereka tidak akan merasa hal itu sendirian namun banyak orang yang akan merasakan dan menanggung rasa bertanggung jawab atas hal tersebut.

Teori Kehendak buta oleh Arthur Schopenhauer

Sebuah pemikiran bahwa kehendak secara umum adalah dorongan buta, terus-menerus mendorong tanpa tujuan melewati berbagai taraf realitas kehendak dalam manusia berupa kekuatan/dorongan/keinginan untuk hidup abadi, kehendak buta yang tampil dalam bentuk nafsu (buruk) dan naluri yang menjelaskan mengenai bagaimana sebuah kehendak yang dimiliki oleh manusia dapat mengatur sikap atau norma insan itu sendiri.

Kehendak ini adalah representatif berasal alam bawah sadar kita (Id). Bagi Schopenhauer kesadaran serta intelektual adalah sebuah bagian atas asal jiwa, di bawah intelek ada alam bawah sadar, suatu kehendak yang tak sadar itulah yg mengatur sebuah keputusan perihal apa yang akan dilakukan oleh seseorang individu tersebut.

Korelasi Martin Heidegger & Arthur Schopenhauer

Menurut sudut pandang Martin Heidegger mengenai kehendak manusia yang sering mengikuti trend atau challenge yang ada didalam dunia maya atau medsos bahkan mengikuti trend atau challenge yang gila-gila seperti challenge Mukbang (makan dengan skala besar) makan mie dengan saos samyang, hingga trend yang lagi viral saat ini “Kamu Nanyeakk”, banyak sekali warga net atau pengguna media sosial mengikuti trend tersebut demi sebuah populeritas bahkan demi menambah jumlah followers mereka rela melakukan apapun yang diminta oleh followers mereka untuk mengikuti sebuah changlle tersebut.

Dan mereka akan merasakan kesenangan ketika mereka mengikuti trend-trend yang ada dan merasa bangga karena mampu menyelesaikan challenge-challenge yang diberinkan oleh para followersnya. Hal tersebut menyebabkan ketidakotentikan diri, sehingga selaras dengan teori Das Mann oleh Heidegger.

Sedangkan menurut pandangan Arthur schopenhaur mengenai kehendak manusia yang mampu mengatur dan memilih dirinya untuk berubah menjadi dirinya sendiri adalah suatu hal yang sangat unik dikarena ada perbedaan dirinya dengan orang lain, dari perbedaan tersebut manusia menjadi pribadi yang unik dan otentik tetapi jika manusia tersebut tetap menjadi manusia yang memiliki sifat Bandwagon Effect agar terlihat menjadi unik versi orang lain maka hasilnya tidak ada perbedaan dengan orang lain.

Walaupun kehendak perilaku manusia yang mencoba sesuatu yang baru menyebabkan manusia tersebut melakukan perilaku pengorbanan waktu yang mereka lakukan.

Kesimpulan

Fenomena Bandwagon Effect dalam media sosial dalam dijelaskan dengan pandangan Martin Heidegger bahwa manusia memiki perilaku Dass Man  yang membuat manusia puas saat melakukan hal tersebut dan menyebabkan kehilangan keunikan, keotentikan dalam jati diri mereka.

Sedangkan menurut pandangan Arthur schopenhaur dalam fenomena Bandwagon Effect dalam media sosial menjelaskan bahwa bagaimana manusia mengesampingkan akal sehatnya untuk mengikuti trend yang sedang terjadi dimedia sosial dan rela berkorban waktu serta tenaga untuk mengikuti trend yang sedang terjadi media sosial tersebut.

Maria Selviani
Maria Selviani
stay alive even though it's useless
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.