Hari ini Kamis 24 Januari 2019, Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok bebas. Sang fenomena kembali bisa menghirup udara kotor kota Betawi dan menikmati panasnya matahari Jakarta.
Gerak-gerik Ahok sejak masuk penjara Mako Brimob hingga menjelang kebebasannya, tak pernah luput dari perhatian publik yang mendukungnya maupun yang memusuhinya (terkait kasus penodaan agama di pilgub DKI Jakarta).
Sejumlah media massa mulai dari majalah, koran, radio, televisi dan media online pun diprediksi akan menjadikan berita kebebasan Ahok sebagai headline. Untuk kali kedua ‘sang fenomena’ akan membetot komentar rakyat di tengah-tengah membludaknya hoaks di tahun politik. Ada apa dengan Ahok sehingga dia begitu fenomenal?
Ahok merupakan mantan Gubernur DKI Jakarta yang kontroversial. Ahok yang kini sudah menjadi warga biasa dan berstatus ‘duren’ alias duda keren, tetap saja terus diburu pencari berita. Hanya sedikit mantan pejabat di Indonesia yang daya tariknya sekuat ahok.
Satu minggu sebelum Ahok bebas, euforia warganet sudah mengalir deras dengan berbagai macam ucapan selamat untuk Ahok. Dalam pandangan saya, Ahok sepertinya mulai kehilangan ranah privasi. Mantan suami Veronica Tan ini menjelma sebagai ‘barang’ publik yang terus diminati entah sampai kapan.
Boleh-boleh saja warganet memuja dan memuji mantan Gubernur Jakarta ini, asalkan tidak melampaui batas. Saya sih berharap Ahok dan kedua anaknya yaitu Nicholas Sean dan Nathania Purnama bisa menikmati ketenangan hidup tanpa dibebani aneka sanjungan dari penggemarnya.
Arah Politik Ahok
Ahok divonis hukuman dua tahun penjara atas kasus dugaan penistaan agama. Dia langsung ditahan sejak tanggal 9 Mei 2017 lalu. Saat meniti hidupnya di penjara, Ahok telah menerima tiga kali remisi yaitu remisi pertama pada Hari Raya Natal 2017 sebanyak 15 hari. Remisi kedua di Hari Ulang Tahun ke 73 Republik Indonesia sebanyak dua bulan dan yang terakhir remisi saat Hari Raya Natal 2018 sebanyak 1 bulan. Total remisi Ahok mencapai 3 bulan 15 hari.
Lantas akan kemana Ahok setelah bebas? Pertanyaan ini ditunggu-tunggu publik. Mungkinkah dia akan terjun ke dunia politik atau menjadi pengusaha, seperti layaknya WNI keturunan China yang banyak berprofesi sebagai usahawan.
Sejumlah politisi berspekulasi bahwa Ahok akan masuk rimba politik yang sedang karut-marut ini bersama PDI perjuangan. Namun, spekulasi ini tampaknya masih jauh dari kenyataan karena kemungkinan besar Ahok akan ”nyantai’ sejenak dan mencoba melihat situasi politik nasional dalam kaca mata masyarakat awam.
Soal ke parpol mana akan berlabuh, Ahok juga belum menentukan sikapnya. Seperti diketahui, saat ini ada beberapa parpol yang memiliki platform politik cukup baik, seperti PSI yang digawangi Grace Natalie dan kawan-kawan milenialnya. Bukan tidak mungkin Ahok akan ‘mampir’ di PSI. Parpol yang baru seumur jagung ini memang belum terkontaminasi ‘racun’ korupsi.
Terkait pilpres 2019, apakah Ahok akan mendukung Jokowi-KH Ma’ruf Amin? Pertanyaan bernada politis ini juga mencuat dalam sejumlah pemberitaan media massa. Namun, lagi-lagi saya dan mungkin juga Anda hanya bisa menebak-nebak kemana arah dukungan politik Ahok di pilpres 2019 mendatang.
Misteri Politik Ahok
Dalam analisis sederhana, mungkin Ahok akan mendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 01. Tetapi, analisis ini masih terlalu dangkal. Setahu saya, sampai detik ini musuh-musuh Ahok masih berseliweran. Bahkan, mungkin saja ada sebagian yang tidak suka dengan Ahok berada dalam kubu Jokowi. Mereka itu adalah pendukung KH Mar’uf Amin yang diduga kuat ikut andil dalam menjebloskan Ahok ke penjara.
Bila Ahok mendukung Jokowi, maka kemungkinan yang terjadi adalah elektabilitas Jokowi bisa naik, asalkan ada pernyataan terbuka dihadapan publik bahwa KH Ma’ruf Amin sudah ‘berdamai’ dengan Ahok. Sebaliknya, elektabilitas Jokowi akan merosot, bila KH Ma’ruf Amin belum menyatakan ‘berdamai’ dengan Ahok.
Sampai hari ini ada sebagian rakyat belum menentukan sikap politiknya. Mereka menunggu bagaimana sikap KH Ma’ruf Amin terhadap bebasnya Ahok. Begitu juga dengan Ahok, nampaknya untuk sementara waktu dia akan mengambil jalan netral, agar pendukung Jokowi yang pro KH Ma’ruf Amin tidak tercerai berai. Sekali lagi saya ingin menandaskan bahwa sikap politik Ahok masih misteri.
Dalam kesempatan ini saya hanya ingin mengingatkan Ahok agar dia berhati-hati, bila ingin terjun kembali ke dunia politik karena musuh-musuhnya masih menyimpan dendam yang mungkin saja tidak akan pernah berakhir.
Bagi saya, perjuangan Ahok tidak harus melalui jalur politik, toh masih banyak cara lain untuk berjuang membela NKRI dan Pancasila. “Selamat menyantap kebebasan pak Ahok. Suatu saat jika saya bertemu dengan Anda, ayo kita ngopi bareng di pinggir kali Ciliwung”. Salam…