Dalam buku karya Daniel L. Pals yang berjudul “Seven Theories of Religion: Tujuh Teori Agama Paling Berpengaruh” dalam bab IV yang membahas tentang agama sebagai bentuk alienasi dalam pandangan Karl Marx.
Menurut Friedrich Engles, “Marx telah menemukan satu fakta sederhana, bahwa yang pertama kali dicari manusia adalah makan, minum, tempat bernaung, dan pakaian, jauh sebelum mereka mengejar apa itu politik, ilmu pengetahuan, seni dan agama. Karl Marx merupakan salah satu filsuf sosial Jerman serta sebagai pencetus paham yang terkenal dengan Komunisme. Marx mulai menghasilkan karya karyanya pada abad ke-19 yang dimana karyanya tersebut masih disambut baik oleh sebagian kecil ilmuwan atau hanya masih beredar dikalangan teman-temannya yang merupakan sesama kalangan radikal.
Karya–karya Karl Marx sangat dikagumi dan diagungkan oleh orang–orang komunis dan dianggap sama dengan sakralnya dengan Injil bagi umat kristiani. Dalam hal ini Komunisme tidak hanya memiliki dan menggunakan teori – teori tentang politik, masyarakat dan ekonomi, akan tetapi komunisme masuk lebih jauh kepada visi kehidupan manusia.
Dari sekian banyak karya yang diciptakan oleh Karl Marx tidak ada yang secara khusus dan tersistematis dalam membicarakan agama. Disisi lain benar bahwa faktanya Marx sering menyinggung mengenai persoalan agama dalam sebagian besar buku, surat, dan artikel–artikelnya, akan tetapi itu hanya dalam bentuk yang secara tidak langsung hanya sebatas menyinggung agama secara umum, contohnya membiacarakan gereja, sakramen dan lain sebagainya atau dalam hal lain Marx hanya membicarakaan mengenai keimanan dan peribadatan. Oleh karena itulah dalam buku ini harus menggunakan sebuah cara yang berbeda dalam mendekati pemikiran teoritikus lain yang ada didalam buku ini.
Karl Marx merupakan salah satu filsuf yang terkenal dan lahir pada tanggal 5 Mei 1818, beliau anak kedua dari delapan bersaudara. Ayahnya seorang pengacara Yahudi bernama Heinrich Marx yang tinggal di salah satu kota kecil bernama Rhineland, Trier. Pada saat itu ketika Jerman masih terpecah belah dan belum bersatu, Trier masih dibawah kekuasaan Prusia, yaitu negara bagian terkuat yang diperintah oleh para bangsawan Kristen. Kakek dari Marx merupakan salah satu seorang Rabbi Yahudi, akan tetapi karena pada saat itu Prusia masih dibawah kekuasaan bangsawan Kristen yang menyebabkan ayahnya berpindah agama ke Kristen saat menjelang kelahiran Marx (dalam hal lain disebutkan setidaknya berpindah agama di identitas saja).
Ketika Karl Marx berada di tahun pertamanya mempelajari Filsafat dan Hukum di Universitas Bonn, keseharian Marx dihabiskan untuk mabuk-mabukan dan berkelahi sehingga Marx dipindahkan ke Universitas Berlin yaitu salah satu Universitas yang berada di kota besar, yang menjadi tempat berkumpulnya para Ilmuwan, pemikir muda, dan menjadi tempat berdirinya kantor – kantor pemerintahan. Pada saat itu Universitas Berlin dan Universitas lainnya yang berada di Jerman masih di kuasai oleh pemikiran seorang figur filsuf besar Jerman yang bernama Georg Wilhelm Friedrich von Hegel sekitar tahun 1770-1931.
Dalam buku ini menjelaskan bahwa titik tolak pemikiran Karl Marx dibagi menjadi dua tema yaitu keyakinan Marx terhadap kenyataan ekonomi sebagai hal yang mempengaruhi perilaku manusia dan dalam tesisnya menyebutkan bahwa sejarah manusia menjadi sebuah pertentangn kelas, konflik terus menerus yang terjadi di masyrakat antara pemilik barang dan kaum buruh atau pekerja. Pada tahun 1845 Marx dan Engels berhasil mendapatkan sebuah hal yang jarang dimiliki oleh kaum intelektual lainnya yaitu sebuah kolaborasi yang hampir sempurna antara mereka berdua.
Karl Marx memiliki sifat berpikir secara orisinil, lebih seperti filsuf, bijakasana dan terkadang sulit untuk dipahami serta memiliki kata – kata yang penuh dengan makna. Sedangkan Engels merupakan seorang yang interpreter yang kominukatif serta mampu untuk mengimplementasikan segala ide – idenya dengan jelas, tepat dan persuasif. Salah satu karya mereka berdua yaitu buku yang berjudul Communist Manifesto pada tahun 1848 yang menjadi buku terpenting.
Pada tahun 1848 juga terjadi sebuah revolusi di seluruh Eropa yang mengakibatkan Karl Marx dicurigai, kemudian beliau melarikan diri ke Perancis dan menuju Brussel. Pada akhirnya di Brussel Marx ditangkap dan diasingkan ke Belgia, kemudian setelah itu Marx kembali lagi ke Jerman untuk mengambil bagian dalam revolusi yang sudah mulai berlangsung.
Pada saat di Jerman, Marx ditahan kemudian lolos karena tuntutan pengadilan. Akhirnya pada tahun 1849 Marx meninggalkan daratan Eropa dan menghabiskan sisa hidupnya di London, pada masa pembuangan namun secara empati untuk pensiun dari kegiatannya. Dengan kehidupan dibawah kemiskinan Karl Marx tanpa lelah mempelajari tentang politik dan ekonomi dan menghabiskan waktu di kursi favoritnya di perpustakaan British Museum sampai kursinya diberi nama Karl Marx.
Pada saat inilah Karl Marx menciptakan dua buah karyanya yang berkaitan dengan revolusi politik Perancis dan dua buah karya tentang ekonomi dan poliki serta beberapa tulisan lainnya tentang sejarah dan teori ekonomi. Kemudian salah satu karya terpentingnya yang berjudul Das Capital tahun 1867.
Perpustakaan tersebut menjadi sebuah tempat dimana Marx mendapatkan sumber data dalam melakukan analisis terhadap berbagai permasalahan. Marx dapat dikatakan sebagai salah seorang yang memiliki kinerja yang sangat aneh, karena diawali dengan mabuk – mabukan dan tidur akan tetapi dia menjadi seorang yang sangat rajin bagaikan orang gila. Semasa sisa hidupnya Marx mendapatkan bantuan secara finansial dari Engels yang membuat keluarganya bertahan hidup dari kemiskinan.
Pada tahun 1881, istrinya yang bernama Jenny meninggal dunia dan dua tahun setelah istrinya meninggal Karl Marx pun meninggal dunia dan dimakamkan di London yang disaksikan oleh Engels yaitu sahabat sejatinya. Marx dimakamkan ditempat dia bertahan hidup dan nyaris tidak pernah ada rasa berduka dan mengenang kepergiannya yaitu tempat dimana Marx selama 30 tahun sisa umurnya menghabiskan menulis dan belajar.