Islam itu agama rahmatan lil’ alamin (silahkan Anda searching di mbah google, apa itu rahmatan lil’ alamin). Dalam pandangan saya, sekarang ini sebagian kecil kaum muslim Indonesia sedang mengalami krisis iman. Kok bisa? Ya, bisalah. Buktinya?
Banyak diantara mereka menjadikan agama Islam sebagai agama karet yang bisa ditarik ke kiri, ke kanan, k eatas, ke bawah, ke samping, ke depan, ke belakang dan kemana saja. Agama Islam benar-benar sudah seperti karet. Sebagaimana sifat karet yang kita ketahui, dia bisa mengikat dengan kencang maupun kendor, tergantung siapa yang mengikatnya dan benda apa yang diikatnya.
Tarik-menarik dan ikat-mengikat agama karet terjadi karena ada kepentingan tertentu. Mungkin saja kepentingan kekuasaan, kepentingan politik, kepentingan agama, kepentingan ekonomi, kepentingan budaya, kepentingan sosial atau bisa jadi kepentingan teknologi dan informasi.
Contohnya ialah seseorang yang mengaku ustadz dan baru saja menguasai satu ayat Al Qur’an sudah berani menghina dan mengecam penganut agama lain. Belum lagi ada sejumlah penganut muslim yang mengklaim dirinya sebagai kiai dan habib, mereka dengan seenaknya mengecam dan menyebar fitnah kemana-mana. Mereka lupa terhadap fungsinya sebagai pewaris nabi. Tausyiah yang mereka lakukan lebih banyak didominasi oleh nada kebencian terhadap orang-orang yang berbeda kepentingan dengan mereka.
Ajaran Islam yang suci, bersih serta menyejukkan semakin banyak diselewengkan oleh oknum-oknum yang mengaku ustadz, kiai atau habib. Pada akhirnya, agama islam menjadi begitu mengerikan, menakutkan, sadis bin sangar serta muncul preman-preman anarkis berjubah agama dengan bendera ormas.
Coba Anda tengok fakta lainnya, banyak pejabat negara dan anggota parlemen yang korupsi ‘gila-gilaan’ berlindung dibalik Islam, segelintir politisi yang diduga ingin membunuh KPK mengaku penganut Islam, sejumlah oknum yang diduga merencanakan aksi makar membawa-bawa nama Islam, aksi persekusi menyebut-nyebut Islam, aksi demo mengatasnamakan Islam, sekelompok orang diduga ingin mengganti pancasila dan UUD 45 karena dinilai tidak islami.
Menghina, menebar kebencian, memfitnah dan menyebar hoax memakai slogan Islam, politisi rakus dan serakah rajin meneriakkan Islam, perbuatan intoleransi membawa-bawa islam. Pokoknya semua dikaitkan dengan Islam. Islam bagi sebagian kecil muslim Indonesia menjadi sebuah fenomena spiritual marginalistik.
Akhirnya, kaum muslim Indonesia menjadi bahan ‘lelucon’ umat muslim dunia. Kaum muslim Indonesia menjadi begitu hina dan rendah derajatnya. Perlahan tetapi pasti, bila kaum muslim Indonesia terus-menerus menjadikan islam sebagai agama karet, maka ajaran Islam yang penuh kasih sayang dan lemah lembut dalam pergaulan sosial akan berubah menjadi agama yang kejam dan ganas.
Di sisi lain, komunitas muslim dunia semakin hari semakin kuat memelihara perdamaian dan merawat kesejukkan dalam kehidupan sosial. Sebaliknya, kelakuan kaum muslim Indonesia semakin memprihatinkan. Setuju? Setuju atau tidak, saya ingin dunia ini tetap damai..