Pariwisata sudah menjadi trend Industri di setiap provinsi untuk menumbuhkan perekonomian, karena lemahnya perdagangan dunia dan berdampak kepada ekspor Indonesia yang terus menurun, dari mulai ekspor batu bara, mineral, minyak bumi, dll. Maka kebutuhan alternatif akan pendapatan negara sangat penting, salah satunya pariwisata yang sangat strategis bagi Indonesia yang memiliki tempat wisata diseluruh daaerah.
Awal tahun 2017 pemerintah memiliki target devisi negara dari sektor pariwisata yaitu 186 Triliun. Dengan perhitungan 12 juta wisata mancanegara yang ditargetkan untuk bisa di datangkan di Indonesia. Dan itu masih perhitungan wisatawan mancanegara, belum wisatawan nusantara yang juga menyumbangkan pendapatan negara.
Agar target pendapatan dari sektor pariwisata terealisasi, Kemenpar sudah menyiapkan langkah strategis. Misalnya optimalisasi 10 destinasi wisata bahari yang tersebar di berbagai wilayah seperti Tanjung Kelayang Belitung, Tanjung Lesung Banten, Pulau Seribu Jakarta, Mandalika Lombok, Pulau Komodo, Wakatobi, Maluku Utara, dan Morotai.
Adapun realitas yang terjadi hari ini apakah bisa mencapai target yang sudah direncakan. Jika kita melihat kembali data wisatawan mancanegara dari tahun 2016 – 2017 mengalami peningkatan yang cukup signifikan, jika wisatawan mancanegara terus istiqomah berwisata ke Indonesia, maka akan tercapai target pendapatan devisa negara dari sektor pariwisata.
Namun ada beberapa data yang secara detail dilansir oleh BPS (Badan Pusat Statistik)dari wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia. Data ini didapatkan pada tahun 2014. Dengan total pendatang dari amerika 385.707 Wisatawan, Asean Total 3.751.074 Wisatawan, Asia Pasifik 3.741.016 Wisatawan, Eropa 1.332.593 Wisatawan , dan total keseluruhan 9.435.411 Wisatawan Mancanegara yang datang ke Indonesia.
Menjadi catatan juga, bahwa, target Wisatawan mancanegara di tahun 2017 tercapai, dengan naiknya wisatawan mancanegara dari tahun 2014-2017.
Namun ada beberapa hal yang harus diselesaikan dari pihak pemerintahan. Yaitu pariwisata berkelanjutan. Karena Indonesia yang kaya akan keindahan alamnya ini juga butuh keseimbangan akan kelestarian alam, agar anak cucu kita bisa menikmati keindahan ini. Apalagi target pemerintah yang ingin mendatangkan pengunjung yang besar juga akan berdampak pada masalah ekosistem di tempat pariwisata alam. Kita tahu setiap manusia pasti memiliki sifat perusak, maka pemerintah harus membuat sistem yang ketat untuk menjaga kelestarian alam dari para wisatawan
Bukan hanya masalah kelestarian alam pariwisata Indonesia, tetapi juga harus coba mencari ekonomi alternative lain selain pariwisata, karena memang jika kita hanya fokus dalam pariwisata, maka kita akan belajar dari negara yunani yang pendapatan negaranya hanya di fokuskan pada sektor pariwisata.
Kita ketahui bersama, negara Yunanni terkenal dengan peninggalan sejarah filsuf, yang sampai saat ini masih terjaga perawatan bangunannya, namun Yunani menjadi negara bangkrut karena dampak besar dari ekonomi dunia yang semakin melemah. Jika kita tidak belajar dari Yunani maka Indonesia pun akan dapat melemah ekonominya, karena alam harus dilestarikan dan perekonomian harus di cari alternative lain selain sektor pariwisata.
Bisa dengan kampung wisata Nganggelaran, yang melibatkan masyarakat desa membangun kampungnya menjadi desa pariwisata, dengan memperlihatkan mata pencaharian dari masyarakat desa tersebut, dan menkjual hasil produksi masyarakat tani maupun yang lainnya kepada para wisatawan, agar wisatawan tahu, di desa nganggelaran memiliki Produksi kakao, kambing, susu dan lain lain.
Semoga pemerintah bisa lebih memfokuskan ekonomi desa dari sektor pariwisata, agar dari setiap sektor bisa di jadikan potensi ekonomi.
*Penulis adalah mahasiswa UIN Jakarta jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Semester 7, dan aktif di organisasi mahasiswa Intra kampus maupun ekstra kampus.