Seorang tokoh sufi bernama Asy Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani Rahimahullah pernah berkata, “Aku lebih menghargai orang yang beradap daripada orang yang berilmu. Kalau hanya berilmu, iblispun lebih tinggi ilmunya daripada manusia.” Dari sini kita mengetahui bahwa ilmu tidak dapat menjadi patokan apakah kita menjadi orang yang berguna.
Oleh karena itu, jika kita tidak beradab, tetapi kita berilmu maka berarti ilmu yang kita miliki tidak berupaya mendidik diri kita. Seseorang yang beradab padahal dia sedikit berilmu maka itu lebih baik dibandingkan seseorang yang berilmu, tetapi tidak beradab.
Salah satu contoh kegiatan yang dapat meningkatkan karakter kita adalah melakukan praktikum fisika. Hah? Praktikum fisika? Mungkin di pikiran kita jika mendengar kata “Fisika” adalah pelajaran yang sulit ,banyak berhitung, banyak sekali rumus-nya ,dan mungkin beberapa orang juga berpikir bahwa orang yang pandai fisika adalah orang yang pintar. Fisika merupakan salah satu ilmu yang berhubungan dengan hal-hal di sekitar kita.
Rumus-rumus fisika yang banyak berasal dari fisikawan yang melakukan penelitian. Dalam melakukan penelitian fisikawan tersebut tidak hanya mengandalkan ilmu pengetahuannya saja, namun juga karakternya.
Nilai-nilai pendidikan karakter dapat diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran fisika. Fisika menjelaskan berbagai gejala fisis fenomena yang terjadi di alam, baik secara teori maupun perhitungan. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat ruang-ruang dalam mata pelajaran fisika yang dapat dijadikan sebagai sarana dalam mengembangkan nilai-nilai pendidikan karakter pada diri siswa, asalkan pembelajaran fisika di dilaksanakan dengan sebagaimana mestinya (Rahma Diani,2015).
Praktikum fisika tidak hanya sekedar praktikum, di saat kita melakukan praktikum kita juga akan mendapatkan pendidikan karakter. Beberapa sifat yang dapat kita kembangkan saat melakukan praktikum fisika adalah jujur, menghargai, mencintai, peduli, kreativitas, kemanusiaan, bertanggung jawab ,dan keagamaan (Paul Suparno,2012). Atau bisa kita buat menjadi rumus “2(A+C+H+R)”.
Dalam perhitungan matematika jika terdapat persamaan 2(A+C+H+R) maka bisa kita jabarkan menjadi 2A+2C+2H+2R. Lalu apa yang dimaksud rumus 2(A+C+H+R) itu dalam pengembangan karakter saat praktikum? Ya, 2A+2C+2H+2R bisa kita jabarkan menjadi berikut ini:
- 2A merupakan dua sifat yang dapat kita kembangkan saat praktikum yaitu
Appreciate (menghargai) : pada saat kita melakukan praktikum bisa jadi hasil yang kita dapatkan dari praktikum berbeda dengan hasil teman kita.
Amor (cinta) : maksud dari cinta disini adalah setelah kita melakukan praktikum kita akan mengetahui seberapa pentingnya alam ini bagi kita , sehingga kita akan tumbuh rasa cinta kepada alam di sekitar kita.
- 2C merupakan dua sifat yang dapat kita kembangkan saat praktikum yaitu
Creative ( kretif) : saat kita melakukan praktikum fisika kita akan diberikan alat-alat dan bahan praktikum, di situ lah kita dituntut untuk kreatif.
Care (peduli) : setelah melakukan praktikum fisika kita akan mengetahui kejadian-kejadian di sekitar kita . Contoh nya bagaimana bisa terjadi gempa, setelah itu kita juga akan mengetahui akibat dari gempa tersebut baik akibat untuk lingkungan maupun akibatnya untuk manusia. Sehingga akan tumbuhlah rasa peduli pada lingkungan dan pada sesama manusia.
- 2H merupakan dua sifat yang dapat kita kembangkan saat praktikum yaitu
Honest (jujur) : saat kita melakukan praktikum bisa terdapat kemungkinan hasil yang kita peroleh dari praktikum berbeda dengan hasil praktikum yang fisikawan dahulu temukan. Dari situlah kita dituntut untuk berbuat jujur.
Humanity (kemanusiaan) : setelah melakukan praktikum fisika kita akan menggetahui kejadian-kejadian di sekitar kita. Misal kita melihat orang tertabrak mobil yang kecepatannya tinggi, maka kita akan terdorong rasa kemanusiaan kita untuk menolong korban kecelakaan.
- 2R merupakan dua sifat yang dapat kita kembangkan saat praktikum yaitu
Religius (keagamaan) : setelah praktikum kita akan menyadari tanda-tanda kekuasaan tuhan.
Responsible (bertanggung jawab) : dalam melakukan praktikum fisika kita tidak hanya diajari ilmu-ilmu fisika saja, tetapi kita juga diajari cara bertanggung jawab. Contohnya setelah melakukan praktikum kita akan membuat laporan praktikum sebagai bukti saat kita melakukan presentasi nanti, apakah yang kita presentasikan bisa teruji pertanggung jawabannya.
Dari uraian di atas apa yang dapat kita simpulkan? Ya, benar saat kita melakukan praktikum fisika kita tidak hanya mempelajari ilmu-ilmu fisika saja, namun kita juga akan mendapatkan pelajaran tentang beradab. Penjelasan di atas juga memberikan contoh alasan mengapa adab lebih penting dari pada kepintaran.
Sepandai apapun seseorang tetapi jika dia tidak beradab maka percuma saja ilmunya, bisa jadi ilmu yang dia dapatkan akan dimanfaatkan untuk hal yang tidak baik. Namun seseorang yang beradab dia akan menggunakan ilmunya untuk kebaikan, karena dia mengetahui apa akibat buruk jika dia salah menggunakan ilmunya.
DAFTAR PUSTAKA
Paul, S. (2012).Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Fisika. Diakses pada 27 Desember 2020 , dari https://repository.usd.ac.id/4842/1/138_Pendidikan+karakter+dalam+pengajaran+fisika.pdf
Diani, R. (2015). Pengembangan perangkat pembelajaran fisika berbasis pendidikan karakter dengan model problem basedinstruction. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni, 4(2), 243-255.