Minggu, November 24, 2024

Somad yang Takut Salib

Denny Siregar
Denny Siregar
Penulis dan blogger.
- Advertisement -

“Bang, bagaimana pandanganmu tentang video ini?”

Tanya seorang teman sambil membagikan video seorang ustaz bernama Somad yang sedang ceramah. Dalam ceramahnya, Somad bercerita ada seorang ibu yang selalu teringat-teringat salib (simbol Kristen) dalam benaknya.

Yang menarik jawaban Somad. Ia bicara tentang jin yang menempel di salib itu. Bahkan lebih lagi, ia bercanda sambil mengejek tentang posisi patung disalib yang diyakini sebagai wujud Yesus Kristus. Dan para jemaah pun tertawa melihat ekspresinya. Apalagi saat Somad sendiri bicara tentang lambang salib di ambulans.

Itu video lama banget kayaknya yang kembali di-upload di media sosial. Saya ketawa menontonnya.

Bukan menertawai salib, tetapi menertawai kedangkalan berpikir seorang Somad yang disanjung-sanjung sebagai ustaz oleh jemaahnya. Bagaimana ia bisa begitu rendah mengambil kesimpulan bahwa pada salib itu ada jin yang mempengaruhi seorang ibu?

Penjelasan yang diberikan hanya bersikap menghakimi, tanpa ada ilmu yang bisa diterima oleh akal sehat seperti bahwa mungkin saja ibu itu pernah melihat salib di mana dan itu tersimpan dalam memori pikirannya. Pokoknya salahkan jin, habis perkara. Ya, dia jawab begitu karena memang enggak tahu jawabannya.

Somad kelihatannya memang takut dengan salib.

Ia sepertinya memandang salib sebagai media pemujaan umat Kristiani, daripada sebuah simbol saja. Miriplah dengan batu hitam Hajar Aswad di dalam Ka’bah, yang menjadi pusat kiblat umat Muslim dunia.

Banyak bahasa sederhana yang bisa digunakan untuk menggambarkan bahwa salib adalah simbol umat Kristen, tetapi Somad lebih memilih “jin” sebagai bahasanya. Dangkal, kan?

Tambah lagi dia bicara bahwa lambang palang merah di ambulans sebagai salib, padahal itu lambang negara Swiss, negara kelahiran Hendry Dunant yang mengorganisir lembaga besar untuk kemanusiaan.

- Advertisement -

Jadi, sepanjang Somad ngomong di video itu, seluruhnya tidak ada yang benar. Tapi karena ia bergelar “ustaz,” maka ia menjadi benar di kalangan jemaahnya.

Padahal, sebagai ustaz, Somad seharusnya paham bahwa ada sejarah dalam Islam ketika orang-orang Muslim mencaci maki sesembahan orang Quraisy saat masa Nabi Muhammad Saw. Orang Quraisy kemudian meminta kepada Nabi, “Wahai, Muhammad… hentikan makian mereka pada sesembahan kami, sebelum kami mencaci maki Tuhanmu…”

Itulah asal mula turunnya surat Al-An’am ayat 108, “Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan..”

Jelas dan tegas, sebuah peringatan supaya kita bisa menghormati keyakinan orang lain yang tidak seagama dengan kita.

Mungkin Somad belum sampai ke ayat itu, karena sibuk melucu supaya jemaahnya semakin banyak, melimpah ruah, dan sudah pasti dampak ekonominya berlipat.

Supaya pasar tetap terjaga, maka bicarakanlah apa yang audiens suka, bukan apa yang sebenarnya.

Seruput, Somad?

Baca juga

Tak Ada Paksaan dalam Agama. Titik!

Dalam NKRI Tak Ada Orang Kafir!

Kasus Ustad Abdul Somad dan Lagi-Lagi Masalah Toleransi

Ustaz Somad, Jangan Nodai Pendidikan Kami

Kiai Ishom, Ustaz Somad, dan Kesantunan Berbangsa

Denny Siregar
Denny Siregar
Penulis dan blogger.
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.