Senin, April 29, 2024

Semangat Membangun Museum Situs Semedo

Dwi Exsir Pamungkas
Dwi Exsir Pamungkas
Mahasiswa Antropologi Sosial, Universitas Diponegoro

Semedo merupakan salah satu nama daerah yang berada di Kabupaten Tegal, sekilas cerita sejak tahun 2005 sebenarnya sudah ditemukan beberapa fosil manusia purba yang dipercaya oleh warga setempat merupakan fosil manusia purba yang pernah hidup di wilayah tersebut.

Ketika saya menginjakkan kaki saya di sekitaran situs Semedo, yang terbenak dalam pikiran saya hanya ada sebuah museum yang berisi fosil manusia purba pada umumnya. Namun, ketika saya menyusuri kedalam museum situs Semedo, saya bertemu dengan seorang petani sekaligus seniman yang bernama Pak Dakri. Terdapat beberapa pajangan hiasan pada dinding rumahnya seperti hiasan wayang yang di dasarnya adalah kulit kambing, hal tersebut membuat saya semakin penasaran dengan sosok pak Dakri.

Ketika saya memulai perbincangan dengan pak Dakri, beliau mengatakan bahwa beliau lah yang pada awalnya menemukan fosil-fosil yang berada di sekitar wilayah hutan di Semedo. Berdasarkan informasi yang saya terima ketika melakukan wawancara dengan pak Dakri beliau pertama kali menemukan fosil kehidupan pra sejarah seperti fosil hewan seperti tulang belulang gajah, kura-kura, hingga banteng di temukan di sana.

Tetapi tidak hanya itu saja fosil yang ditemukan di sekitaran wilayah hutan Semedo, ada beberapa fosil manusia purba yang ditemukan di sekitaran wilayah hutan Semedo, dan diyakini merupakan tulang dari kerangka manusia purba yang dulunya pernah hidup di wilayah Semedo.

Perjalanan dalam pembangunan Museum Situs Semedo tidaklah cepat, sejak tahun 2005 pak Dakri terus mengumpulkan fosil yang ia temukan di sekitaran hutan Semedo, permintaan pak Dakri untuk membangun Museum Situs Semedo tidaklah mudah begitu saja, pa Dakri bersama tiga orang temannya yang merupakan penemu fosil juga di wilayah hutan Semedo meminta kepada pemerintah untuk membangun museum di sana.

Hal tersebut  bertujuan untuk memberi edukasi kepada anak cucu mereka agar mengetahui bahwa di wilayah Semedo pada zaman dulu pernah ada peradaban manusia purba yang pernah hidup di sana. Pada akhirnya permintaan tersebut dikabulkan oleh pemerintah dengan di bangunnya museum situs Semedo yang dibangun secara bertahap pada tahun 2015.

Ketika saya berkunjung ke dalam Museum Semedo yang tak kalah menarik adalah dekat dengan museum terdapat gunung gajah, yang dipercaya oleh masyarakat setempat bahwa gunung tersebut  berbentuk menyerupai gajah yang sedang duduk. Terlepas dari hal tersebut itu merupakan salah satu kepercayaan masyarakat yang berada di sana, sehingga gunung tersebut disebut dengan gunung gajah.

Keindahan panorama alam yang diberikan oleh Gunung Gajah memanglah indah sekali, sehingga gunung gajah saat ini dijadikan tempat wisata cagar budaya yang dikelola oleh pemerintah setempat. Dapat  disimpulkan bahwa gunung gajah memiliki keterkaitannya dengan berdirinya museum Semedo.

Meskipun Pak Dakri Sudah tua tetapi ambisinya dalam membangun museum sangatlah tinggi demi melestarikan sejarah yang pernah ada di wilayah Semedo.

Dengan tujuan yang sangat mulia, pak Dakri Ikhlas melakukan hal tersebut dengan hati yang tulus bagi generasi penerus bangsa ini, beliau juga berpesan kepada saya agar tetap semangat untuk terus belajar supaya suatu saat nanti negara ada pada tangan orang yang tepat, bukan pada tangan penguasa yang hanya merusak lingkungan saja.

Dwi Exsir Pamungkas
Dwi Exsir Pamungkas
Mahasiswa Antropologi Sosial, Universitas Diponegoro
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.