Jumat, Maret 29, 2024

Saya Tim Livi Zheng

Dicky Edwin Hindarto
Dicky Edwin Hindarto
Penggila film; pencinta kuliner yang juga Head of Indonesia Joint Crediting Mechanism Secretariat.

Dalam beberapa hari terakhir saya ikutan kepo dan sibuk mencari tahu tentang sosok Livi Zheng, seorang sutradara muda yang penuh kontroversi dan, konon, telah menaklukkan Hollywood. Informasi pertama tentang Livi ini saya dapat dari dua orang sahabat kepowan saya, Cak Lanky Dicota dan Cak Erry Rismawan, yang memang selalu kepo, khususon terhadap isu dan berita selebritis perempuan.

Tak mau kalah pinter dengan kedua sahabat saya ini, saya melalap semua berita tentang Livi. Sekolah di mana, anaknya siapa, filmnya apa saja, sampai ukuran bajunya nomor berapa.

Dan dia memang penuh kontroversi. Tak kurang dari situs berita favorit saya, Tirto, menurunkan bahkan sampai 4 tulisan berseri tentang Livi yang dianggap adalah seorang yang melakukan pansos alias panjat sosial. Bahkan tulisan-tulisan “miring” tentang Livi juga banyak banget di internet, khususnya di situs GeotimesBahkan seri pertamanya diakses dan dibaca sampai lebih dari 150 ribuan!

Sementara itu, berita positif, bahkan sangat positif, juga banyak di berbagai media daring, cetak, sampai televisi. Livi melakukan ini dan melakukan itu. Livi yang diundang berbagai perguruan tinggi terkenal untuk memberi kuliah tamu. Livi yang jadi headline media selebritis dan hiburan. Livi begini dan Livi begitu.

Livi juga di-endorse oleh Luhut Binsar Panjaitan, Khofifah Indar Parawansa, dan berbagai menteri sebagai generasi muda berprestasi, penakluk Hollywood, contoh hidup pahlawan milenial,  dan sampai Anies Baswedan pun kepincut serta minta dibuatkan film pendek tentang Jakarta.

Dan bahkan, konon, PBNU sedang menyewa Livi untuk jadi sutradara The Santri, film khusus tentang santri NU yang akan dibintangi oleh Emil Dardak, wakil gubernur Jawa Timur. Bayangkan apabila semua informasi ini benar, Indonesia sekarang mempunyai seorang megabintang sutradara sekelas George Lucas (yang katanya kakak kelas Livi), Ang Lee, dan Alfred Hitchock.

Dengan begitu, Livi sudah melampaui para sutradara senior Indonesia seperti Garin Nugroho, Teguh Karya, Sjuman Djaja, dan bahkan sutradara favorit saya, Pak Kurnain Suhardiman, yang filmnya, Si Unyil, dulu selalu saya tunggu tiap minggu. Apalagi dibandingkan dengan sutradara yang namanya baru kedengaran atau yang spesialis film hantu porno, kelas Livi jauh di atasnya.

Saya selaku orang yang selalu berpikir logis sebenarnya sangat menyangsikan ada meteor baru dari jagat perfilman nasional yang secemerlang ini. Ini pasti barang KW!

Dan akhirnya saya menemukan tautan Youtube ini tadi pagi. Livi diadili oleh empat orang lelaki, satu perempuan, dan ditambah satu presenter, yang menuduh Livi melakukan penipuan, berpura-pura hebat, sampai melakukan pansos! Bahkan judul dari acaranya pun langsung mempertanyakan eksistensi Livi, Berlagak Hollywood!

Dan dengan gagah perkasa, menggebu-gebu, dan sangat sinis, semua menghakimi Livi. Praktis Livi menghadapi 5 orang seniornya di bidang perfilman ditambah presenter yang tidak netral.

Takutkah Livi menghadapi mereka? Sama sekali tidak!

Gadis muda cantik eksotik ini dengan gagah perkasa menghadapi para raksasa dunia film Indonesia. Walau memang terkesan tidak menguasai masalah, ngotot, dan asal balas, Livi memang luar biasa. Rasa percaya diri, ketabahan, dan keberaniannya jauh di atas rata-rata perempuan muda seumurnya, bahkan yang umurnya dua kali lipat Livi!

Dia berani datang di acara yang di-setting sebagai pengadilan untuknya, luar biasa!

Mungkin dia memang seorang oportunis, mungkin juga dia sengaja melakukan pansos, dibantu penuh harta orang tua, dan memanfaatkan sifat orang Indonesia yang gumunan, kagetan, dan selalu snob sok kebarat-baratan, tapi apa itu salah?

Mungkin juga Livi memang dibantu timnya untuk melakukan lobbying pada para pejabat negara. Melakukan pencitraan luar biasa. Bahkan sangat mungkin juga melakukan pendekatan ke media dengan sangat luar biasa, tapi apa anehnya di negeri ini?

Livi tidak melakukan korupsi dan dia juga tidak merampok uang negara. Apa salah kalau dia memanfaatkan kemudaannya, kecantikannya, pengaruh orang tuanya, keberhasilan sekolahnya di luar negeri, dan kekayaan orang tuanya?

Banyak, kok, yang lebih parah, bahkan jauh lebih merusak dari Livi dan fenomenanya.

Salah sendiri kemudian kalau ada media yang percaya, tidak melakukan cek dan ricek, langsung kutip siaran media dan malas melakukan analisis.

Livi adalah cerminan negeri ini yang menggunakan media untuk menjunjung orang setinggi langit, dan kemudian media yang sama mencacinya seperti sampah. Livi juga cerminan negeri ini yang masyarakatnya suka kepo, tapi malas berpikir panjang apa kenyataan sebenarnya.

Masyarakat yang juga sanggup membela sampai berdarah-darah, tetapi juga mencampakkan dan mencekik sampai mati.

Tapi, kalau saya yang ditanya apakah saya ikutan benci dan sebal dengan Livi atau tidak, jawaban saya pasti tidak. Livi berhak untuk melakukan upaya apa pun untuk jadi terkenal dan ngetop asal tidak merugikan negara. Perkara ada yang terus protes dan meradang, belum ada undang-undangnya, kok, melarang orang pencitraan.

Yang dilakukan Livi masih sebatas tidak berbahaya, bahkan saya kagum dengan strategi publikasi dan medianya. Salahnya sendiri kalau ada yang kemudian merasa tertipu. Saya mah tetap tim Livi!

Yang merasa tertipu berarti belum menghayati perannya jadi orang Indonesia…

2 September 2019,

Bandara Soetta, waktu menunggu penerbangan berikutnya.

Baca serial Livi Zheng

Meneliti Livi Zheng (Bagian 1)

Meneliti Livi Zheng (Bagian 2)

Meneliti Livi Zheng (Bagian 2,5)

Meneliti Livi Zheng (Bagian 3)

Ada “Tokoh” Kemayoran di Belakang Livi Zheng?

Ucapan Terima Kasih untuk Kerja Jurnalistik yang Menakjubkan

Dicky Edwin Hindarto
Dicky Edwin Hindarto
Penggila film; pencinta kuliner yang juga Head of Indonesia Joint Crediting Mechanism Secretariat.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.