Minggu, Desember 8, 2024

Korelasi Filsafat Islam dan Filsafat Yunani

Ahmad Hilmi Alwan
Ahmad Hilmi Alwan
Mahasiswa AFI UINSA
- Advertisement -

Dalam catatan sejarah, kontak antara Islam dan filsafat Yunani (dan sains) terjadi melalui wilayah Syria, Mesopotamia, Persia, dan Mesir. Selama penaklukan Timur oleh Alexander Agung pada abad ke-4 SM (331). Filsafat Yunani diperkenalkan ke wilayah ini sekitar 1000 SM, mengintegrasikan Yunani dan Persia ke dalam satu negara besar:

  1. Dia mengangkat seorang penguasa dan pelayan dari Yunani dan Persia.

2. Dia mendorong pernikahan antara orang Yunani dan Persia. Bahkan, dia pernah mengadakan pernikahan kolektif di Suza dengan seorang wanita Persia, 24 jenderal, dan 10.000 tentara.

3. Sementara itu, ia sendiri menikahi Statilla, putri Raja Darius dari Persia yang dikalahkan.Baru pada masa dinasti Bani Abbasiyah yang berpusat pada kekaisaran di Baghdad, ia menjadi tertarik pada filsafat Yunani.Bahkan, masuknya filsafat Yunani ke dalam Islam terjadi terutama melalui kota ini, khususnya Irak.

Di sini, dengan dorongan Khalifah al-Mansur dan kemudian Khalifah Harn al-Rasyid, ada gerakan untuk menerjemahkan buku-buku Yunani ke dalam bahasa Arab.Kegiatan ini meningkat pada masa Khalifah al-Makmun, putra Harun al-Rasyid, yang dikenal dengan era penerjemahan.Penerjemahan kitab tersebut ke dalam bahasa Arab sebenarnya dimulai pada masa pemerintahan Bani Umayyah.

Kegiatan ini disponsori oleh Khalifah Khalidibn Yazid. Saat itu, buku-buku sains yang diterjemahkan sangat erat kaitannya dengan kebutuhan hidup yang sebenarnya, seperti buku-buku kimia dan kedokteran.

Pada akhir abad ke-1, kalender Hijriah Umar ibn’Abd Al’Aziz juga mempromosikan terjemahan buku-buku tentang kedokteran, kimia dan geometri. Sementara itu, riwayat lain mengumumkan bahwa penerjemahan telah dimulai pada masa Khalifah Malwan Ibn Hakam di bidang kedokteran.

Buku tersebut kemudian disimpan di Perpustakaan Negara hingga Umaribn ‘Abd Al’Azis naik takhta. Pada Terjemahan Generasi II , berbagai disiplin ilmu diterjemahkan dari bahasa Syria, Persia, dan Yunani ke dalam bahasa Arab. Di antaranya karya Plato, seperti Thaetitus, Cratylus, Parmenides, Tunaeus,Phaedo, Politicus, dan lainnya; karya Aristoteles, seperti, Categoriae,Rethorica, De Caelo,Ethica Nichomachaea dan lainnya; karya Neo Platonisme, seperti Enneads, Theologia,Isagoge, Elements of Theology, dan lainnya.

Telah dipaparkan, dengan adanya generation penerjemahan ini umat Islam telah mampu menguasai intelektual dari tiga kebudayaan yang sudah tinggi ketika itu, yakni Yunani, Persia, dan India.

Para intelektual Islam tidak hanya mampu menguasai filsafat dan sains, tetapi mereka juga mampu mengembangkan dan menambahkan hasil observasi mereka ke dalam sains dan hasil pemikiran mereka ke dalam lapangan filsafat

Ahmad Hilmi Alwan
Ahmad Hilmi Alwan
Mahasiswa AFI UINSA
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.