Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan akan merayakan ulang tahun ke 51 pada Rabu, 10 Januari ini. Dan hampir pasti Presiden Jokowi tidak akan hadir di sana. Koordinator Staf khusus Presiden Ari Dwipayana bilang, Presiden tidak akan datang karena harus berkunjung ke luar negeri.
Tapi lucunya, Pak Ari bilang, belum ada kepastian negara mana yang akan dikunjungi Pak Jokowi pada 10 Januari itu. Ini jadi luar biasa, atau di luar kebiasaan, karena ini mungkin akan menjadi kali pertama Jokowi saat menjabat sebagai Presiden tidak hadir dalam acara ulang tahun PDI-P.
Sebenarnya itu sekadar meneguhkan anggapan bahwa Jokowi memang sudah bercerai dengan PDI-P. Hubungan mereka memang sudah sampai tahap yang tidak bisa diperbaiki.
Sudah sulit untuk membantah Jokowi sepenuhnya berada di belakang atau bersama Prabowo, bukan Ganjar Pranowo.
Sampai sekarang saya masih mendengar pihak-pihak yang berkeras bahwa Jokowi pada dasarnya masih mendukung Ganjar. Buat saya, itu adalah harapan yang sama sekali tidak realistis.
Presiden Jokowi sudah terlalu jauh dikecewakan oleh Bu Mega, dan oleh para pimpinan PDI-P. Sebenarnya Jokowi masih sempat berusaha sabar untuk waktu yang lama, sebelum akhirnya ia harus menyerah ketika PDI-P memerintahkan Ganjar menolak partisipasi Israel dalam Piala Dunia Under-20, ketika ia tidak dilibatkan dalam deklarasi pencalonan Ganjar, serta ketika Bu Mega bilang Jokowi adalah petugas partai yang bukan apa-apa kalau tidak ada PDI-P.
Apalagi belakangan Bu Mega menyatakan PDIP harus melawan penguasa yang sudah menyerupai Orde Baru. Jadi kalau sekarang sang Presiden tidak hadir di acara ulangtahun PDI-P, itu sangat normal. Sudah tidak ada lagi nampaknya cara untuk mendamaikan mereka, setidaknya saat ini.
Ayo gunakan akal sehat. Karena hanya dengan akal sehat, Indonesia bisa selamat