Jumat, November 8, 2024

John Perkins “Ekonomic Hit Man” dan Jebakan Utang Luar Negeri?

Adi Ilham
Adi Ilham
katanya “mahasiswa”
- Advertisement -

Pernyataan yang disampaikan oleh John Perkins dalam buku Confession on Economic Hitman merupakan pengalaman pribadi seorang John Perkins yang pernah menjadi agen EHM (Economics Hit Man). Dalam buku yang ditulisnya, John Perkins menyatakan banyak pengakuan selama menjadi “perusak ekonomi”, dia mengaku seorang ahli ekonom yang bekerja untuk perusahaan multinasional yang didukung oleh Amerika Serikat.

Dia bersama rekan-rekannya ditugasi untuk menciptakan ketergantungan ekonomi negara-negara berkembang dunia ketiga dan terbelakang melalui politik utang. Mereka membuat strategi dengan melemahkan ekonomi negara berkembang dengan menjebaknya dalam perangkap utang, agar supaya kebijakan ekonominya mudah dikendalikan karena di dalam belitan utang suatu negara peminjam akan lebih loyal.

Corporatocracy (sebuah koalisi bisnis dan politik antara pemerintah, perbankan, dan korporasi) yang dibuat oleh negara adikuasa menjadi sebuah alat yang dahsyat untuk melemahkan perekonomian negara berkembang melalui ekonominya.

Para agen memberikan pinjaman dana yang begitu besar kepada pada negara kreditor dengan dalih-dalih kemanusiaan, mendongkrak pertumbuhan ekonomi, pembangunan infrastruktur, dan lain-lain. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan mengurung negara yang bersangkutan di dalam utang.

Para agen EHM juga membuat skema yang menyesatkan dengan memanipulasi data pertumbhuan ekonomi suatu negara dan membuat “ramalan” apabila suatu negara melakukan pembangunan seperti infratruktur. Hal itu bertujuan agara negara yang bersangkutan mempunyai keinginan untuk berutang dan para agen EHM ini siap memberikan utangan dengan dalih bantuan.

Pada tahun 1971 John Perkins sempat membuat model ekonometrika bagi Indonesia dalam sebuah rencana strategi energi untuk pulau Jawa.

Para agen membuat asumsi bahwa pembangunan pembangkit listrik di Pulau Jawa diperkirakan akan membuat pertumbuhan beban listrik melonjak untuk tahun berikutnya melebihi 10% pertahun yang diprediksi membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa melebihi 17% persen pertahun. Padahal, sebenarnya tidak pernah terjadi dan tidak mungkin pertumbuhan beban listrik tumbuh melebihi 7% pertahun.

Melihat kondisi Indonesia, timbul sebuah pertanyaan apakah ekonomi nasional terjebak dalam utang luar negeri??

Adi Ilham
Adi Ilham
katanya “mahasiswa”
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.