Minggu, Mei 5, 2024

Fenomena Penyewaan Pacar Virtual di Kalangan Anak Bawah Umur

Fadlyn Attina Jatmiko
Fadlyn Attina Jatmiko
Saya adalah seorang mahasiswi dari Fakultas Keperawatan, Universitas Airlangga yang berumur 19 tahun. Saya suka mengikuti isu - isu maupun fenomena terkini yang berkaitan dengan sosial, kesehatan, dan pendidikan.

Saat ini Indonesia dikejutkan dengan munculnya trend “Sewa Pacar Virtual” yang marak terjadi pada kalangan anak–anak, contohnya pada siswa/i di bangku sekolah dasar. Aplikasi atau layanan penyewaan ini merupakan jasa online yang ditawarkan suatu pihak. Penjual akan memberikan pilihan kepada target mengenai nama–nama anggota yang “tersedia” (penjual atau admin menggunakan identitas samaran pada anggota). Fasilitas yang diberikan (chating atau call) bahkan terdapat pihak yang menyediakan layanan video call, lalu durasi penyewaan, dan beberapa aturan tergantung pada jasa penyewaan tersebut.

Biaya yang ditawarkan pun bervariasi dengan harga mulai dari Rp. 7000. Harga yang terbilang murah untuk membuat anak–anak tergiur. Ketika target dan penjual telah mempunyai kesepakatan, maka anggota yang telah dipilih target akan mulai menjalankan aksi.

Berdasarkan penjelasan dari Ibu Haniva Hasna selaku pakar Kriminolog pada wawancara di Channel Youtube: Macan Idealis, langkah pertama dari pihak penjual jasa adalah memahami karakter dan sifat target sehingga target akan merasa nyaman dan ingin menggunakan jasa tersebut dalam waktu yang lama.

Jasa sewa pacar memberikan perhatian lebih melalui layanan yang diberikan bagi anak –anak yang merasa dirinya kesepian dan membuat target merasa ada seseorang yang memberi perhatian lebih, bahkan lebih dari yang orang tua mereka berikan. Hal itu lah yang menjadi salah satu penyebab terbesar fenomena ini terus merajalela.

Sewa pacar virtual bisa menjadi langkah pertama bagi oknum kejahatan untuk melakukan aksi mereka. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan minim nya pengetahuan serta kesadaran anak–anak di bawah umur membuat para pelaku bisa dengan mudah menembus dinding kepercayaan mereka.

Dalam kasus yang ditangani oleh Ibu Haniva Hasna, beliau menjelaskan bahwa jasa online ini telah memakan banyak korban pelecehan seksual melalui ranah daring. Berdasarkan keterangan korban, mereka melakukan hubungan seksual melalui dirty-text hingga membuat pasangan mereka ereksi.

Kejadian yang terus berulang membuat mereka penasaran dan akhirnya memasukkan benda asing ke dalam organ vital. Ketika korban mendatangi Ibu Haniva, ia pun bingung bagaimana untuk menjelaskan bahwa ia telah dilecehkan. Dan dalam hukum, sebuah tindak kejahatan harus mempunyai pelaku, saksi, bukti, dan korban. Namun, dalam kasus ini tidak dapat disebut tindak kejahatan karena tidak adanya beberapa aspek secara nyata. Hal ini tentu sangat mempengaruhi kesehatan mental dan kesehatan seksual para korban serta bukan suatu ketidakmungkinan bahwa korban bisa berubah menjadi pelaku.

Pengaruh dari fenomena ini yang pertama adalah kesehatan mental korban. Korban yang kebanyakan adalah anak dibawah umur menjadi trauma, linglung, dan korban yang menjadi pelaku memiliki kemungkinan besar bahwa kesehatan mental nya tidak stabil. Tumbuh kembang mereka pun menjadi tidak maksimal karena kejadian tersebut. Perlu pendampingan dari konselor maupun psikolog untuk para korban.

Dari segi fisik, pada organ vital seorang anak yang belum matang umur dan kedewasaannya akan menyebabkan organ tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik. Terdapat kasus seorang anak harus melakukan operasi pengangkatan rahim dikarenakan pemerkosaan yang telah terjadi.

Dalam kasus yang ditangani Ibu Haniva ini, kemungkinan terjadi luka dan IMS (Infeksi Menular Seksual) sangat besar karena di samping organ vital yang belum sepenuhnya matang, pengetahuan yang minim dari korban mengenai kesehatan seksual juga perlu diperhatikan. Kita tidak pernah tau kemungkinan apa yang bisa terjadi setelah mereka mengenal “Sewa Pacar Virtual”, apakah mereka ‘kapok’? Atau justru terjerumus ke dunia nyata?

Kesehatan mental dan kesehatan seksual memiliki tingkat kepentingan yang sama dan urgensi nya di Indonesia saat ini juga sangat di khawatirkan. Penting sebagai orang tua untuk selalu mengawasi lingkungan sekitar anak, memberikan edukasi sejak dini dan memberikan batasan tanpa mengurangi semangat mereka untuk bermimpi atau melakukan hal mereka sukai.

Fadlyn Attina Jatmiko
Fadlyn Attina Jatmiko
Saya adalah seorang mahasiswi dari Fakultas Keperawatan, Universitas Airlangga yang berumur 19 tahun. Saya suka mengikuti isu - isu maupun fenomena terkini yang berkaitan dengan sosial, kesehatan, dan pendidikan.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.