Transformasi bukanlah suatu hal yang baru dalam organisasi modern terlebih lebih pada industri penerbangan, saat ini kita hidup di dunia baru. Internet, yang membawa konektivitas dan transparansi dalam kehidupan sehari-hari, telah menjadi bagian besar atas perubahan yang terjadi saat ini.
Apa saja perubahan yang telah terjadi pada industry penerbangan global saat ini?
Dari Exclusive menuju Inclusive
Dalam level makro, dunia telah berubah dari Hegemony menjadi Multilateral. Negara superpower khususnya seperti Amerika dan Uni Eropa menyadari sebagian kekuatan ekonomi bergeser ke bagian dunia lainnya, terutama bergeser menuju Asia yang telah mengalami pertumbuhan ekonomi secara stabil dalam beberapa dekade terakhir. Penting untuk dicatat bahwa negara adidaya barat masih akan kuat, hanya saja negara yang lain menjadi lebih kuat.
Kekuatan ekonomi saat ini tidak lagi terkonsentrasi pada suatu negara tapi sudah berubah tersebar ke berbagai negara yang lain. Pergeseran ekonomi ini sering dikaitkan dengan profil demografi dari negara berkembang yang mana demografi usianya lebih muda, lebih produktif, dan sedang bertumbuh dari sisi pendapatan. Hal tersebut yang dapat menciptakan permintaan pasar yang kuat dan mampu mengendalikan pertumbuhan ekonomi.
Dalam level mikro, Industri pada umumnya terlebih-lebih pelaku industri penerbangan global juga telah berubah dari industri yang bergerak sendiri-sendiri atau berkompetisi saat ini menjadi lebih bersinergi.
Dari Vertical menuju Horizontal
Dalam hubungan customer, industri penerbangan global cenderung untuk tidak lagi dapat bersikap vertical, namun dalam hal membangun hubungan dengan customer saat ini telah berubah menjadi Horizontal, mereka lebih percaya terhadap F-Factor (Friends, Family, Forum/Socmed) yang dengan mudah mereka komunikasikan melalui aplikasi chat, forum, dsb.
Begitu juga dengan halnya proses inovasi pada industri, yang sebelumnya menggunakan konsep Research & Develop, kini berubah menjadi Connect & Research.
Dari Individual menuju Social
Dunia kini juga telah bermetamorfosis, yang sebelumnya bersifat individual kini dengan kehadiran teknologi seperti internet berubah menjadi lebih sosial. Dalam hal mempertahankan reputasi industri, yang dulunya lebih personal kini bergeser menjadi community. Reputasi industri yang dulunya ditentukan oleh strategi komunikasi terhadap para customer secara pesonal, kini reputasi perusahaan terbentuk dari opini public/ community.
Keputusan konsumen juga kini telah berubah dalam hal mengambil keputusan, yang sebelumnya bersifat individual kini menjadi social. Opini-opini dari publik sosial kini sangat mempengaruhi keputusan konsumen. Pelaku industri penerbangan global harus lebih jeli dalam hal memasarkan produk dan jasa yang ditawarkannya.
Dari perubahan-perubahan tersebut dapat disimpulkan bahwa kini dunia berubah dikarenakan faktor teknologi yang bernama digital. Agar dapat terus bertahan atau sustain, industri penerbangan harus mampu bertansformasi digital sehingga dapat mengikuti perubahan yang ada saat ini.
Perekonomian dunia khususnya negara-negara berkembang seperti Indonesia, sedang bergerak menuju ekonomi digital. Perkembangan teknologi menjadi penggerak pertama perubahan tersebut. Organisasi dunia OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) menyatakan, inovasi digital diklaim mampu membawa banyak negara lebih dekat pada kemakmuran yang berkesinambungan.
Gagasan tersebut tak bisa disangkal mengingat teknologi telah membuat proses produksi, pemasaran, distribusi, dan sebagainya menjadi lebih efisien dan efektif. Konektivitas yang dibangun pun memampukan banyak pelaku bisnis terhubung dengan akses-akses modal dan pasar yang baru. Peluang-peluang bisnis baru pun terbentang lebar dan ekonomi digital hadir sembari menjanjikan kemakmuran.
Membawa industri penerbangan global untuk berubah atau bertransformasi digital bukanlah sesuatu hal yang mudah untuk dilakukan ataupun dengan waktu yang sebentar, harus diterapkan framework yang tepat sehingga dapat meminimalisir risiko kegagalan proses transformasi tersebut.
Strategi Digital
Dalam proses transformasi digital, selain fokus terhadap pemanfaatan teknologi, business model juga menjadi topik utama. Karena dalam praktik terbaiknya di era teknologi digital, banyak penerapan strategi model bisnis baru yang dapat menciptakan pasar baru, mengganggu dan merusak pasar yang sudah ada, serta menggantikan business model terdahulunya. Hal seperti ini dikenal dengan Business Model Disruption.
Transformasi digital harus diiringi dengan strategi perubahan bisnis model, yaitu menciptakan Business Model Disruption. Karena dengan dilakukannya penerapan teknologi digital dalam operasional dan pelayanan akan berdampak terhadap customer, sehingga Business Model yang terdahulu harus dapat disesuaikan dengan kondisi terkini, untuk dapat mengoptimalkan serta meningkatkan kinerja bisnis perusahaan.
Selain strategi menciptakan Business Model Disruption, kesuksesan transformasi digital pastinya ditentukan oleh strategi penggunaan dan pemanfaatan teknologi digitalnya itu sendiri. Transformasi digital tidak hanya sebatas mengganti suatu proses atau pelayanan konvensional dengan menggunakan teknologi digital semata, tetapi menggunakan Technology Disruption.
Salah satu contoh Technology Disruption yang sedang mulai berkembang di Indonesia adalah teknologi Big Data. Big Data adalah sebuah teknologi baru di dunia teknologi informasi dimana memungkinan proses pengolahan, penyimpanan dan analisis data dalam beragam bentuk/format, berjumlah besar dan pertambahan data yang sangat cepat. Pengolahan dan analisis data dalam jumlah sangat besar ini memerlukan waktu yang relatif jauh lebih singkat dengan menggunakan Big Data dibanding teknologi data sebelumnya, misalnya database relational seperti MySQL. Penerapan teknologi Big Data akan sangat berfungsi sebagai alat Business Intelligence dengan memanfaatkan data-data operasional di lapangan.
Di era teknologi digital saat ini, ketika banyak industri melakukan transformasi digital, masyarakat pada umumnya yang menjadi customer secara tidak disadari juga ikut mengalami perubahan yang begitu cepat dan cukup signifikan. Fenomena ini dikenal sebagai Customer disruption.
Hal seperti itu harus dapat diantisipasi dengan strategi yang tepat. Industri penerbangan saat ini dituntut untuk dapat mengerti keinginan dari setiap customer. Salah satu contohnya adalah dengan menciptakan strategi pelayanan yang mengedepankan pengalaman tak terlupakan dan berbeda dengan pelayanan sejenis lainnya. kunci agar tak terdisrupsi, adalah harus memastikan eksistensi pelayanan yang mampu menjawab problematika dari para customer.
Kepemimpinan Digital
Kecekatan/kesigapan seorang pemimpin perusahaan terhadap perubahan teknologi digital sangat diperlukan. They don’t just “do digital”, they “act digital”. Suatu transformasi akan jauh berpotensi berhasil jika inisiatif dimulai dari pimpinannya. Pemimpin diharapkan bertanggungjawab penuh terhadap proses transformasi digital, kemampuan pimpinan juga menjadi hal yang sangat penting.
Dalam melakukan transformasi digital, pemimpin juga harus dapat menjadi katalis akan terjadinya perubahan tersebut. Dengan cara melakukan Inisiatif untuk percepatan dan berfokus terhadap program-program transformasi digital yang juga dapat menjadi solusi bagi permasalahan yang ada. Pemimpin harus memulai inisiatif tersebut, tidak bisa menunggu suatu masalah yang sangat besar baru mulai bertindak.
Dalam mensukseskan transformasi digital diperlukan lingkungan yang dapat mendukung tercapainya tujuan transformasi tersebut, oleh karena itu baik di dalam internal maupun eksternal perusahaan, pemimpin harus mampu menciptakan lingkungan yang inovatif. Lingkungan inovatif yang dimaksud disini adalah lingkungan yang dapat beradaptasi dengan teknologi yang diterapkan, baik itu pelaku usaha dan juga stakeholder yang terlibat dalam penerapan teknologi tersebut.
Budaya Digital
Upaya mendigitalisasi sistem pengoperasian dan pelayanan, yang kedepannya sistem kerja operasional tersebut akan dibuat menjadi lebih mudah sehingga para pekerja semakin mampu menjalankan tugasnya di lapangan dengan baik dan terbudaya oleh digitalisasi. Kondisi ini akan menjadikan para petugas operasional menjadi lebih professional.
Ketika seluruh sistem operasi dan pelayanan sudah terkoneksi dan terintegrasi dengan baik, banyak hal positif yang didapat, meningkatkan pelayanan, meningkatkan performa sumber dayanya, sehingga citra industri semakin baik dan dapat dipercaya oleh seluruh stakeholders.
Pada dasarnya keberhasilan transformasi digital tidak hanya ditentukan oleh strategi dan kepemimpinan saja, tetapi juga dari budaya digital.
Industri penerbangan harus memiliki seorang pemimpin yang memiliki kecekatan/kesigapan terhadap perubahan teknologi digital. They don’t just “do digital”, they “act digital”. Suatu transformasi akan jauh lebih berhasil jika inisiatif dimulai dari pimpinannya melalui strategi dan bangunan budaya digitalisasi yang tepat. Dalam hal ini, pemimpin bertanggungjawab penuh terhadap proses transformasi digital, kemampuan pimpinan juga menjadi hal yang sangat penting.