Jumat, April 26, 2024

The Curious Case of Human Age

Hamid Basyaib
Hamid Basyaib
Aktivis dan mantan wartawan; menerbitkan sejumlah buku tentang Islam, masalah-masalah sosial, dan politik internasional.

Hidup hanya menunda kekalahan. Baris Chairil Anwar itu tepat dalam satu arti. Setelah menjalani hidup dengan variasi yang tak terbatas, pada akhirnya semua manusia akan kalah.

Prosesi besar menuju kekalahan itu tak terelakkan. Satu-satunya kemungkinan bagi kita, sejauh ini, memang hanyalah menjalani kronologi kehidupan dalam bentuk yang kita kenal ini.

Kronologi itu sungguh aneh, ganjil, pahit. Untuk prestasi sehebat apapun yang berhasil kita capai dalam hidup ini, kita akan mendapat bonus yang menyakitkan.

Jika kronologinya dibalik, kita akan berakhir dengan cara yang mungkin lebih ironis: berakhir sebagai kombinasi sperma dan ovum.

Sastrawan Scott Fitzgerald dalam cerita pendeknya yang difilmkan dengan bagus, The Curious Case of Benjamin Button, menggagas variasi lain. Benjamin lahir dengan fisik serenta orang berusia 80an, dan meninggal sebagai bayi.

Toh Fitzgerald tetap tak sanggup mengelak dari perangkap ajal. Benjamin tetap mati pada akhirnya. Bahkan kronologi lazim pun tak terhindarkan: Benjamin lahir dengan fisik kakek, tapi mentalnya tetap bayi biasa. Dan Benjamin wafat dalam tubuh bayi, tapi dengan mental seorang berumur 80an, lengkap dengan segala dementianya.

Apakah Fitzgerald mau mengatakan bahwa alternatif bagi hidup kronologis ini tak kurang ganjil menyakitkan, kalaupun tidak lebih ironis?

Enigma ini tak terpecahkan. Maka sementara ini kita tidak punya pilihan selain menjalani hidup ini dengan sebaik-baiknya, dengan mengerahkan segala akal budi untuk merumuskan makna agar hidup terasa punya makna.

Saya rasa tidak ada orang yang lebih hebat daripada Stephen Hawking dalam merayakan kepasrahan dengan gemilang.

Teronggok setengah abad di kursi roda, dengan syaraf yang bahkan tak cukup kuat untuk menggerakkan tali suara, Hawking bukan hanya memahat teori-teori besar fisika yang mengubah cara manusia memandang dunia dan dirinya sendiri, tapi ia bahkan tak henti-hentinya menyukuri hidupnya yang harus ia jalani dengan teramat menyakitkan.

Sampai ulang tahunnya yang ke 74, Hawking dengan ceria berkata: “Saya bersyukur telah menjalani hidup di dunia yang menakjubkan ini,” katanya, membuat malu para pengikut Albert Camus dan Chairil Anwar dan semua orang yang kondisi hidupnya jauh lebih baik dibanding dia.

Terima kasih kepada semua sahabat yang mengucapkan selamat ulang tahun. Saya akan terus berusaha meneladani Stephen Hawking, dengan kepasrahan optimistiknya, dengan rasa syukur yang tak terkatakan atas hidup di bumi yang menakjubkan ini.

Hamid Basyaib
3 Juli 2021

Hamid Basyaib
Hamid Basyaib
Aktivis dan mantan wartawan; menerbitkan sejumlah buku tentang Islam, masalah-masalah sosial, dan politik internasional.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.