Kamis, Maret 28, 2024

Semen Baturaja untuk Indonesia

Endang Tirtana
Endang Tirtana
Peneliti Senior MAARIF Institute dan Komisaris Independen PT. Kereta Api Indonesia

Geliat pembangunan tidak bisa dilepaskan dari kebutuhan semen sebagai bahan utama dalam konstruksi. PT Semen Baturaja (Persero) Tbk sebagai badan usaha milik negara (BUMN) menempatkan diri sebagai agen pembangunan menuju Indonesia yang maju dan modern.

Semen Baturaja menyumbang 95% kebutuhan semen untuk pembangunan LRT di Palembang yang kini telah beroperasi. Inilah pertama kalinya Indonesia memiliki moda transportasi kereta ringan atau light rail transit (LRT) yang berada di Sumatera Selatan.

LRT Palembang sendiri dibangun demi menyambut perhelatan event olaharaga terbesar di Asia, yaitu Asian Games 2018. Selain itu dibangun pula sejumlah sarana pendukung seperti fasilitas olahraga, wisma atlet Jakabaring, hotel, hingga jembatan Musi IV dan VI serta underpass dan flyover.

Sementara itu jalan tol Trans Sumatra di bagian selatan yang menghubungkan Palembang hingga Bakauheni telah beroperasi sejak 2019. Semen Baturaja sebagai penguasa pasar semen di Sumatera bagian selatan mendukung penuh pasokan semen untuk konstruksi jalan tol tersebut.

Semen Baturaja telah hadir selama puluhan tahun, tepatnya sejak tahun 1974, dengan berdirinya pabrik pertama di Baturaja. Produk yang dihasilkan berupa terak (klinker) dan semen dengan lokasi penggilingan dan pengantongan semen berada di Baturaja, Palembang, dan Panjang (Lampung).

Kapasitas produksi meningkat hingga 500 ribu ton pada 1992, 1,25 juta ton pada 1996, dan 2 juta ton pada 2013. Melalui penawaran saham perdana (IPO) pada 2013, diperoleh dana segar Rp 1,31 triliun untuk membiayai pembangunan pabrik Baturaja II dengan kapasitas 1,85 juta ton per tahun.

Selain meningkatkan kapasitas produksi, teknologi yang dimiliki pabrik Baturaja II lebih modern dan efisien, dengan menghemat energi listrik, serta ramah lingkungan. Sistem penangkap debunya (dust collector) bisa mengurangi tingkat polusi jauh di bawah baku mutu yang ditetapkan pemerintah.

Seperti kita ketahui, pabrik semen sebagai industri ekstraktif yang mengeksploitasi sumber daya alam kerap dituding berdampak negatif bagi lingkungan. Bekerja sama dengan Fakultas Kehutanan UGM, Semen Baturaja menerapkan rekayasa silvikultur untuk mereklamasi bekas galian tambang.

Dengan memilih tanaman pionir yang tepat, pertumbuhan vegetasi pepohonan bisa dipercepat untuk memulihkan lingkungan. Hasilnya terbentuk hutan kota yang bisa menyegarkan udara dan menangkap karbon, mewujudkan visi keberlanjutan dalam industri semen.

Keberadaan Semen Baturaja di Sumbagsel juga berdampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja dan multiplier effect-nya secara ekonomi. Selain itu tentunya kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang rutin dilakukan melalui berbagai program kepada masyarakat sekitar.

Misalnya, rencana pembangunan pabrik Baturaja III di Sarolangun Jambi didahului dengan kesepakatan bersama bupati untuk memprioritaskan tenaga kerja lokal melalui program magang. Harapannya anak-anak sekolah tersebut akan memiliki keahlian dan menjadi SDM yang mumpuni.

Sementara itu di tengah pandemi COVID-19, Semen Baturaja menyerahkan bantuan masker dan alat pelindung diri (APD) kepada Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) yang dibutuhkan khususnya oleh tenaga medis yang bertugas di garda depan untuk menanggulangi penyebaran virus.

Di tengah kondisi oversupply atau kelebihan pasokan semen di Indonesia, Semen Baturaja tetap memimpin pangsa pasar semen di wilayah Sumbagsel. Sumatera Selatan dan Lampung sebagai wilayah basis menempati dua provinsi tertinggi yang berhasil dikuasai dalam hal penjualan semen.

Pertumbuhan market share di Sumsel naik dari 47% pada 2014 kini mencapai 64% (pada 2019), sedangkan di Lampung bergerak stabil di kisaran 21-25%. Semen Baturaja juga mencatatkan pertumbuhan signifikan di Jambi (15%), Bengkulu (10%), dan Bangka Belitung (4%).

Per Juni 2020, Semen Baturaja melakukan ekspansi ke Kalimantan Barat dengan pengiriman perdana produk semen, targetnya merebut 5% pangsa pasar di Pontianak. Semen Baturaja juga membidik Riau, Kepulauan Riau, hingga Penajam Paser (Kalimantan Timur) untuk memperluas jangkauan pasar.

Sebagai perusahaan BUMN, Semen Baturaja juga menjalin sinergi dengan sesama BUMN, khususnya dalam penyediaan kebutuhan semen dan produk turunan semen untuk pembangunan proyek-proyek infrastruktur di wilayah Sumbagsel.

Untuk meningkatkan efisiensi dalam hal moda transportasi, Semen Baturaja bekerja sama dengan Kereta Api Logistik (KALOG) dalam hal distribusi seiring peningkatan kebutuhan semen, dengan tujuan Palembang, Lubuklinggau, dan Panjang.

Tekanan akibat pandemi Covid-19 membuat Semen Baturaja terpaksa membatasi operasional pabrik. Tertundanya proyek-proyek dan mobilitas pekerja konstruksi di Sumbagsel turut menekan penjualan semen selama semester pertama tahun 2020.

Semen Baturaja mendukung penerapan New Normal agar operasional perusahaan bisa berjalan kembali. Demikian pula dengan angkutan dan layanan penjualan sesuai protokol kesehatan, serta pemanfaatan teknologi digital yang sejalan pula dengan revolusi industri 4.0.

Endang Tirtana
Endang Tirtana
Peneliti Senior MAARIF Institute dan Komisaris Independen PT. Kereta Api Indonesia
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.