SARCO adalah sebuah inovasi kontroversial yang sering dijuluki sebagai “Tesla untuk euthanasia.” Alat ini lebih dikenal sebagai sebuah pod bunuh diri, sebuah mesin portabel yang dirancang khusus untuk mengakhiri hidup seseorang dengan cara yang dianggap lebih mudah dan terkontrol. Mesin ini memiliki desain futuristik dan diproduksi dengan teknologi cetak 3D.
Sejak peluncuran perdananya pada tahun 2019, SARCO telah menjadi topik hangat perdebatan di berbagai kalangan. Banyak pihak mengkritiknya, mengingat sifat kontroversial dari perangkat yang dirancang untuk tujuan semacam itu. Namun, situasi kini semakin memanas karena untuk pertama kalinya, pod ini diizinkan untuk digunakan secara terbuka, menandai babak baru dalam drama etika seputar bunuh diri yang dibantu teknologi.
Meski detail peluncurannya masih samar, pod ini diperkirakan akan segera diperkenalkan di Swiss dan digunakan dalam waktu dekat. Mengapa Swiss menjadi tempat pilihan? Hal ini tidak lepas dari hukum negara tersebut yang sejak tahun 1940-an telah melegalkan praktik bunuh diri dengan bantuan, selama memenuhi dua persyaratan utama.
Pertama, individu yang ingin mengakhiri hidupnya harus lolos tes evaluasi kejiwaan untuk memastikan kondisi mental mereka. Kedua, proses bunuh diri yang dibantu harus dilakukan oleh seseorang yang tidak memiliki kepentingan pribadi dalam kematian tersebut, sehingga menghindari potensi konflik kepentingan.
Proses ini terbilang sederhana dan diawasi secara hukum. Oleh karena itu, Swiss telah menjadi destinasi yang semakin populer bagi mereka yang ingin menjalani prosedur bunuh diri dengan bantuan, tidak hanya bagi warganya, tetapi juga bagi orang-orang dari berbagai negara. Tak heran, Swiss kini mendapat sebutan sebagai magnet wisata bunuh diri internasional.
Swiss telah lama dikenal sebagai tujuan bagi mereka yang mencari akhir hidup yang bermartabat, namun apa yang membuat pod Sarco ini begitu berbeda dari metode euthanasia lainnya? Bagaimana mekanismenya? Setelah evaluasi psikologis yang cermat, pod ini memberikan individu otonomi penuh untuk mengakhiri hidup mereka tanpa perlu pengawasan medis langsung. Sang pencipta berpendapat bahwa ini akan mengurangi ketergantungan pada profesional medis.
Prosesnya dimulai dengan memasuki kapsul yang ramping dan futuristik, lalu menutup pintu dengan lembut. Di dalam, individu tersebut akan dipandu melalui serangkaian pertanyaan yang dirancang untuk memastikan bahwa mereka sepenuhnya memahami konsekuensi dari tindakan mereka.
Pertanyaan-pertanyaan seperti “Siapa Anda? Di mana Anda berada? Apa yang akan terjadi jika Anda menekan tombol ini?” diajukan untuk memastikan bahwa individu tersebut memiliki kesadaran penuh dan tidak berada di bawah tekanan atau paksaan.
Setelah individu tersebut menegaskan keinginan mereka untuk mengakhiri hidup mereka, sebuah suara komputer yang menenangkan akan menginstruksikan mereka untuk menekan sebuah tombol. Setelah tombol ditekan, sebuah generator di dasar pod akan mulai menghasilkan nitrogen dalam jumlah besar, menggantikan oksigen di dalam kapsul. Proses ini berlangsung cepat dan tanpa rasa sakit, dengan perkiraan waktu kematian sekitar lima menit setelah tombol ditekan.
Pod SARCO ini pada dasarnya dirancang untuk mereka yang menderita penyakit fisik serius yang tidak bisa disembuhkan, memberikan pilihan bagi mereka yang ingin mengakhiri hidup dengan cara yang dianggap lebih mudah.
Selain itu, pod ini juga tergolong terjangkau dengan harga hanya $20, membuatnya lebih mudah diakses oleh banyak orang. Namun, meskipun dari segi biaya dan fungsionalitas dianggap menarik, gagasan ini justru menuai lebih banyak kecaman daripada pujian. Pod ini memicu reaksi keras di berbagai kalangan.
Salah satu kritik datang dari komunitas medis, yang menyoroti bahwa solusi ini dianggap mewah dan tidak sejalan dengan pendekatan yang lebih etis. “Ini adalah solusi yang tidak sepenuhnya kami pahami. Desainnya memang bisa dibilang mewah, tetapi bagi kami tampak sangat tidak pantas.
Cara kerja kami melibatkan penggunaan Pinto barbital, yang diresepkan oleh dokter, memungkinkan orang untuk meninggal dengan tenang, dikelilingi oleh orang-orang terkasih, teman, dan keluarga. Itu adalah cara meninggal yang jauh lebih damai daripada menutup diri sendirian di dalam SARCO, bahkan jika pemandangannya menghadap Matterhorn,” ungkap seorang kritikus dengan nada tegas.
Tidak hanya reaksi dari kalangan medis, pihak berwenang juga mempertimbangkan untuk melarang penggunaan perangkat ini. Mereka bahkan menyerukan hukuman berat bagi siapa saja yang terlibat dalam memfasilitasi bunuh diri dengan pod ini, termasuk penemu SARCO sendiri.
Kritikus juga mulai menjuluki penemunya sebagai “Dr. Death,” merujuk pada sosok yang dianggap tidak memiliki rasa empati terhadap kehidupan manusia. Meskipun begitu, sang penemu tetap teguh pada pendiriannya, berkeyakinan bahwa pod ini adalah sebuah solusi yang perlu dipertimbangkan dalam konteks kematian yang dibantu, atau dalam hal ini, kematian dalam pod.
Inti dari pilihan ini terletak pada sebuah konsep yang sederhana namun mendalam: mengembalikan anugerah kehidupan yang telah diberikan. Namun, di balik kesederhanaan tersebut, terdapat sebuah realitas yang tak terbantahkan. Bagi mereka yang berani melangkah ke jalan ini, ada satu kebenaran yang harus dipahami dengan segenap jiwa: keputusan ini adalah sebuah persimpangan tanpa jalan kembali.
Bayangkan, saat jemari menyentuh tombol itu, saat keputusan itu diwujudkan dalam tindakan, tak ada lagi ruang untuk keraguan atau penyesalan. Ini adalah sebuah perjalanan yang hanya memiliki satu tujuan, sebuah pintu yang hanya terbuka ke satu arah. Tidak ada kesempatan untuk menoleh ke belakang, tidak ada peluang untuk mengubah alur takdir yang telah dipilih.
Keputusan ini menuntut keberanian yang luar biasa, sebuah keyakinan yang tak tergoyahkan akan pilihan yang diambil. Ini adalah sebuah tindakan yang melampaui batas-batas kehidupan yang kita kenal, sebuah langkah menuju misteri yang menanti di balik tirai keabadian.
Bagi mereka yang berani melangkah, ini adalah sebuah perjalanan yang akan mengukir jejak abadi dalam sejarah hidup mereka. Sebuah keputusan yang akan menggema sepanjang masa, sebuah warisan yang akan dikenang oleh mereka yang ditinggalkan.
Maka, sebelum jemari menyentuh tombol itu, sebelum keputusan itu terpatri dalam keabadian, renungkanlah dengan segenap jiwa. Pastikan bahwa ini adalah jalan yang benar-benar Anda pilih, sebuah perjalanan yang Anda siap hadapi tanpa keraguan atau penyesalan. Karena begitu Anda menekan tombol itu, tidak ada jalan untuk kembali.