Sabtu, April 27, 2024

Refleksi Kemenangan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Belanda & Eropa

Setahun! Hanya dalam kurun waktu satu tahun berdirinya PSI di Belanda, PSI dapat mengalahkan partai kuat yang sudah lama berdiri seperti PDIP. Tidak hanya di Belanda tapi juga di berbagai Negara Eropa lainnya seperti di Belgia, Norwegia, Denmark dan Jerman, PSI Menang sebagai partai terpilih nomor satu oleh rakyat Indonesia. Kami ingat betul pendirian PSI di Negara lainnya di Eropa tersebut pun hanya memakan waktu satu bulan sebelum Pemilu diadakan! Satu bulan saja dan menang!
Ini dahsyat dan menakjubkan.

KemenanganPSI ini menunjukkan sekali urgensi keinginan dan kehausan hasrat rakyat Indonesia akan adanya partai yang baru, yang bersih, yang membawa nilai-nilai segar dan pemikiran-pemikiran muda dan masa kini yang dibutuhkan rakyat saat ini.

Situasi perpolitikan Indonesia yang busuk, menjual agama, menyebarkan hoax dan kebencian, intoleransi yang menyebabkan perpecahan bangsa, membutuhkan partai kuat yang berani meng-counter semua kebencian tersebut. Bangsa ini membutuhkan solidaritas sesama untuk kembali bersatu dan memperbaiki segala perpecahan yang sudah dibangun hingga ke akar rakyat oleh pihak-pihak yang hanya memikirkan diri atau grup mereka sendiri.

PSI memang baru berdiri tapi PSI kuat karena berdasarkan solidaritas yang menyemangati kami yang di Eropa untuk menjaga persatuan bangsa! Dalam Pemilu kemarin, PSI sebagai satu-satunya partai yang berani meng-counter isu-isu yang menyebabkan perpecahan bangsa tersebut. Meskipun beresiko besar sebagai boomerang , tapi keteguhan PSI akan kebenaran menggugah rakyat di luar Indonesia.

Kami sebagai perantau yang tinggal di negeri orang, memiliki kerinduan besar akan tanah air. Orang-orang perantau memiliki kecenderungan cinta tanah air yang besar karena kami jauh. Bila jauh maka kami lebih memahami arti kehilangan, sehingga kerinduan yang besar menyebabkan kami menjadi militan berjuang semaksimal mungkin demi Indonesia dan memiliki kecenderungan untuk bersatu dengan sesama sangatlah tinggi.

Tinggal di negeri orang, kami hanya dapat meneropong keindahan (dan keburukan) Indonesia dari luar. Tapi hal ini baik, karena perlu juga melihat dari sudut pandang luar dan kami pun dapat melihat Indonesia dari sudut pandang lain, tidak hanya dari orang Indonesia itu sendiri tapi juga dari pihak-pihak asing sekitar kami. Kehidupan sosial dalam masyarakat pun berbeda dengan Indonesia. Bila di Indonesia mayoritas muslim dan menjual agama laku disana, tetapi tidak bagi kami. Disini agama adalah hal pribadi, jadi kami dapat melihat ketidakpantasan berpolitik dengan cara-cara kotor atas nama agama seperti itu.

Pola pikir kami lebih besar dan terbuka, mindset kami berkembang. Kami melihat berbagai macam bangsa tinggal dalam satu negara dengan penuh toleransi. Intoleransi tidak bisa kami terima.
Ribuan dari kami turun ke Museumplein Amsterdam dan Peace Palace Den Haag pada saat Ahok dibui. Seorang Ahok, anak bangsa kebanggaan yang dipuji hingga negeri kincir angin ini, yang melawan korupsi terpaksa masuk bui demi keamanan bangsa. Belajar dari kasus Ahok, memang kita harus berhati-hati dalam berucap, khususnya yang berkaitan dengan agama, akan tetapi kami percaya Ahok adalah korban rekayasa politik dan merupakan symbol tingkat intoleransi yang tinggi. Kami tidak bisa menerima Indonesia yang berbhineka diganti hanya dengan tunggal ika. Toleransi wajib dijunjung. Kami percaya, ribuan orang yang turun pada waktu itulah yang memberikan suara pada PSI yang bervisi misi untuk menghapus intoleransi.

Di negeri orang, kami pun banyak berhadapan dengan isu-isu baru dan menantang. Maka dari itu, Isu-isu seperti solidaritas terhadap agama, social, budaya, perjuangan untuk kesatuan Indonesia, isu-isu masa kini seperti mengawasi anggota DPR dengan aplikasi, Dapil luar Negeri merupakan isu lebih nyata bagi kami. Dan inilah yang diangkat oleh PSI dan tidak oleh partai lain!

Isu-isu itulah yang menarik bagi rakyat di Belanda dari berbagai kalangan; kalangan tua yang berjiwa muda, kalangan tua yang mendukung anak muda, kalangan muda yang berpikiran terbuka dan siap dengan inovasi-inovasi baru, kalangan muslim yang muak atas penjualan agama dan ingin menjaga toleransinya dengan sesama, kalangan non-muslim yang cinta Indonesia dan memperjuangkan kebhinekaan Indonesia kembali, kalangan borjuis yang menganggap PSI sebagai partai milenial dan modern, juga kalangan idealis dan aktivis yang diam-diam menaruh harapan karena PSI mendukung isu-isu rakyat.

Banyak respon masyarakat di Belanda dari berbagai kalangan yang simpati dengan idealisme PSI dan mengangkat anak muda. Misalnya saja Ketua PPI Belanda 2016 mengatakan “ Saya suka dengan system di dalam PSI , pemilihan caleg lewat seleksi terbuka dan tanpa bayar ini itu, isinya mostly anak-anak muda yang berpikiran terbuka, kalau bicara berbasis data ga asal ceplas ceplos, berani untuk speak up dan tidak ada mantan koruptor. Partai yang cerdas.” Sedangkan dari kalangan senior pun mendukung anak muda seperti kutipan pengamat social di Belanda, Ibu Frieda Amran mengatakan “Setelah baca-baca sendiri tentang PSI, saya putuskan mendukung terutama karena mereka mendukung sepertinya ideologis bhinekka. Saya dukung mereka juga karena mereka muda-muda. Indonesia perlu generasi muda yang bhinekka”. Salah satu kandidat Phd di universitas Wageningen pun mengatakan memilih PSI karena “saya melihat semangat partainya bagus untuk memberikan perubahan di dinamika politik tanah air kita. Banyak anak-anak muda yang punya track record bagus di sana.”

Salah satu admin grup terbesar masyarakat Indonesia di Belanda pun memilih PSI karena anak mudanya. Ia mengatakan,” Saya pilih PSI karena melihat kader-kadernya yang muda tapi cerdas dan kritis. Terlihat jelas kalau mereka calon-calon pemimpin bangsa. PSI partai muda tapi sudah terlihat kemampuan kader-kadernya. Saya belum pernah lihat partai baru yang langsung maju pesat. Hanya PSI satu-satunya partai baru yang langsung menunjukkan taringnya.

PSI juga mengangkat isu-isu minoritas, inilah yang juga menyemangati masyarakat untuk memilih PSI. Salah satu pekerja migran yang memilih Tsamara mengatakan “Bila terpilih, beliau bisa membangun kelompok generasi muda per daerah, mengeluarkan ide-ide mereka, mau seperti apa daerah mereka dibangun , menjadi lebih baik dengan dana yang tersedia dari pemerintah. Dengan begitu membuka lapangan kerja juga utk mereka.” Salah satu enterpreuner di Belanda juga mengatakan, “Saya pilih Tsamara karena dia muda, pintar, punya semangat tinggi untuk kerja berantas korupsi, concern dgn kesejahteraan rakyat Indonesia. Dia politikus jujus dan bersih , masih muda tapi mau kerja.” Salah satu pekerja expat di Belanda pun mengatakan ,” Kenapa milih PSI karena ngga ada partai lain yang bisa dipercaya saat ini. PSI ide-idenya progresif dan antimainstream terlalu berani malah… terutama penolakan pada perda syariah.

Membela kebhinekaan dan menjadikan Indonesia sebagai rumah yang nyaman bagi semua warga negara. PSI tampil sebagai antitesisnya PKS yang ingin mengislamkan Indonesia di semua aspek yang saat ini bermain dan mengambil keuntungan dari politik identitas yang sudah memecah belah kita sekarang.”
Yang menarik, ada salah satu mahasiswi tidak memilih PSI karena ada caleg yang ia jagokan duduk di partai lain tetapi ia tertarik sekali dengan PSI. Bila caleg yang ia jagokan tidak duduk di dapil LN mungkin ia akan memilih PSI. Kata beliau “Saya tidak pilih PSI karena ada caleg dari partai lain yang saya jagokan Kalo beliau gak masuk dapil LN, mugkin saya pilih PSI karena saya suka PSI. PSI ibarat angin segar, Isu yang dibawa minoritas dan masih kental dengan idealisme anak muda.

Politik di Indonesia butuh anak-anak muda. Jujur saja, di lingkaran saya masih underestimate PSI khususnya Tsamara, Karena dia dianggap anak kemarin sore yang cuma bisa dialektika namun belum matang dengan pengalaman di lapangan. Tapi di satu sisi, saya berfikir anak muda kalo gak dikasih kesempatan, ya kapan bisanya. Dengan harapan semoga saat udah masuk dalam lingkaran tersebut, masih bisa konsisten dengan ideologinya.
Tentunya tidak terbantahkan juga peran kawan-kawan anggota dan simpatisan PSI Belanda dan Negara lainnya di Eropa yang militan memperjuangkan nilai-nilai yang dibawa PSI, menyebarkan nadi dan semangat PSI sangatlah penting.

Semangat militan yang didukung solidaritas internal untuk membuat atribut-atribut partai sehingga eksistansi PSI terlihat, inilah yang juga turut menarik perhatian masyarakat. Kekompakan dan semangat juang memberikan magnet bagi rakyat dan membakar semangat juang mereka juga.

Lebih khususnya lagi online video call dengan serta kunjungan nyata dari PSI pusat semakin memberikan kepercayaan diri pada PSI Belanda dan kepercayaan masyarakat pada PSI Belanda dan Negara Eropa lainnya. Kepercayaan masyarakat ini penting sekali sehingga mereka pun bisa melihat dengan mata dan kepala sendiri dan tergugah untuk memberikan suara pada PSI.

Inilah yang harus kita jaga dan kawal hingga 5 tahun ke depan dan seterusnya. Banyak masyarakat yang berharap PSI terus konsisten memperjuangan anti korupsi, toleransi dan isu-isu minoritas serta transparansi.

Tidak seperti partai lainnya yang hanya eksis setiap 5 tahun sekali, PSI Belanda ingin menjaga kepercayaan dan semangat masyarakat tersebut. Salah satu strategi yang akan dilakukan PSI Belanda adalah dengan mendirikan organisasi sosial berupa yayasan/stichting Solidaritas Indonesia. Dengan melakukan kegiatan-kegiatan social, harapan kami membawa visi misi PSI di Belanda dan merangkul masyarakat lebih luas lagi. Maka dari itu, kami akan selalu ada, PSI akan selalu berjalan bersama rakyat. Demi Pemilu 5 tahun kedepan, demi PSI masuk Senayan, Demi Indonesia Bersih dan Maju! Salam Solidaritas!

Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.