Jumat, April 26, 2024

Pidato Revisionis* Presiden Terpilih [Visi Keberlanjutan Indonesia]     

Jalal
Jalal
Provokator Keberlanjutan. Reader on Corporate Governance and Political Ecology Thamrin School of Climate Change and Sustainability, Jakarta. Bukunya berjudul "Mengurai Benang Kusut Indonesia" akan segera terbit.

Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera bagi kita semua
Om swastiastu
Namo buddhaya
Salam kebajikan

Bapak, Ibu, saudara-saudara sebangsa dan setanah air.
Seluruh rakyat Indonesia yang saya cintai. Hadirin yang berbahagia.

Kita harus menyadari, kita harus sadar semuanya bahwa sekarang kita hidup dalam sebuah lingkungan global yang sangat dinamis! Fenomena global yang ciri-cirinya kita ketahui, penuh perubahan, penuh kecepatan, penuh risiko, penuh kompleksitas, dan penuh kejutan, yang sering jauh dari kalkulasi kita, sering jauh dari hitungan kita.

Di awal tahun ini, World Economic Forum telah menunjukkan kepada dunia lewat The Global Risks Report-nya bahwa cuaca ekstrem, kegagalan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, bencana alam, krisis air, keruntuhan keanekaragaman hayati dan ekosistem, serta bencana lingkungan yang disebabkan ulah manusia adalah risiko terbesar yang sedang kita hadapi. Di dalam kuadran kanan atas matriks risiko yang mereka buat, hanya ada risiko lainnya: cyber-attacks. Beragam risiko yang tadinya kita kira hanya terkait lingkungan, ternyata telah memorakporandakan kehidupan sosial dan ekonomi kita.

Oleh sebab itu, kita harus mencari sebuah model baru, cara baru, nilai-nilai baru dalam mencari solusi dari setiap masalah dengan inovasi-inovasi. Dan kita semuanya harus mau dan akan kita paksa untuk mau. Kita harus meninggalkan cara-cara lama, pola-pola lama, baik dalam mengelola organisasi, baik dalam mengelola lembaga, maupun dalam mengelola pemerintahan. Yang sudah tidak efektif, kita buat menjadi efektif! Yang sudah tidak efisien, kita buat menjadi efisien!

Solusi. Inovasi. Efektif.  Efisien. Itu adalah empat kata kunci paling penting untuk menghadapi dunia yang sedang berubah dengan cepat. Namun, seluruh solusi inovatif yang kita perlukan itu harus sekaligus membuat bangsa ini bisa menjawab beragam risiko dan tantangan yang telah diidentifikasi oleh World Economic Forum itu. Kita ingin maju, namun untuk maju kita harus survive. Yang disebut efektif adalah kalau kita yang lakukan itu membuat ekonomi kita menyejahterakan, membuat masyarakat kita semakin guyub, dan lingkungan kita semakin sehat. fisiensi juga harus ditimbang dengan cara yang sama.

Manajemen seperti inilah yang kita perlukan sekarang ini. Kita harus menuju pada sebuah negara yang lebih produktif, yang memiliki daya saing, yang memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan-perubahan itu. Oleh sebab itu, kita menyiapkan tahapan-tahapan besar.

Pemerintahan saya yang pertama, bersama Bapak Jusuf Kalla (2014-2019), telah meletakkan dasar-dasar untuk itu. Kami memastikan lingkungan hidup terjaga, dengan moratorium hutan dan beragam upaya lain. Kebijakan yang mewajibkan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk tata ruang kami tanda tangani. Kemiskinan telah kami tekan, demikian juga dengan ketimpangan. Gini Ratio kita telah buktikan terus membaik. Ekonomi kita belum berlari sekencang yang kita harapkan, namun kita jelas jauh lebih unggul dibandingkan banyak negara lain yang terseok-seok, belum sepenuhnya keluar dari krisis.  Untuk melanjutkannya, hal-hal berikut ini akan kita lakukan di tahun 2019-2024.

PERTAMA, pembangunan infrastruktur akan terus kita lanjutkan! Infrastruktur yang besar-besar sudah kita bangun. Ke depan, kita akan lanjutkan dengan lebih cepat dan menyambungkan infrastruktur besar tersebut, seperti jalan tol, kereta api, pelabuhan, dan bandara dengan kawasan-kawasan produksi rakyat. Kita sambungkan dengan kawasan industri kecil, sambungkan dengan Kawasan Ekonomi Khusus, sambungkan dengan kawasan pariwisata. Kita juga harus menyambungkan infrastruktur besar dengan kawasan persawahan, kawasan perkebunan, dan tambak-tambak perikanan.

Namun, cerita tentang infrastruktur ini bukanlah semata untuk perkembangan ekonomi. Infrastruktur untuk kemajuan sosial seperti kesehatan, pendidikan, perumahan rakyat akan kita galakkan. Seluruh infrastruktur tersebut akan dibuat adaptif dan tangguh dalam menghadapi bencana, termasuk bencana iklim. Dan pembangunan infrastruktur tersebut harus dilakukan dengan perhatian yang serius terhadap dampak ekonomi, sosial, dan lingkungannya.

Infrastruktur berkelanjutan adalah paradigma yang sekarang kita anut. Tidak ada toleransi lagi bagi pembangunan infrastruktur yang serampangan, abai terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan.

KEDUA, pembangunan sumberdaya manusia (SDM). Kita akan memberikan prioritas pembangunan kita pada pembangunan sumberdaya manusia. Pembangunan SDM menjadi kunci Indonesia ke depan. Titik dimulainya pembangunan SDM adalah dengan menjamin kesehatan ibu hamil, kesehatan bayi, kesehatan balita, kesehatan anak usia sekolah. Ini merupakan umur emas untuk mencetak manusia Indonesia unggul ke depan. Itu harus dijaga betul. Jangan sampai ada stunting, kematian ibu, atau kematian bayi meningkat. Tugas besar kita di situ!

Tentu saja kita perlu sadar bahwa salah satu permasalahan terbesar dari ibu, bayi, balita dan anak usia sekolah adalah rokok. Mereka menjadi perokok pasif di rumah lantaran suami-suami dan bapak-bapak mereka tak berhenti mengepulkan asap. Jatah gizi bagi ibu dan anak menjadi berkurang lantaran suami dan bapak mereka memilih untuk membeli rokok. Dan setiap kuartal BPS kita memberi tahu bahwa rokok adalah penyumbang kemiskinan yang paling kuat di perkotaan maupun pedesaan. Ini harus dihentikan.

Kita harus serius dalam mengurangi prevalensi merokok di kalangan pria dewasa, dan harus lebih serius lagi mencegah anak-anak merokok. Umur emas tidak akan kembali. Kalau kita gagal melindungi mereka, kita akan kehilangan peluang untuk memanen hasilnya kelak.

Kualitas pendidikannya juga akan terus kita tingkatkan. Bisa dipastikan pentingnya vocational training, pentingnya vocational school. Kita juga akan membangun lembaga Manajemen Talenta Indonesia. Pemerintah akan mengidentifikasi, memfasilitasi, serta memberikan dukungan pendidikan dan pengembangan diri bagi talenta-talenta Indonesia.

Diaspora yang bertalenta tinggi harus kita berikan dukungan agar memberikan kontribusi besar bagi percepatan pembangunan Indonesia. Kita akan menyiapkan lembaga khusus yang mengurus manajemen talenta ini. Kita akan mengelola talenta-talenta hebat yang bisa membawa negara ini bersaing secara global.

Tetapi, kita juga perlu memfokuskan diri membantu mereka yang tidak berasal dari kelompok dengan talenta tinggi. Sebagian besar masyarakat kita masih perlu ditingkatkan pendidikan dan keterampilannya. Bukan hanya agar mereka mendapatkan gelar akademik, namun terutama agar mereka bisa selamat dalam transisi besar bernama Revolusi Industri 4.0. Mereka harus bisa menjadi warga negara yang produktif dan berkontribusi besar bagi dirinya, keluarganya, masyarakatnya, dan bangsanya.

KETIGA, kita harus mengundang investasi yang seluas-luasnya dalam rangka membuka lapangan pekerjaan. Jangan ada yang alergi terhadap investasi.  Dengan cara inilah lapangan pekerjaan akan terbuka sebesar-besarnya. Oleh sebab itu, yang menghambat investasi, semuanya harus dipangkas, baik perizinan yang lambat, berbelit-belit, apalagi ada punglinya! Hati-hati, ke depan saya pastikan akan saya kejar, saya kontrol, saya cek, dan saya hajar kalau diperlukan. Tidak ada lagi hambatan-hambatan investasi karena ini adalah kunci pembuka lapangan pekerjaan.

Tentu saja tidak setiap investasi bisa kita anggap setara. Tantangan dan risiko besar yang kita hadapi, seperti yang saya gambarkan di bagian awal tidak akan mengizinkan investasi yang buruk. Berbagai regulasi yang sudah kita buat juga sangat tegas. Jadi, selain lapangan pekerjaan, kita juga akan menapis investasi dengan HAM, dengan tingkat inovasi, dengan dukungan bagi daya saing negeri, serta dengan kebaikan bagi lingkungan hidup Indonesia dalam jangka panjang.

Buat investasi yang demikian, kita buka tangan selebar-lebarnya, dan perizinan harus disederhanakan dan dipercepat. Buat investasi yang dalam jangka panjang berdampak buruk bagi ekonomi, sosial dan lingkungan, kita ucapkan tidak dengan tegas.

KEEMPAT, sangat penting bagi kita untuk mereformasi birokrasi kita. Reformasi struktural! Agar lembaga semakin sederhana, semakin simpel, semakin lincah! Hati-hati! Kalau pola pikir, mindset  birokrasi tidak berubah, saya pastikan akan saya pangkas!

Kecepatan melayani, kecepatan memberikan izin, menjadi kunci bagi reformasi birokrasi. Akan saya cek sendiri! Akan saya kontrol sendiri! Begitu saya lihat tidak efisien atau tidak efektif, saya pastikan akan saya pangkas, copot pejabatnya. Kalau ada lembaga yang tidak bermanfaat dan bermasalah, akan saya bubarkan!

Satu hal yang saya tekankan adalah bahwa birokrasi kita tak boleh lagi bekerja sebagai silo. Sudah terlampau banyak peluang menghasilkan kemajuan yang tak mewujud lantaran masing-masing hanya bekerja dengan kaca mata kuda. Para birokrat harus bisa saling bekerja sama dengan melihat tujuan Indonesia sebagai bangsa.

Dalam jangka panjang, saya sudah menandatangani Perpres Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Ini adalah Tujuan yang harus kita capai di tahun 2030. Untuk mewujudkannya, RPJMN 2020-2024 telah saya pastikan menjadi Green RPJMN pertama yang dimiliki Indonesia, dengan Low Carbon Development Initiative (LCDI) sebagai salah satu pemandunya. Saya tidak mau melihat ada kementerian, lembaga, dan birokrat yang menghambat pencapaian ini karena cara pandangnya yang sempit.

Tidak ada lagi pola pikir lama! Tidak ada lagi kerja linier, tidak ada lagi kerja rutinitas, tidak ada lagi kerja monoton, tidak ada lagi kerja di zona nyaman. HARUS BERUBAH! Sekali lagi, kita harus berubah. Kita harus membangun nilai-nilai baru dalam bekerja, menuntut kita harus cepat beradaptasi dengan perkembangan zaman. Maka, kita harus terus membangun Indonesia yang ADAPTIF, Indonesia yang PRODUKTIF, dan Indonesia yang INOVATIF, Indonesia yang KOMPETITIF.

Kenapa tidak boleh bekerja secara linier? Karena kita sedang mengupayakan ekonomi sirkular, di mana tidak boleh ada sumberdaya yang terbuang menjadi sampah. Ini adalah cara pandang baru, yang tidak rutin, tidak monoton, dan jelas di luar zona nyaman.

Indonesia harus ADAPTIF terhadap kondisi global, termasuk krisis iklim. Indonesia harus PRODUKTIF dalam jangka pendek, menengah, dan panjang. Indonesia harus INOVATIF menghasilkan ide-ide yang bakal membuat kita mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Indonesia harus memanfaatkan keberlanjutan sebagai sumber bangsa yang KOMPETITIF.

KELIMA, kita harus menjamin penggunaan APBN yang fokus dan tepat sasaran. Setiap rupiah yang keluar dari APBN, semuanya harus kita pastikan memiliki manfaat ekonomi, memberikan manfaat untuk rakyat, meningkatkan kesejahteraan untuk masyarakat.

Memberikan manfaat ekonomi di sini bukan yang menguntungkan dalam jangka pendek lalu merugikan dalam jangka menengah dan panjang. Memberikan manfaat kesejahteraan untuk masyarakat bukan berarti masyarakat naik sedikit kesejahteraannya, sementara pemilik modal mendapatkan keuntungan jauh lebih besar.

Memberikan manfaat kesejahteraan berarti setiap rupiah yang keluar dari APBN akan ditimbang dengan prinsip-prinsip keuangan berkelanjutan, seperti yang sudah diluncurkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di tahun 2017 lampau. Pelanggaran atas prinsip-prinsip itu tidak akan saya toleransi.

BAPAK IBU DAN HADIRIN YANG BERBAHAGIA, namun perlu saya ingatkan bahwa mimpi-mimpi besar hanya bisa terwujud jika kita bersatu! Jika kita optimis! Jika kita percaya diri! Kita harus ingat bahwa negara kita adalah negara besar! Negara dengan 17 ribu pulau. Dengan letak geo-politik yang strategis. Kita adalah negara yang ber-Bhinneka Tunggal Ika! Memiliki kekayaan budaya yang luar biasa. Demografi kita juga sangat kuat! Jumlah penduduk 267 juta jiwa, yang mayoritas di usia produktif.

Kita harus optimis menatap masa depan! Kita harus percaya diri dan berani menghadapi tantangan kompetisi global. Kita harus yakin bahwa kita bisa menjadi salah satu negara terkuat di dunia.

Tentu saja dalam tantangan dan risiko yang sudah saya jelaskan, menjadi negara terkuat di dunia berarti menjadi negara yang paling berkelanjutan. Negara yang paling mampu membawa kemajuan ekonomi, sosial, dan lingkungan bagi masyarakatnya—sekaligus menjadi suri teladan bagi negara-negara lain yang punya aspirasi yang sama. Menjadi salah satu negara yang paling kuat juga berarti menjadi penolong bagi negara-negara lain dalam menghadapi tantangan keberlanjutan.

Persatuan dan kesatuan bangsa adalah pengikat utama dalam meraih kemajuan. Persatuan dan persaudaraan kita harus terus kita perkuat! Hanya dengan bersatu, kita akan menjadi negara yang kuat dan disegani di dunia! Ideologi Pancasila adalah satu-satunya ideologi bangsa yang setiap Warga Negara harus menjadi bagian darinya!

Dalam demokrasi, mendukung mati-matian seorang kandidat itu boleh. Mendukung dengan militansi yang tinggi itu juga boleh. Menjadi oposisi itu juga sangat mulia. Silakan. Asal jangan oposisi menimbulkan dendam. Asal jangan oposisi menimbulkan kebencian. Apalagi disertai dengan hinaan, cacian, dan makian.

Kita memiliki norma-norma agama, etika, tata krama, dan budaya yang luhur.

Sepanjang yang saya pahami, tidak satu pun agama, etika, tata krama, dan budaya luhur negeri kita yang tidak memandang penting hubungan sesama manusia dan hubungan dengan alam. Dan Allah, Tuhan Yang Maha Esa, sangat menekankan agar kita memelihara hubungan sosial dan lingkungan hidup kita. Kita sungguh beruntung bahwa segala nilai dan norma yang kita miliki sesungguhnya mengajarkan keberlanjutan.

Pancasila adalah rumah kita bersama, rumah bersama kita sebagai saudara sebangsa! Tidak ada toleransi sedikit pun bagi yang mengganggu Pancasila! Yang mempermasalahkan Pancasila! Tidak ada lagi orang Indonesia yang tidak mau ber-Bhinneka Tunggal Ika! Tidak ada lagi orang Indonesia yang tidak toleran terhadap perbedaan! Tidak ada lagi orang Indonesia yang tidak menghargai penganut agama lain, warga suku lain, dan etnis lain.

Nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial itu tak boleh sejenak pun kita lupakan. Dalam membangun, nilai-nilai tersebut harus menjadi paradigma.  Pasal 33 Konstitusi kita juga menekankan pada keberlanjutan dan wawasan lingkungan sebagai prinsip dasar pembangunan. Jelas sudah, Dasar Negara dan Konstitusi kita menegaskan tidak bisa ditawarnya keberlanjutan.

Sekali lagi, ideologi kita adalah Pancasila. Kita ingin bersama dalam Bhinneka Tunggal Ika, dalam keberagaman. Rukun itu indah. Bersaudara itu indah. Bersatu itu indah.

Hal yang sangat penting diingat adalah bahwa Bhinneka itu berarti diversity atau keanekaragaman. Dalam paradigma keberlanjutan, kebhinnekaan atau keanekaregaman itu adalah kekuatan besar. Ketika keanekaragaman kita reduksi, kekuatan kita akan turun.  Hal ini berlaku baik untuk keanekaragaman hayati maupun keanekaragaman sosial. Oleh karena itu, jangan sekali-sekali kita mereduksi kebhinnekaan kita. Jangan mengurangi keanekaragaman hayati di alam, dan jangan mengurangi kekayaan kelompok-kelompok sosial yang hidup di Indonesia. Kita bukan saja harus menjaga dan merayakan keragaman, melainkan harus saling mendukung dengan sungguh-sungguh.

Saya yakin, semua kita berkomitmen meletakkan demokrasi yang berkeadaban, yang menjunjung tinggi kepribadian Indonesia, yang menunjung tinggi martabat Indonesia, yang akan membawa Indonesia menjadi Indonesia Maju, Adil dan Makmur.

Indonesia Maju adalah Indonesia yang tidak ada satu pun rakyatnya tertinggal untuk meraih cita-citanya. Indonesia yang demokratis, yang hasilnya dinikmati oleh seluruh rakyat. Indonesia yang setiap warga negaranya memiliki hak yang sama di depan hukum. Indonesia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi kelas dunia. Indonesia yang mampu menjaga dan mengamankan bangsa dan negara dalam dunia yang semakin kompetitif.

Indonesia Adil dan Makmur adalah Indonesia yang tidak ada satu pun rakyatnya tidak punya kesempatan menjadi sejahtera. Indonesia yang menyediakan peluang yang lebih baik dan lebih besar untuk mereka yang masih tertinggal dibandingkan saudara-saudaranya dalam generasi yang sama. Indonesia yang memberikan sumberdaya alam, sumberdaya sosial, dan sumberdaya ekonomi yang lebih banyak bagi generasi selanjutnya—sehingga mereka bisa memiliki kehidupan lebih baik dibandingkan kita semua.

Ini bukanlah tentang aku, atau kamu. Juga bukan tentang kami, atau mereka. Bukan soal Barat atau Timur. Juga bukan Selatan atau Utara. Sekarang bukan saatnya memikirkan itu semua. Tapi ini saatnya memikirkan tentang bangsa kita bersama. Jangan pernah ragu untuk maju karena kita mampu jika kita bersatu!

Terima kasih,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bogor, 14 Juli 2019

CALON PRESIDEN TERPILIH,
JOKO WIDODO

*Revisionis yang dicetak miring adalah versi penulis yang dalam mimpinya mengaku diperintahkan Presiden Terpilih merevisi dan menambahkan penjelasan lebih rinci isi pidatonya dalam tempo sesingkat-singkatnya.

Kolom Terkait

Saatnya Jokowi Memperkuat AMDAL, demi Masyarakat dan Lingkungan

Pidato Penting Presiden Kita

Modal Asing, Jokowi, dan Kolesterol

Saat Jokowi Makin Pro Investasi dan Anti Rakyat

Jalal
Jalal
Provokator Keberlanjutan. Reader on Corporate Governance and Political Ecology Thamrin School of Climate Change and Sustainability, Jakarta. Bukunya berjudul "Mengurai Benang Kusut Indonesia" akan segera terbit.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.