Urgensi Program Internasional
Globalisasi yang terus meningkat dalam berbagai aspek kehidupan. Revolusi Industri 4.0 dengan ‘big data’, ‘artificial intelligence’ dan seterusnya. Interdependensi ekonomi dan tenagakerja antarnegara dan antarwilayah. Meningkatnya perjalanan (travels) dan migrasi antarnegara dan antarwilayah. Semakin intensnya hubungan antar-manusia melalui berbagai media digital secara instan dan efektif.
Universitas: Urgensi Program Internasional
Universitas tetap merupakan lembaga sebagai pusat transmisi dan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Universitas tetap diharapkan menjadi motor kemajuan peradaban lebih baik bagi kemanusiaan dan alam lingkungan.
Untuk mengakselerasikan fungsi dan tujuannya, universitas perlu mengembangkan program yang melintasi batas negara, bangsa, politik, ekonomi dan sosial-budaya. Untuk itu, universitas harus mengembangkan jejaring keilmuan dan akademis internasional.
Manfaat bagi Indonesia
- Akselerasi internasionalisasi Perguruan Tinggi (PT) Indonesia untuk secara bertahap bisa setara/sejajar dengan PT internasional berkualitas.
- Akselerasi pertukaran akademis dan keilmuan di antara universitas di Indonesia dengan PT internasional.
- Akselarasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di antara mahasiswa, dosen, peniliti dan ahli lain.
Bentuk dan Cakupan
- Program studi di universitas sendiri dengan medium pembelajaran bahasa internasional sepenuhnya: Inggris, Arab dan sebagainya.
- Prodi di universitas sendiri dengan banyak dosen dan peneliti internasional.
- Prodi di universitas sendiri dengan banyak mahasiswa internasional.
- Prodi kerjasama antar-universitas di Indonesia dengan mitra universitas internasional lewat program sandwich, residensi, magang dan sebagainya.
Wabah Covid-19 mempercepat perkembangan program internasional lewat daring (online) yang bisa dikombinasikan dengan luring (oofline).
Tantangan
Sempitnya otonomi PT Indonesia—terbelenggu birokrasi. Hambatan administrasi pengangkatan dan promosi dosen/peneliti internasional. Hambatan ketentuan keuangan dalam penggajian dosen dan/atau peneliti/ahli internasional. Hambatan dalam penetapan uang kuliah (tuition) dan biaya-biaya (fees). Hambatan keterbatasan pendanaan PT Indonesia. Kemudian hambatan keimigrasian dan birokrasi Ristek untuk perizinan pengajaran dan penelitian.
Penyiapan Program Internasional
Perumusan kurikulum dengan cakupan dan standar internasional—meniscayakan fleksibilitas ‘kurikulum nasional’ Indonesia dalam setiap/seluruh prodi. Perumusan standar kompetensi dosen dan mahasiswa sesuai dengan ukuran internasional.
Perumusan ilmu alat untuk prodi. Perumusan kandungan dan tahapan program secara keseluruhan. Pengembangan jaringan kemitraan dengan program tertentu universitas internasional. Promosi rekrutmen mahasiswa dan dosen internasional.
UIN—Delapan Bidang Prioritas
UIN sepatutnya memperkuat dan mengembangkan program internasional dalam delapan bidang kerjasama global dan regional seperti Masyarakat Ekonomi ASEAN (sejak 2015):
Kedokteran, kedokteran gigi, keperawatan, akuntansi, keparawisataan, keinsinyuran, arsitektur, dan surveyor.
Peluang juga besar dalam bidang ilmu sosial dan humaniora—dalam dasawarsa terakhir kian banyak PhD bidang ini bekerja sebagai dosen/profesor di PT Malaysia dan Singapura.
Akselerasi penjaminan mutu internasional guna meningkatkan ‘competitiveness’.
Peluang Program Internasional UIN
UIN melalui program internasional dapat mengembangkan ‘comparative advantage’ karena populasi Muslim sangat besar di Timur Tengah dan Asia Selatan. UIN kian menjadi lokus mahasiswa dari negara-negara Muslim yang berkonflik.
UIN memiliki akseptabilitas lebih besar atas dasar Islam wasathiyah yang berorientasi pada kemoderenan dan kemanusiaan. UIN dapat memiliki ‘competitive edge’ vis-a-vis universitas internasional dengan pengembangan keunggulan/distingsinya. UIN memiliki potensi besar membangun jaringan internasional yang workable.
Disampaikan dalam Webinar ‘Best Practice Penyiapan Kurikulum Kelas Internasional’
FST UINSA Surabaya, 28 Oktober 2020