Minggu, Juli 7, 2024

Penerapan Prinsip POACE Pada Manajemen Proyek Pembangunan Water Aerodrome

Dr. Afen Sena, M.Si. IAP, FRAeS
Dr. Afen Sena, M.Si. IAP, FRAeS
Profesional dan akademis dengan sejarah kerja, pendidikan dan pelatihan di bidang penerbangan dan bisnis kedirgantaraan. Alumni PLP/ STPI/ PPI Curug, Doktor Manajemen Pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta, International Airport Professional (IAP) dari ICAO-ACI AMPAP dan Fellow Royal Aeronautical Society (FRAeS).

Prinsip manajemen POACE (Planning, Organizing, Actuating, Controlling, Evaluating) adalah kerangka dasar yang dapat digunakan untuk manajemen proyek pembangunan water aerodrome di Indonesia secara efektif dan efisien.

Narasi umum tentang penerapan prinsip-prinsip ini dalam proyek tersebut adalah bahwa Perencanaan (Planning) menjadi landasan yang kuat, memastikan rencana strategis yang matang dan terukur. Pengorganisasian (Organizing) menggarisbawahi pentingnya struktur organisasi yang efektif dan alokasi sumber daya yang tepat.

Penggerakan (Actuating) memperlihatkan pentingnya motivasi tim dan pelaksanaan rencana dengan efisiensi tinggi. Pengendalian (Controlling) menjadi pilar dalam memastikan semua tahapan berjalan sesuai rencana dan dalam kendali, dengan pengawasan dan tindakan korektif yang tepat waktu. Terakhir, evaluasi (Evaluating) memberikan gambaran menyeluruh tentang pencapaian proyek dan pembelajaran yang diperoleh untuk perbaikan di masa depan.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen POACE secara komprehensif, pembangunan water aerodrome di Indonesia dapat dikelola dengan efektif dan efisien. Setiap tahapan, mulai dari perencanaan hingga evaluasi, dijalankan dengan strategi yang terstruktur, memastikan proyek mencapai tujuannya dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat dan perekonomian nasional.

Implementasi prinsip POACE dalam pembangunan water aerodrome di Indonesia secara komprehensif dapat dijelaskan dengan rinci sebagai berikut :

Planning

Perencanaan komprehensif pembangunan water aerodrome ini membutuhkan pendekatan multi-disiplin yang melibatkan berbagai aspek teknis, lingkungan, ekonomi, sosial, dan regulasi. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diikuti untuk melakukan perencanaan tersebut:

  1. Studi Awal dan Identifikasi Lokasi
  • Penentuan Lokasi: Identifikasi lokasi potensial dengan mempertimbangkan faktor geografis, aksesibilitas, dan potensi trafik udara.
  • Analisis Geografis dan Hidrografis: Studi tentang kondisi fisik lokasi termasuk kedalaman air, arus, gelombang, dan kualitas air.
  1. Analisis Kelayakan
  • Kelayakan Teknis: Evaluasi infrastruktur yang diperlukan seperti dermaga, hangar, fasilitas penunjang, serta teknologi yang akan digunakan.
  • Kelayakan Ekonomi: Analisis biaya dan manfaat, termasuk potensi pendapatan dari pariwisata, bisnis, dan transportasi.
  • Kelayakan Sosial: Dampak terhadap masyarakat sekitar, termasuk analisis manfaat bagi komunitas lokal dan potensi konflik.
  1. Studi Lingkungan
  • Penilaian Dampak Lingkungan (AMDAL): Identifikasi dan mitigasi dampak terhadap ekosistem laut dan pesisir, termasuk flora dan fauna.
  • Regulasi Lingkungan: Memastikan kepatuhan terhadap peraturan lingkungan yang berlaku di Indonesia.
  1. Rancangan Teknikal
  • Desain Infrastruktur: Perencanaan rinci tentang struktur fisik, termasuk landasan air, fasilitas penumpang, dan peralatan navigasi.
  • Teknologi dan Peralatan: Pemilihan teknologi yang tepat untuk operasi dan keselamatan water aerodrome, termasuk peralatan komunikasi dan navigasi.
  1. Regulasi dan Perizinan
  • Kepatuhan Regulasi: Memastikan semua aspek perencanaan memenuhi regulasi penerbangan, maritim, dan lingkungan di Indonesia.
  • Perizinan: Mengurus semua izin yang diperlukan dari pemerintah pusat dan daerah, termasuk izin lingkungan, penerbangan, dan operasional.
  1. Keterlibatan Pemangku Kepentingan
  • Kolaborasi dengan Pemerintah: Bekerjasama dengan kementerian terkait, seperti Kementerian Perhubungan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Kementerian Lingkungan Hidup.
  • Keterlibatan Masyarakat: Mengadakan konsultasi publik dan melibatkan komunitas lokal dalam proses perencanaan.
  1. Rencana Bisnis dan Operasional
  • Model Bisnis: Pengembangan model bisnis yang berkelanjutan termasuk strategi pemasaran dan kerjasama dengan maskapai dan operator wisata.
  • Rencana Operasional: Menyusun rencana operasional yang mencakup jadwal penerbangan, manajemen penumpang, dan prosedur keselamatan.
  1. Implementasi dan Pengawasan
  • Pelaksanaan Konstruksi: Pengawasan proses konstruksi sesuai dengan desain dan perencanaan yang telah ditetapkan.
  • Pengawasan dan Evaluasi: Monitoring operasional water aerodrome setelah dibuka dan evaluasi berkelanjutan untuk perbaikan.
  1. Pelatihan dan Pengembangan SDM
  • Pelatihan: Program pelatihan untuk staf operasional, termasuk pilot, teknisi, dan petugas darat.
  • Pengembangan SDM: Pengembangan kemampuan sumber daya manusia lokal untuk mendukung operasional water aerodrome.
  1. Pemasaran dan Promosi
  • Strategi Pemasaran: Promosi water aerodrome sebagai destinasi menarik bagi turis domestik dan internasional.
  • Kolaborasi dengan Industri Pariwisata: Bekerjasama dengan agen perjalanan, hotel, dan operator wisata untuk meningkatkan trafik.

Perencanaan pembangunan water aerodrome harus dilakukan dengan pendekatan yang menyeluruh, melibatkan berbagai pihak dan memperhatikan semua aspek yang relevan untuk memastikan keberhasilan dan keberlanjutan proyek.

Organizing

Pengorganisasian komprehensif pembangunan water aerodrome melibatkan berbagai aspek manajerial dan operasional untuk memastikan proyek berjalan lancar dan sesuai dengan rencana. Berikut adalah langkah-langkah untuk melakukan pengorganisasian tersebut:

  1. Pembentukan Tim Proyek
  • Penunjukan Manajer Proyek: Memilih seorang manajer proyek yang berpengalaman dan kompeten untuk memimpin dan mengkoordinasi seluruh proses pembangunan.
  • Pembentukan Tim Inti: Mengumpulkan tim inti yang terdiri dari ahli teknik, lingkungan, ekonomi, hukum, dan sosial.
  1. Struktur Organisasi
  • Struktur Organisasi Proyek: Membentuk struktur organisasi yang jelas dengan peran dan tanggung jawab yang terdefinisi dengan baik.
  • Tim Teknis: Menyusun tim yang fokus pada aspek teknis, termasuk desain, konstruksi, dan teknologi.
  • Tim Lingkungan dan Sosial: Membentuk tim untuk menangani analisis dampak lingkungan dan sosial serta memastikan kepatuhan regulasi.
  • Tim Keuangan dan Legal: Menyusun tim untuk mengelola aspek keuangan, perencanaan anggaran, dan masalah hukum.
  1. Perencanaan dan Pengelolaan Proyek
  • Rencana Proyek: Mengembangkan rencana proyek yang mencakup jadwal, anggaran, dan tahapan implementasi.
  • Manajemen Risiko: Identifikasi dan mitigasi risiko yang mungkin terjadi selama proses pembangunan.
  • Pengelolaan Sumber Daya: Mengatur sumber daya manusia, material, dan peralatan yang diperlukan untuk pembangunan.
  1. Komunikasi dan Koordinasi
  • Rencana Komunikasi: Membuat rencana komunikasi yang efektif untuk memastikan informasi mengalir dengan lancar di antara semua pemangku kepentingan.
  • Koordinasi dengan Pemangku Kepentingan: Melakukan koordinasi rutin dengan pemerintah, masyarakat lokal, dan pihak terkait lainnya.
  1. Pengadaan dan Logistik
  • Proses Pengadaan: Menetapkan prosedur pengadaan yang transparan dan efisien untuk membeli bahan dan peralatan.
  • Logistik: Mengatur logistik untuk memastikan bahan dan peralatan tiba tepat waktu di lokasi proyek.
  1. Implementasi dan Pengawasan
  • Pengawasan Konstruksi: Mengawasi pekerjaan konstruksi untuk memastikan sesuai dengan desain dan standar kualitas.
  • Evaluasi Berkala: Melakukan evaluasi berkala untuk menilai kemajuan proyek dan mengambil tindakan korektif jika diperlukan.
  1. Pelatihan dan Pengembangan SDM
  • Pelatihan Karyawan: Menyusun program pelatihan untuk staf operasional dan teknis.
  • Pengembangan Kapasitas: Mengembangkan kapasitas sumber daya manusia lokal untuk mendukung operasi water aerodrome.
  1. Uji Coba dan Sertifikasi
  • Uji Coba Operasional: Melakukan uji coba operasional untuk memastikan semua sistem dan peralatan berfungsi dengan baik.
  • Sertifikasi dan Izin: Mengurus semua sertifikasi dan izin operasional yang diperlukan dari pihak berwenang.
  1. Pemasaran dan Operasional
  • Strategi Pemasaran: Mengembangkan strategi pemasaran untuk menarik pengguna dan operator.
  • Rencana Operasional: Menyusun rencana operasional yang mencakup manajemen penerbangan, penumpang, dan keselamatan.
  1. Monitoring dan Evaluasi
  • Monitoring Berkelanjutan: Melakukan monitoring terus-menerus terhadap operasional water aerodrome untuk memastikan kelancaran dan keamanan.
  • Evaluasi Kinerja: Melakukan evaluasi kinerja secara berkala untuk mengidentifikasi area perbaikan dan mengimplementasikan solusi.

Pengorganisasian pembangunan water aerodrome membutuhkan koordinasi yang baik antara berbagai tim dan pemangku kepentingan, perencanaan yang matang, dan pengawasan yang ketat. Dengan pendekatan yang komprehensif dan sistematis, proyek dapat berjalan dengan lancar dan sukses.

Actuating

Penggerakan secara komprehensif pembangunan water aerodrome memerlukan tahapan yang terstruktur dan sistematis, yang melibatkan berbagai aspek teknis, regulasi, dan operasional. Berikut adalah langkah-langkah untuk melakukan penggerakan tersebut:

  1. Persiapan Awal
  • Penyusunan Dokumen Perencanaan: Pastikan semua dokumen perencanaan termasuk studi kelayakan, desain teknis, dan rencana lingkungan telah disetujui oleh pihak berwenang.
  • Pembentukan Tim Implementasi: Bentuk tim implementasi yang terdiri dari berbagai ahli dan tenaga profesional yang akan mengawal proses konstruksi dan operasional.
  1. Pengurusan Perizinan dan Regulasi
  • Perizinan Lengkap: Pastikan semua izin yang diperlukan telah diperoleh, termasuk izin dari Kementerian Perhubungan, Kementerian Lingkungan Hidup, dan instansi terkait lainnya.
  • Kepatuhan Regulasi: Pastikan kepatuhan terhadap semua regulasi nasional dan lokal yang berlaku.
  1. Pengadaan dan Logistik
  • Proses Pengadaan: Lakukan pengadaan material, peralatan, dan jasa konstruksi sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, memastikan transparansi dan efisiensi.
  • Manajemen Logistik: Atur logistik untuk memastikan pengiriman material dan peralatan tepat waktu ke lokasi proyek.
  1. Konstruksi Fisik
  • Pembangunan Infrastruktur: Mulai pembangunan infrastruktur utama seperti landasan air, dermaga, fasilitas penumpang, hangar, dan peralatan navigasi.
  • Pengawasan Konstruksi: Lakukan pengawasan konstruksi secara ketat untuk memastikan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi dan standar kualitas.
  1. Implementasi Teknologi dan Sistem
  • Instalasi Sistem Navigasi: Pasang sistem navigasi dan komunikasi yang diperlukan untuk operasional water aerodrome.
  • Sistem Manajemen Keamanan: Implementasikan sistem manajemen keamanan dan keselamatan sesuai dengan standar internasional.
  1. Rekrutmen dan Pelatihan SDM
  • Rekrutmen Staf: Rekrut staf yang kompeten untuk berbagai posisi operasional dan teknis.
  • Pelatihan dan Pengembangan: Lakukan pelatihan intensif untuk memastikan semua staf siap menjalankan tugasnya dengan baik dan aman.
  1. Uji Coba dan Sertifikasi
  • Uji Coba Operasional: Lakukan uji coba operasional untuk memastikan semua sistem dan fasilitas berfungsi dengan baik.
  • Sertifikasi: Dapatkan sertifikasi operasional dari otoritas penerbangan dan maritim yang berwenang.
  1. Pelaksanaan Operasional
  • Pembukaan Resmi: Lakukan pembukaan resmi water aerodrome dan mulai operasional penerbangan komersial.
  • Manajemen Operasional: Terapkan manajemen operasional yang efisien, mencakup manajemen penerbangan, pelayanan penumpang, dan pemeliharaan fasilitas.
  1. Monitoring dan Evaluasi
  • Monitoring Berkelanjutan: Lakukan monitoring berkelanjutan terhadap semua aspek operasional untuk memastikan kelancaran dan keselamatan.
  • Evaluasi Kinerja: Evaluasi kinerja operasional secara berkala dan identifikasi area yang memerlukan perbaikan.
  1. Pemasaran dan Promosi
  • Strategi Pemasaran: Kembangkan dan jalankan strategi pemasaran untuk menarik maskapai, wisatawan, dan pengguna lainnya.
  • Kerjasama dengan Industri Pariwisata: Bangun kerjasama dengan agen perjalanan, hotel, dan operator wisata untuk meningkatkan trafik dan penggunaan water aerodrome.

Penggerakan pembangunan water aerodrome harus dilakukan secara terstruktur dan terencana, dengan koordinasi yang baik antara berbagai pihak. Mulai dari persiapan awal, pengurusan perizinan, hingga pelaksanaan operasional dan monitoring, setiap tahap harus dijalankan dengan cermat untuk memastikan keberhasilan proyek. Dengan pendekatan yang komprehensif, water aerodrome dapat beroperasi dengan efisien dan memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat dan perekonomian lokal.

Controlling

Untuk melakukan pengendalian (control) secara komprehensif dalam pembangunan water aerodrome, diperlukan pendekatan yang menyeluruh dan sistematis untuk memastikan semua aspek proyek berjalan sesuai rencana dan standar yang telah ditetapkan. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil:

  1. Penetapan Standar dan Indikator Kinerja
  2. Penetapan Standar Kinerja:
  • Menetapkan standar kinerja yang spesifik dan terukur untuk semua aspek proyek, termasuk kualitas konstruksi, keselamatan, kepatuhan regulasi, dan efisiensi operasional.
  1. Indikator Kinerja Utama (KPI):
  • Mengembangkan KPI yang terukur untuk memantau kemajuan dan performa proyek. KPI ini dapat mencakup aspek seperti biaya, waktu, kualitas, dan keselamatan.
  1. Sistem Pengawasan dan Monitoring
  2. Sistem Pengawasan Proyek:
  • Mengimplementasikan sistem pengawasan yang memungkinkan pemantauan real-time terhadap semua aktivitas proyek. Ini termasuk penggunaan teknologi seperti drone, kamera pengawas, dan sensor untuk memantau progres konstruksi.
  1. Monitoring Berkala:
  • Melakukan monitoring berkala melalui inspeksi lapangan, laporan kemajuan mingguan atau bulanan, dan audit internal untuk memastikan semua kegiatan sesuai dengan rencana.
  1. Manajemen Risiko
  2. Identifikasi Risiko:
  • Mengidentifikasi potensi risiko yang dapat menghambat jalannya proyek, baik dari segi teknis, keuangan, lingkungan, maupun sosial.
  1. Rencana Mitigasi Risiko:
  • Mengembangkan rencana mitigasi untuk mengatasi risiko yang telah diidentifikasi. Ini termasuk tindakan pencegahan dan strategi penanggulangan apabila risiko terjadi.
  1. Tindakan Korektif dan Pencegahan
  2. Identifikasi Masalah:
  • Mengidentifikasi masalah atau deviasi dari rencana yang terjadi selama pelaksanaan proyek melalui analisis data dan inspeksi lapangan.
  1. Tindakan Korektif:
  • Mengambil tindakan korektif yang cepat dan tepat untuk mengatasi masalah yang ditemukan. Tindakan ini harus didokumentasikan dan dievaluasi untuk efektivitasnya.
  1. Tindakan Pencegahan:
  • Mengimplementasikan langkah-langkah pencegahan untuk menghindari terulangnya masalah yang sama di masa depan.
  1. Sistem Pelaporan dan Komunikasi
  2. Pelaporan Berkala:
  • Menyusun laporan berkala yang mencakup status kemajuan proyek, masalah yang dihadapi, dan tindakan korektif yang telah dilakukan.
  1. Komunikasi Efektif:
  • Memastikan komunikasi yang efektif antara semua pemangku kepentingan, termasuk tim proyek, manajemen, pemerintah, dan masyarakat. Ini termasuk rapat rutin, pembaruan status, dan penyebaran informasi secara transparan.
  1. Evaluasi Kinerja
  2. Evaluasi Internal:
  • Melakukan evaluasi internal secara berkala untuk menilai efektivitas proses dan kinerja tim proyek. Ini termasuk evaluasi mingguan, bulanan, dan akhir proyek.
  1. Evaluasi Eksternal:
  • Mengundang pihak ketiga yang independen untuk melakukan evaluasi eksternal terhadap kinerja proyek, guna mendapatkan perspektif yang objektif dan rekomendasi untuk perbaikan.
  1. Teknologi dan Sistem Informasi
  2. Implementasi Teknologi:
  • Menggunakan teknologi informasi dan sistem manajemen proyek untuk memantau, menganalisis, dan melaporkan data kinerja secara real-time.
  1. Integrasi Sistem:
  • Mengintegrasikan sistem informasi proyek dengan sistem lain yang relevan untuk memastikan aliran data yang efisien dan akurat.
  1. Dokumentasi dan Pembelajaran
  2. Dokumentasi Proyek:
  • Mendokumentasikan semua proses, keputusan, dan tindakan selama proyek berlangsung. Ini termasuk laporan kemajuan, tindakan korektif, dan hasil evaluasi.
  1. Pembelajaran Berkelanjutan:
  • Menerapkan prinsip pembelajaran berkelanjutan dengan mengkaji hasil dokumentasi untuk meningkatkan proses dan prosedur di masa depan.

Pengendalian yang komprehensif dalam pembangunan water aerodrome memerlukan pendekatan yang terstruktur dan sistematis. Dengan menetapkan standar yang jelas, mengimplementasikan sistem pengawasan yang efektif, serta melakukan tindakan korektif dan pencegahan yang tepat, proyek dapat berjalan sesuai rencana dan mencapai hasil yang diharapkan. Teknologi informasi dan komunikasi yang efektif juga memainkan peran kunci dalam memastikan semua aktivitas proyek diawasi dengan baik dan transparan. Pendekatan ini memastikan bahwa pembangunan water aerodrome tidak hanya selesai tepat waktu dan sesuai anggaran, tetapi juga memenuhi standar kualitas dan keselamatan yang tinggi.

Evaluating

Untuk melakukan evaluasi (pengevaluasian) secara komprehensif terhadap pembangunan water aerodrome, terdapat beberapa langkah penting yang perlu dilakukan. Evaluasi ini bertujuan untuk mengevaluasi pencapaian proyek, mengidentifikasi pembelajaran, dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan di masa depan. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil:

  1. Penetapan Kriteria Evaluasi
  2. Tujuan Proyek:
  • Memastikan evaluasi berfokus pada tujuan utama proyek, seperti meningkatkan konektivitas regional, memperluas aksesibilitas, atau mendorong pariwisata.
  1. Kriteria Kinerja:
  • Menetapkan kriteria kinerja yang spesifik dan terukur, termasuk aspek seperti keandalan infrastruktur, efisiensi operasional, kepatuhan terhadap regulasi, dan dampak lingkungan.
  1. Indikator Kinerja:
  • Mengidentifikasi indikator kinerja utama (KPI) yang relevan untuk setiap kriteria evaluasi, seperti waktu penyelesaian, biaya, keamanan operasional, dan tingkat kepuasan pengguna.
  1. Pengumpulan Data dan Informasi
  2. Data Kemajuan Proyek:
  • Mengumpulkan data tentang kemajuan fisik dan finansial proyek, termasuk capaian milestone, pengeluaran anggaran, dan perubahan lingkup.
  1. Umpan Balik Stakeholder:
  • Mendapatkan umpan balik dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk pengguna potensial, pemerintah daerah, operator penerbangan, dan masyarakat lokal.
  1. Analisis Dokumentasi:
  • Menganalisis laporan kemajuan proyek, catatan rapat, dan dokumen lainnya untuk memahami konteks dan kondisi proyek sepanjang waktu.
  1. Evaluasi Kualitatif dan Kuantitatif
  2. Evaluasi Kualitatif:
  • Melakukan evaluasi terhadap aspek-aspek non-angka, seperti pengaruh sosial ekonomi terhadap komunitas lokal, dampak lingkungan, dan kepatuhan terhadap regulasi.
  1. Evaluasi Kuantitatif:
  • Menganalisis data kuantitatif untuk mengukur pencapaian terhadap KPI yang telah ditetapkan, seperti persentase penyelesaian proyek, tingkat penggunaan fasilitas, dan biaya efektivitas.
  1. Penilaian Risiko dan Keberlanjutan
  2. Penilaian Risiko:
  • Mengevaluasi efektivitas rencana mitigasi risiko yang telah diimplementasikan selama fase konstruksi dan operasional proyek.
  1. Keberlanjutan Proyek:
  • Menilai potensi jangka panjang proyek untuk berkelanjutan, termasuk kemampuan untuk mempertahankan operasionalitas dan memenuhi kebutuhan pengguna di masa depan.
  1. Pembuatan Laporan Evaluasi
  2. Dokumentasi Hasil Evaluasi:
  • Menyusun laporan evaluasi yang mencakup analisis data, temuan utama, rekomendasi perbaikan, dan kesimpulan keseluruhan.
  1. Presentasi Hasil:
  • Memaparkan hasil evaluasi kepada semua pemangku kepentingan, baik melalui pertemuan formal, presentasi, atau publikasi laporan, untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas.
  1. Implementasi Rekomendasi Perbaikan
  2. Rencana Tindak Lanjut:
  • Mengembangkan rencana tindak lanjut yang menggambarkan langkah-langkah konkret untuk mengatasi temuan dan rekomendasi evaluasi.
  1. Pelaksanaan Perbaikan:
  • Mengimplementasikan perbaikan dan perubahan yang diperlukan berdasarkan rencana tindak lanjut, termasuk revisi strategi, prosedur, atau sistem yang ada.
  1. Evaluasi Berkelanjutan
  2. Monitoring Pelaksanaan Perbaikan:
  • Melakukan monitoring terhadap pelaksanaan perbaikan untuk memastikan implementasi yang efektif dan hasil yang diharapkan tercapai.
  1. Siklus Evaluasi:
  • Menetapkan siklus evaluasi berkelanjutan untuk mengukur dampak dari perbaikan yang telah dilakukan dan memastikan peningkatan berkelanjutan dalam kinerja proyek.

Dengan melakukan evaluasi secara komprehensif, pembangunan water aerodrome dapat dievaluasi dengan baik untuk memastikan pencapaian tujuan proyek, mengidentifikasi area perbaikan, dan membangun dasar untuk keberlanjutan jangka panjang. Proses evaluasi ini tidak hanya membantu dalam meningkatkan manajemen proyek secara keseluruhan, tetapi juga dalam memperkuat akuntabilitas dan transparansi kepada semua pemangku kepentingan terkait.

Sebagai kesimpulan, penerapan prinsip manajemen POACE (Planning, Organizing, Actuating, Controlling, Evaluating) dalam pembangunan water aerodrome di Indonesia membuktikan pentingnya pendekatan sistematis dan terstruktur untuk mencapai kesuksesan proyek secara komprehensif.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini secara komprehensif, proyek pembangunan water aerodrome dapat dijalankan dengan efisiensi, keberlanjutan, dan dampak positif yang signifikan bagi konektivitas regional dan perkembangan pariwisata Indonesia. Keselarasan antara semua elemen ini tidak hanya memastikan keberhasilan proyek secara teknis dan operasional, tetapi juga memberikan nilai tambah dalam konteks pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dan berdaya guna.

Melalui pendekatan ini, Indonesia dapat mengoptimalkan potensi water aerodrome sebagai infrastruktur kritis untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan konektivitas antarwilayah, sekaligus memperluas aksesibilitas bagi masyarakat lokal dan wisatawan internasional. Dengan demikian, penerapan prinsip POACE tidak hanya menjadi kerangka kerja manajemen proyek, tetapi juga menjadi fondasi untuk pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dan berkualitas tinggi di masa depan.

Dr. Afen Sena, M.Si. IAP, FRAeS
Dr. Afen Sena, M.Si. IAP, FRAeS
Profesional dan akademis dengan sejarah kerja, pendidikan dan pelatihan di bidang penerbangan dan bisnis kedirgantaraan. Alumni PLP/ STPI/ PPI Curug, Doktor Manajemen Pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta, International Airport Professional (IAP) dari ICAO-ACI AMPAP dan Fellow Royal Aeronautical Society (FRAeS).
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.