Minggu, Oktober 6, 2024

Pemeriksaan Keamanan Penumpang Pesawat Terbang

Roni Ruslani Affandi
Roni Ruslani Affandi
Lulusan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug dan Magister Manajemen Transportasi STMT Trisakti Jakarta. Inspektur Keamanan Penerbangan, pemerhati, pembelajar dan penggiat yang aktif pada penerbangan sipil Indonesia

Seperti apa pemeriksaan kramanan penumpang pesawat terbang melalui bandara di masa depan? Tulisan ini mengkaji pertanyaan tersebut dan mengeksplorasi bagaimana pengembangan pemeriksaan keamanan dapat mendukung pemikiran ulang dan perancangan ulang proses pemeriksaan keamanan penumpang.

Peningkatan Teknologi Jalur Keamanan

Untuk memitigasi risiko kesehatan selama proses keamanan, peralatan sinar-X konvensional dapat diganti dengan teknologi CT dan algoritme pemindai tubuh yang ditingkatkan dapat diterapkan untuk mengurangi kebutuhan penumpang untuk menyerahkan barang-barangnya dan menciptakan lebih sedikit titik kontak. Mengintegrasikan solusi ini dengan sistem pengembalian baki otomatis yang dilengkapi modul desinfeksi baki akan mengurangi masalah kesehatan dan memfasilitasi lingkungan yang lebih aman bagi penumpang dan operator.

Layanan Mandiri

Layanan mandiri adalah salah satu inisiatif yang menjanjikan untuk mengubah pengaturan jalur keamanan padat karya dan ruang yang ada saat ini. Ada beberapa peluang yang sudah tersedia di dalam, tetapi juga di luar industri penerbangan: misalnya, solusi seperti bantuan video selama proses layanan mandiri di pintu masuk setiap jalur keamanan.

Saat ini, keamanan pos pemeriksaan lebih merupakan proses “dorongan”. Dari antrian, penumpang mulai melepaskan barangnya ketika ruang tersedia dan maju ke langkah berikutnya dalam proses terlepas dari apakah orang di depan telah menyelesaikan langkah tersebut. Hal ini mengakibatkan penumpukan penumpang pada proses keamanan paling lambat, atau di titik pengambilan kembali.

Sistem “tarikan” didasarkan pada pemantauan kepadatan penumpang, di mana sensor mengukur jumlah penumpang pada setiap langkah proses keamanan dan memandu penumpang menuju langkah berikutnya hanya jika kapasitasnya mencukupi. Dengan menarik penumpang ke langkah berikutnya alih-alih mendorong mereka, penumpukan penumpang di dalam jalur keamanan dapat dihindari, sehingga memfasilitasi penjarakan sosial, jika dibutuhkan.

Antrian Maya

Peluang lain untuk pos pemeriksaan yang lebih aman dan efisien adalah mengurangi antrian secara signifikan dengan memperkenalkan antrian virtual di tempat yang aman. Konsep ini bukanlah hal baru, banyak taman hiburan, misalnya, telah mengadopsi sistem di mana pengunjung dapat memesan tempat dalam antrian virtual dan mengklaim akses ke objek wisata pada waktu kedatangan yang ditentukan.

Konsep serupa telah diterapkan di pos pemeriksaan keamanan di beberapa bandara jauh sebelum pandemi ini, namun trennya kini semakin meningkat. Selain menghindari keramaian, data lanjutan mengenai preferensi pemrosesan pos pemeriksaan penumpang, yang diperoleh melalui sistem reservasi antrian virtual, dapat menghasilkan penempatan staf di pos pemeriksaan dan alokasi sumber daya yang lebih baik.

Selain itu, antrian virtual memungkinkan operator bandara memperoleh ruang komersil dan hunian yang sangat dibutuhkan dengan mengubah area antrian yang tidak lagi diperlukan.

De-Peaking dan Peluang Komersial

Jumlah jalur pemeriksaan keamanan, seperti titik pemrosesan penumpang lainnya di terminal, ditentukan oleh permintaan pada jam sibuk. Oleh karena itu, secara teoritis, puncak dapat diratakan dengan mengontrol waktu kehadiran penumpang untuk pemeriksaan. “Perataan puncak” menghasilkan jumlah jalur pemeriksaan yang diperlukan lebih sedikit dan penggunaan petugas pemeriksaan menjadi lebih efisien, karena besaran puncak lebih rendah, namun durasinya lebih lama.

Hal ini dapat dicapai dengan mengambil konsep antrian virtual dan memperluasnya hingga mencakup penetapan harga diferensial yang memungkinkan penumpang membayar premi untuk mendapatkan tempat virtual dalam antrian lebih dekat dengan waktu keberangkatan mereka. Misalnya, mereka yang melakukan perjalanan bisnis sering kali ingin tiba di bandara pada saat-saat terakhir, melakukan check-in secara virtual tanpa membawa bagasi, dan bergerak cepat melalui pemeriksaan keamanan. Mereka kemungkinan besar bersedia membayar lebih untuk proses yang lebih cepat ini, dengan pemesanan online dan pembayaran di muka sebelum tiba di bandara.

Bagi penumpang yang tidak terburu-buru dan kurang bersedia membayar untuk tempat yang diinginkan dalam antrian virtual, suatu algoritma akan menetapkan waktu yang akan meminimalkan permintaan puncak sambil tetap menjamin waktu yang cukup untuk berada di udara sebelum keberangkatan penerbangan. Dengan Kecerdasan Buatan dan Pembelajaran Mesin, kini algoritma pengoptimalan cerdas dapat mencapai hal tersebut.

Biometrik

Banyak bandara telah memulai apa yang disebut sebagai perjalanan penumpang tanpa hambatan yang dimungkinkan secara biometrik, dengan memperkenalkan kamera di sebagian besar titik pemrosesan dan menggunakan teknologi pengenalan wajah untuk memverifikasi identitas. Teknologi ini, jika diterapkan sepenuhnya, pada akhirnya akan menghilangkan kebutuhan penumpang untuk sering menunjukkan dokumen yang sama (paspor, boarding pass, dan yang terbaru, surat keterangan kesehatan) di berbagai titik pemrosesan.

Teknologi ini dapat memungkinkan penyaringan berbasis risiko di mana sebagian besar penumpang berisiko rendah akan diproses lebih cepat sehingga mengurangi jumlah interaksi yang diperlukan antara penumpang dan staf. Saat penumpang memulai proses divestasi, wajah mereka tertangkap kamera, identitas mereka diverifikasi, dan risiko keamanan diketahui melalui database pemerintah. Algoritme berbasis risiko kemudian secara otomatis diterapkan pada pemeriksaan barang-barang mereka dan untuk menentukan apakah pemeriksaan sekunder diperlukan.

Teknologi ini memungkinkan penumpang dengan status berbeda (misalnya internasional, domestik) untuk hidup berdampingan di ruang yang sama. Mengkonsolidasikan pos pemeriksaan keamanan akan menghasilkan penghematan yang signifikan dalam hal staf dan infrastruktur.

Fleksibilitas dan Personalisasi

Inovasi layanan mandiri mungkin lebih diterima oleh penumpang yang sering bepergian dibandingkan penumpang yang hanya sesekali berlibur. Wisatawan yang paham teknologi pasti ingin menggunakan aplikasi untuk memesan slot waktu guna melanjutkan proses keamanan pada waktu yang paling sesuai bagi mereka – dan tidak semua orang akan merasa nyaman dengan berbagi data biometrik.

Oleh karena itu, setiap solusi harus diimplementasikan sedemikian rupa sehingga dapat dioperasikan secara fleksibel dan diperluas secara bertahap. Selain itu, proses terminal tidak boleh bergantung pada teknologi ini namun mendapat manfaat darinya. Antrian virtual mungkin tidak akan menggantikan area antrian dengan ruang komersial, namun jika separuh penumpang menggunakannya, maka diperlukan area antrian yang jauh lebih kecil. Dengan melakukan ini, penumpang diberikan pilihan dan dapat memilih tingkat layanan yang diinginkan di terminal.

Pandemi Covid-19 yang lalu telah membawa tantangan baru bagi pos pemeriksaan keamanan. Secara historis, pos pemeriksaan keamanan selalu berkembang seiring dengan munculnya ancaman dan risiko, yang biasanya mengarah pada proses yang lebih lambat dan lebih mahal sehingga menghabiskan lebih banyak ruang bandara.

Akibatnya, pos pemeriksaan saat ini fokus memproses penumpang sebanyak-banyaknya dan memerlukan area yang luas agar penumpang dapat mengantri. Pos pemeriksaan tidak dirancang untuk mematuhi persyaratan jarak fisik, interaksi staf minimum, dan teknologi tanpa sentuhan – menjadikan bandara memiliki tantangan yang serius dan kompleks.

Untungnya, ada perkembangan menjanjikan yang akan terjadi, yang berfokus pada penurunan biaya, jumlah staf, dan luas ruangan yang dibutuhkan. Inovasi perangkat dan perangkat lunak baru (yaitu, AI, mesin/pembelajaran), pengenalan layanan mandiri dan biometrik adalah jalan menuju era baru keamanan penerbangan yang bersiap untuk memberikan jawaban terhadap ancaman saat ini dan yang terus berkembang sambil menjawabnya. tuntutan bandara dan penumpang akan proses yang kuat, cepat dan lancar – tanpa antrian.

Inilah saatnya untuk menguji dan menguji coba teknologi dan kerangka kerja baru yang akan membantu mencapai perjalanan penumpang pesawat terbang yang lebih selamat, aman dan lancar.

Roni Ruslani Affandi
Roni Ruslani Affandi
Lulusan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug dan Magister Manajemen Transportasi STMT Trisakti Jakarta. Inspektur Keamanan Penerbangan, pemerhati, pembelajar dan penggiat yang aktif pada penerbangan sipil Indonesia
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.