Mari kita beralih ke topik pekerjaan. Ini mungkin merupakan tantangan paling mendesak yang dihadapi negara-negara berkembang saat ini, terutama di negara-negara seperti China, India, dan juga Indonesia. Setiap tahun, jutaan orang memasuki pasar kerja di negara-negara ini, namun sayangnya, jumlah lowongan pekerjaan yang tersedia tidak sebanding. Perusahaan dan sektor industri yang menciptakan lapangan kerja tidak mampu mengimbangi lonjakan jumlah pencari kerja. Hal ini menciptakan ketidakseimbangan yang mengkhawatirkan dalam pasar tenaga kerja, dengan persaingan yang semakin ketat dan tingkat pengangguran yang berpotensi meningkat.
Meskipun demikian, Perserikatan Bangsa-Bangsa memberikan pandangan yang lebih optimis. Menurut PBB, situasi saat ini lebih baik daripada sebelumnya. Tingkat pengangguran kaum muda secara global berada pada titik terendah dalam 15 tahun terakhir, yang berarti saat ini adalah waktu terbaik dalam satu setengah dekade untuk mencari pekerjaan.
Bagi para lulusan muda, pertanyaan selanjutnya adalah di mana mereka dapat menemukan pekerjaan tersebut? Negara mana yang menawarkan peluang terbaik? Sektor industri apa yang sedang berkembang? Dan bagaimana gambaran pasar kerja di masa depan?
Empat tahun terakhir memang penuh tantangan bagi para pencari kerja. Pandemi memberikan pukulan telak, menghambat pasar kerja secara signifikan. Lockdown memaksa banyak pengusaha untuk melakukan PHK besar-besaran, mengakibatkan lebih dari 100 juta orang di seluruh dunia kehilangan pekerjaan.
Situasi belum sepenuhnya pulih pada tahun-tahun berikutnya. Dari industri teknologi hingga perbankan, sektor konstruksi, bahkan industri media dan hiburan, perusahaan-perusahaan terbesar di dunia melakukan berbagai bentuk perampingan dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, jika kita mempercayai Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), ada sinyal positif yang mengindikasikan bahwa situasi mungkin mulai membaik, setidaknya bagi kaum muda. Laporan ILO menunjukkan bahwa hanya 13,3% kaum muda, yaitu pekerja berusia antara 15 hingga 24 tahun, yang masih menganggur pada tahun lalu. Ini merupakan angka terendah dalam kurun waktu 15 tahun terakhir, memberikan secercah harapan baru bagi para pencari kerja muda yang tengah berjuang memasuki dunia kerja.
Ada dua faktor utama yang mendorong pemulihan ini. Pertama, pekerja baru yang memasuki pasar kerja berhasil mendapatkan pekerjaan. Kedua, mereka yang kehilangan pekerjaan selama masa pandemi mulai mendapatkan pekerjaan kembali. Jadi, setelah guncangan hebat akibat pandemi, akhirnya ada tanda-tanda pemulihan di pasar tenaga kerja.
Namun, pemulihan ini tidak terjadi secara merata di seluruh dunia. Sementara negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa berhasil bangkit kembali, situasinya berbeda di negara-negara berkembang. Banyak negara berpenghasilan menengah hingga rendah masih melaporkan tingkat pengangguran yang tinggi, disertai dengan minimnya lapangan kerja baru yang tercipta.
Afrika menjadi salah satu contoh yang mencolok. Dengan tingkat pengangguran sekitar 7%, Afrika memiliki salah satu tingkat pengangguran tertinggi di dunia. Kekurangan lapangan kerja kronis ini bisa semakin memburuk di masa depan. Pada tahun 2035, diperkirakan 450 juta orang akan tinggal di Afrika, namun mungkin hanya ada 100 juta pekerjaan baru yang tersedia pada saat itu. Ini menunjukkan tantangan besar yang dihadapi benua Afrika dalam menyediakan lapangan kerja yang cukup bagi penduduknya yang terus bertambah.
Dari mana lebih banyak pekerjaan akan datang? Laporan ILO memberikan beberapa petunjuk. Lebih banyak pekerja menemukan pekerjaan di sektor jasa, khususnya di empat industri: perdagangan, transportasi, akomodasi, dan layanan makanan.
Forum Ekonomi Dunia juga telah mengidentifikasi tiga industri lagi yang siap menciptakan lapangan kerja baru. Yaitu energi (dengan fokus pada ruang terbarukan), IT dan komunikasi digital, serta sektor perawatan.
Jadi, keterampilan seperti apa yang dibutuhkan seseorang untuk masuk ke bidang ini? Pekerja dengan keterampilan untuk menafsirkan data dan membuat keputusan akan sangat diminati, begitu pula mereka yang dapat menemukan cara kreatif untuk memecahkan masalah. Perusahaan juga akan membutuhkan karyawan yang mahir dalam AI dan Big Data.
Sebelumnya, mencari pekerjaan berarti memperbarui CV Anda dan melamar ke perusahaan, berharap dapat melewati proses wawancara. Tetapi dunia sekarang berada di puncak perubahan dalam pasar kerja. Mencari pekerjaan di tengah kekacauan ini bisa jadi menantang, tetapi mereka yang berpikir out of the box pasti akan berhasil.