Jumat, April 19, 2024

Semuanya Akan Made in China, Termasuk Sepakbola

Muhammad Qomarudin
Muhammad Qomarudin
Penikmat sepakbola layar kaca dan sesekali menulis tentang sepakbola

carlos-tevez-the18
Carlos Tevez akhirnya menerima tawaran dari klub Tiongkok, Shanghai Shenhua. [http://the18.com]
Awal tahun menjadi periode sibuk kedua bagi sebagian besar klub sepakbola dalam aktivitas jual beli pemain. Periode transfer pemain sepanjang bulan pertama di awal tahun dikenal dengan istilah “bursa transfer musim dingin”. Sementara untuk bursa transfer awal musim biasa disebut sebagai “bursa transfer musim panas”.

 

Meski geliat perpindahan pemain tak segencar bursa transfer musim panas, bursa transfer musim dingin kerapkali menghadirkan banyak kejutan. Periodesasi yang singkat memaksa banyak klub melakukan langkah cepat dan cenderung buru-buru untuk sesegera mungkin mengamankan pemain incaran. Akibatnya, istilah panic buying kerapkali muncul jelang penutupan jendela transfer.

Tahun ini tampaknya jadi penanda awal mula munculnya tradisi baru dalam aktivitas jual beli pemain. Jika pada tahun-tahun sebelumnya tim-tim kaya raya di daratan Eropa selalu menjadi musuh bersama bagi tim-tim medioker, tahun ini persepsi itu tampaknya agak pudar. Label musuh bersama belakangan lebih pas disematkan pada klub-klub Tiongkok seiring munculnya tawaran-tawaran dengan nominal tak masuk akal dari mereka.

Persaingan mendapatkan pemain potensial tidak lagi hanya melibatkan tim-tim papan atas Eropa. Dengan modal pundi-pundi uang melimpah, tim-tim Tiongkok menjelma menjadi pengacau bagi rencana-rencana transfer klub papan atas Eropa. Benar saja, tim sekelas Juventus beberapa hari lalu dibuat gigit jari oleh tingkah klub Liga Super Tiongkok, Tianjin Quanjian.

Tim besutan Fabio Cannavaro ini berhasil menikung Juve dalam perburuan gelandang Zenit Saint Petersburg, Axel Witsel. Pemain berdarah Belgia itu memilih berlabuh ke Tiongkok dan mengabaikan pinangan Juve yang mengincarnya sejak dua musim terakhir.

Tawaran gaji selangit dari Tianjin yang kabarnya setara dengan penghasilan mega bintang Real Madrid Cristiano Ronaldo memupus harapan Juve memakai jasa Witsel. Merapatnya pemain berambut kribo itu kembali menjadi bukti jika uang bisa mengubah banyak hal dalam sepakbola.

axel1Pernyataan Witsel tentang keinginannya berseragam Juve tiba-tiba menguap begitu saja. Mimpinya mengangkat trofi Liga Champion bersama Juve ia kubur sendiri dengan lembaran uang Yuan Renminbi.

Kabar tak kalah mengejutkan juga datang dari klub Boca Juniors. Anak emas mereka, Carlos Teves, mengambil keputusan mengejutkan dengan menerima tawaran dari klub Tiongkok, Shanghai Shenhua. Iming-iming uang berlimpah kembali sukses meruntuhkan bangunan ideologis tentang sepakbola pada diri Teves. Pemain berusia 32 tahun itu bahkan rela menukar label pemain yang (awalnya) tak melulu menghamba pada uang dengan label pemain bergaji termahal di dunia.

Daniel Angelici, sang presiden klub Boca Juniors, menyebut jika tawaran yang dilayangkan Shenhua kepada Teves hampir mustahil ditolak oleh pemain mana pun. Dia juga marasa tak punya daya untuk menahan kepergian Teves ke Tiongkok. Meski berat, Angelici merasa tak punya pilihal lain kecuali merelakan kepergian pemain yang sebelumnya berencana menghabiskan sisa karir sebagai pemain di Boca itu.

Sebelum Teves, nama-nama pemain kelas dunia seperti Oscar, Lavezzi, Pelle, Hulk, Ramires, dan beberapa pemain lainnya juga memilih hijrah ke Liga Super Tiongkok. Meski setiap pemain punya alasan beragam sebagai pembenaran atas pilihan merumput di Tiongkok, tak bisa dipungkiri jika alasan finansial adalah faktor utama. Jika uang sudah di pelupuk mata, warna rumput lapangan tiba-tiba menular pada retina mata. Begitu kata orang tua kita mengistilahkan.

Tiongkok berusaha menaikkan pamor liga dalam negeri dengan gelontoran dana yang nyaris tak terbatas. Keberhasilan meraka mendatangkan pemain berkelas lambat laun pasti bakal mampu mendongkrak reputasi Liga Tiongkok. Bukan tidak mungkin jika siaran langsung Liga Super Tiongkok dalam beberapa tahun ke depan bakal menjadi konsumsi pecinta sepakbola kita. Tiongkok hanya tinggal menunggu waktu untuk mengubah status mereka sebagai konsumen sepakbola menjadi produsen sepakbola.

Selain sedang gencar menaikkan pamor liga dalam negeri, Tiongkok juga melakukan pembenahan besar-besaran di wilayah pembinaan pemain muda dan pengadaan fasilitas sepakbola. Sejak Xi Jinping terpilih sebagai presiden, Tiongkok sangat serius mengejar ketertinggalan mereka di bidang sepakbola. Target tinggi langsung dibebankan pada Timnas Tiongkok. Tidak tanggung-tanggung, secara resmi Tiongkok mengumumkan jika mereka punya target prestisius: juara Piala Dunia pada 2050 nanti.

Target itu bukanlah isapan jempol semata. Target itu dibekali dengan program nyata yang tersusun rapi guna merealisasikan capaian tertinggi dalam sepakbola itu. Tiongkok pada tahun 2020 menargetkan sudah memiliki setidaknya 20 ribu pusat latihan sepakbola dan 70 ribu lapangan sepakbola. Dengan fasilitas sebanyak itu, Tiongkok berharap pada tahun yang sama 50 juta anak-anak dan orang dewasa bisa bermain sepakbola.

Ketika target itu benar-benar tercapai, bisa dibayangkan seberapa banyaknya pemain sepakbola yang lahir di Tiongkok. Bukan tidak mungkin jika Tiongkok bakal menjadi negara penyuplai pemain bola terbanyak di dunia mengalahkan Brazil atau negara-negara lain yang punya tradisi panjang dalam urusan melahirkan pemain potensial.

Jadi, jangan heran jika pada saatnya nanti sepakbola lokal kita juga dibanjiri oleh pemain-pemain berpasport Tiongkok. Karena kita sudah sama-sama tahu jika semuanya akan made in China pada waktunya, termasuk sepakbola.

Muhammad Qomarudin
Muhammad Qomarudin
Penikmat sepakbola layar kaca dan sesekali menulis tentang sepakbola
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.