Minggu, November 24, 2024

Menggelorakan Nasionalisme lewat Sea Games 2017

Ribut Lupiyanto
Ribut Lupiyanto
Deputi Direktur C-PubliCA (Center for Public Capacity Acceleration); Penggemar Sepakbola
- Advertisement -
Pemain Timnas Indonesia U-22 Osvaldo Ardiles Haay menyundul bola saat melawan Timnas Timor Leste U-22 dalam penyisihan grup B SEA Games XXIX Kuala Lumpur di Stadion Majlis Perbandaran Selayang, Malaysia, Minggu (20/8). Indonesia menang 1-0 atas Timor Leste. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Pesta akbar kompetisi olahraga antar negara se-ASEAN (SEA Games) sedang berlangsung di Malaysia pada 19-31 Agustus 2017. Tahun ini merupakan perhelatan ke-29, di mana Malaysia menjadi tuang rumah yang keenam kalinya. Indonesia sendiri baru menjadi tuan rumah sebanyak 4 kali pada tahun 1979, 1987, 1997, dan 2011. Sebelas negara mengikuti ajang SEA Games 2017 ini.

SEA Games 2017 memiliki nilai keistimewaan tersendiri bagi Indonesia. Pertama, karena diselenggarakan bersamaan dengan peringatan HUT Kemerdekaan ke-72. Kedua, menjadi pemanasan jelang tuan rumah ASIAN Games 2018. Kedua keistimewaan ini memberikan spirit kuat bagi kontingen Indonesia guna berjuang mendapatkan hasil maksimal sesuai target yang di harapkan.

Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas menargetkan Indonesia membawa pulang 50-60 medali emas pada ajang multievent olahraga dua tahunan kali ini. Perolehan tersebut diprediksikan mampu mengantarkann Indonesia berada di peringkat keempat. Spirit nasionalisme penting digelorakan di dada para atlet dan suporter yang hadir di gelanggang sebagai motivasi mencapai target tersebut.

Statistik SEA Games

Indonesia pertama kali ambil bagian dalam SEA Games pada 1977 di Kuala Lumpur. Dengan demikian, Indonesia telah mengikuti 18 kali dengan 10 kali di antaranya menjadi juara umum.
Tren prestasi kontingen Indonesia menurun dalam kurun 1999 sampai 2009. Posisinya terpuruk hingga lima besar. Posisi terburuk juga terjadi pada SEA Games 2015 di Singapura, yaitu peringkat lima.

SEA Games 2017 mempertandingkan 38 cabang olahraga, dengan masing-masing 208 event kompetisi putra, 177 putri, dan ganda. Sebanyak 1.332 medali akan dibagikan dan 403 di antaranya adalah medali emas.

Indonesia total mengirimkan 616 atlet. Sebanyak 530 atlet dikirim oleh pemerintah, sedangkan 86 atlet lainnya diberangkatkan oleh pengurus besar cabang olahraganya sendiri. Tim Merah Putih akan tampil dalam 36 cabang olahraga.

Satuan Pelaksana mematok ada enam cabang olahraga  yang berpotensi dijadikan lumbung medali emas untuk Indonesia. Keenam cabang olahraga itu adalah atletik, balap sepeda, bulu tangkis, pencak silat, angkat besi, dan karate.

Sebagaimana diketahui, Malaysia memutuskan mempertandingkan tujuh cabang olahraga baru yang kurang familiar di Indonesia. Efeknya Indonesia berpotensi kehilangan banyak medali emas. Cabang-cabang olahraga yang dimasukkan adalah lawn ball, net ball, ski es, rugby seven, cricket, hoki es, dan petangue. Malaysia berpotensi mengambil 30 medali emas dari tujuh cabang olahraga ini.

Cabang olahraga paling populer di setiap pesta olahraga adalah sepakbola. Indonesia sendiri tampil dengan beban berat karena hanya pernah sekali menggondol emas selama SEA Games. Awalan bagus dihasilkan dalam babak penyisihan grup. Tim Nasional Garuda sukses menahan tim terkuat Thailand dan mengalahkan Filipina. Target kali ini adalah masuk babak final.

Memompa Gelora

Indonesia merupakan negara terbesar dari segi geografis dan demografis di ASEAN. Posisinya juga selalu terdepan dalam berbagai aspek kehidupan. Olahraga menjadi salah satu simbol kebanggaan sekaligus penanda kemajuan suatu negara. Marwah olahraga mesti segera ditingkatkan melalui perbaikan prestasi mengembalikan masa-masa kejayaan silam.

- Advertisement -

Upaya mendongkrak dari posisi lima ke juara umum memang kurang realistis. Apalagi Indonesia tidak bertindak sebagai tuan rumah. Target yang dicanangkan pemerintah realistis. Harapannya dua hingga tiga kali perhelatan lagi juara umum dapat kita genggam. Konsentrasi Tim Merah Putih kini ada pada upaya memperoleh 50-60 medali emas.

Masing-masing cabang olahraga telah memasang strategi dan teknik guna mendapatkan hasil optimal. Semua pihak tentu memiliki peran sentral. Selain atlit, ada pelatih, organisasi cabang olahraga, tenaga medis, tenaga gizi, dan lainnya.

Hal yang perlu dioptimalkan adalah aspek nonteknis yang justru sering menjadi penentu. Tuan rumah akan selalu mengandalkan dominasi suporter. Indonesia tentu penting mengoptimalkan berbagai upaya guna memompa gelora nasionalisme para atlet. Gelora ini diyakini akan mampu mengakselerasi kemampuan teknis bertanding hingga beberapa kali lipat.

Spirit kemerdekaan yang berbasis nasionalisme mesti senantiasa terpatri dalam diri atlet saat berlaga. Persembahan prestasi bagi merah putih tentu memiliki nilai sama dengan perjuangan para pahlawan dulu ketika melawan penjajah. Atlet adalah pahlawan olahraga yang berjuang mengisi kemerdekaan dengan torehan prestasi internasional.

Gelora nasionalisme juga penting digemakan suporter berapa pun jumlahnya di gelanggang setiap pertandingan. Suporter itu minimal adalah atlet yang sedang tidak atau sudah selesai bertanding. Pemerintah penting mengoptimalkan jumlah TKI dan WNI yang banyak di Malaysia. Fasilitasi dapat diberikan seperti bantuan pembelian tiket, transportasi, atribut peraga, dan lainnya.

Suporter Indonesia terkenal dengan kreasi dan militansinya. Atribut bernuansa merah putih mesti diperbanyak di tribun penonton. Yel-yel pembakar semangat bernuansa nasionalisme juga mesti diperbanyak. Apa pun itu iklim sportivitas mesti dijunjung tinggi. Suporter juga mesti melek regulasi agar tidak kontraproduktif bagi capaian atlet itu sendiri.

Pemerintah memiliki peran sentral bagi fasilitasi dan dukungan dalam mengakselerasi energi para atlet. Janji bonus penting disampaikan sejak awal sebagai penyemangat yang realistis. Baik itu bonus kontan maupun penghidupan sebagai ASN dan lainnya. Bonus-bonus ini berpotensi dari berbagai sumber, seperti pemerintah pusat, kepengurusan cabang olahraga, pemerintah daerah, dan tentunya sponsor swasta yang mesti banyak digali.

Masing-masing atlet penting pula disediakan psikiater guna memberikan pendampingan psikologis. Tugas utamanya adalah menanamkan gelora nasionalisme hingga detik akhir pertandingan bagi setiap atlet. Pendekatan spiritualisme juga penting dilakukan.

Perjuangan atlet di medan pertandingan dapat diidentikkan dengan jihad karena membela tanah air. Keikhlasan penting ditanamkan dengan obsesi ibadah berpahala. Iklim sportivitas mesti dikuatkan agar memberikan bukti keteladanan bahwa Indonesia memiliki budaya damai dan ksatria, apa pun hasilnya. Hal yang harus disadarkan tugas atlet adalah berjuang maksimal, hasil diserahkan kepada Yang Maha Kuasa.

Ribut Lupiyanto
Ribut Lupiyanto
Deputi Direktur C-PubliCA (Center for Public Capacity Acceleration); Penggemar Sepakbola
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.