Di saat beberapa klub rival masih tertegun dengan begitu cepatnya proses perpindahan Leonardo Bonucci dari Juventus ke AC Milan, tim berjuluk I Rossoneri ini kembali mendatangkan pemain anyar. Hanya berselang kurang dari 2 x 24 jam, AC Milan lagi-lagi resmi memperkenalkan Lucas Biglia sebagai bagian dari tim mereka. Bahkan tidak berhenti di situ. AC Milan dikabarkan masih berburu striker berkelas sebagai puncak dari aktivitas belanja pemain di awal musim ini.
Beberapa hari sebelum Leonardo Bonucci dan Lucas Biglia merapat, AC Milan sejatinya juga sudah mendatangkan tujuh muka baru. Hakan Çalhanoğlu, Fabio Borini, Franck Kessié, Mateo Musacchio, Ricardo Rodríguez, Andrea Conti dan André Silva adalah nama-nama pemain yang sukses didatangkan Milan dalam waktu relatif singkat dan nyaris tanpa hambatan berarti.
Capaian manis AC Milan di bursa transfer juga semakin lengkap setelah sang anak emas mereka, Gianluigi Donnarumma, resmi menandatangani perpanjangan kontrak setelah sebelumnya santer dikabarkan bakal hijrah.
Musim ini AC Milan memang sedang menyusun dinasti barunya di bawah naungan taipan asal Tiongkok, Yonghong Li. Sebagai pemilik baru, sejak awal Li memang sudah berjanji akan habis-habisan dalam urusan belanja pemain. Agresivitas Milan di bursa transfer sekaligus menjadi bukti keseriusannya untuk mengembalikan nama besar klub yang dalam beberapa tahun belakangan ini meredup.
Perubahan besar-besaran yang dilakukan Yonghong Li juga tidak serampangan. Meski terkesan gegabah dalam urusan merekrut pemain, nyatanya Li tidak demikian. Dalam urusan belanja pemain, Milan saat ini memiliki dua aktor kunci. Tanpa bermaksud mengurangi peran sang allenatore Vincenzo Montella, di balik kesuksesan Milan mendatangkan banyak pemain baru, nama Marco Fassone dan Massimiliano Mirabelli layak dikedepankan.
Sebagai CEO, Fassone terkenal piawai dalam urusan negosiasi. Kelincahan komunikasi yang dimiliki Fassone semakin lengkap seiring penunjukan Massimiliano Mirabelli sebagai direktur olahraga AC Milan sejak April silam. Duet Fassone dan Mirabelli belakangan bahkan sukses membuat murka agen kawakan macam Mino Raiola. Agen pemain yang terkenal licik dalam urusan melepas pemainnya ini marah besar setelah Gianluigi Donnarumma memutuskan bertahan di Milan.
Raiola menuduh Mirabelli bermain di belakang meja karena sempat menjalin komunikasi dengan ayah Donnarumma. Raiola merasa statusnya sebagai agen Donnarumma telah dilecehkan Mirabelli. Bahkan dia mengancam jika dirinya akan membalas perlakukan Mirabelli dengan cara mempersulit proses transfer semua pemain miliknya yang di kemudian hari diminati Milan.
Namun, lagi-lagi Milan beruntung memiliki sosok negosiator ulung macam Fassone. Dia dikabarkan langsung bereaksi atas ancaman Raiola. Tanpa menunggu waktu lama, Fassone berinisiatif menemui Raiola. Pertemuan antara keduanya terjadi dengan khidmat. Masalah selesai. Dan ancaman yang dilayangkan Raiola seolah menguap begitu saja tanpa mengganggu proses perburuan pemain yang dilakukan Mirabelli.
Lupakan sejenak nama Mino Raiola. Namanya sudah tak terlalu menarik diperbincangkan di musim transfer kali ini. Ada baiknya kita kembali pada sosok Massimiliano Mirabelli yang sukses menghadirkan senyum bagi fans AC Milan, setidaknya hingga kompetisi belum bergulir.
Untuk urusan mendatangkan pemain baru, Massimiliano Mirabelli jelas punya peran lebih dominan di Milan. Tugasnya lebih spesifik karena dia adalah orang yang memantau langsung pemain incarannya di lapangan. Fassone sebagai CEO hanya tinggal menunggu hasil pantauan dari Mirabelli lalu mendiskusikannya sebelum memutuskan merekrut atau tidak.
Kejelian Mirabelli dalam memilah pemain tentu menjadi faktor kunci sukses tidaknya rekrutan anyar di kemudian hari. Jika menengok nama-nama rekrutan anyar Milan, acungan jempol memang layak diberikan pada Mirabelli. Dia jelas punya pertimbangan sangat matang dalam menentukan pemain. Selain memang pas dengan kebutuhan tim, semua pemain yang ia datangkan tentunya sangat berkualitas.
Berbekal pengalaman dua puluh tahun lebih di dunia pencarian bakat, Mirabelli tentu sudah punya kriteria khusus dalam hal menilai pemain. Pria berusia 47 tahun ini bahkan terkenal rajin duduk di bangku penonton untuk menyaksikan langsung penampilan pemain incarannya.
Laman Calcio Mercato sempat menulis jika Mirabelli semasa masih menjadi kepala pemantau bakat di Inter Milan pernah menghabiskan waktu dua bulan di Amerika Selatan hanya untuk memantau langsung salah satu pemain incarannya.
Keseriusan Mirabelli dalam menyeleksi pemain incaran mestinya bakal berbanding lurus dengan hasil yang akan didapatkan Milan. Franck Kessié, Mateo Musacchio, Ricardo Rodríguez, Andrea Conti dan André Silva mestinya adalah sosok-sosok potensial yang nantinya akan punya peran besar untuk mengembalikan kejayaan AC Milan mengingat meraka adalah pemain-pemain yang lolos verifikasi ketat dari Mirabelli. Tinggal bagaimana Montella mampu atau tidak meracik strategi yang tepat untuk bakat-bakat potensial yang ia miliki.
Kerja Mirabelli di periode transfer kali ini belum selesai. AC Milan masih mengincar sosok striker berkelas untuk melengkapi komposisi tim impian mereka. Nama-nama striker papan atas seperti Andrea Belotti, Alvaro Morata dan “si anak hilang” Pierre-Emerick Aubameyang sudah masuk dalam radar Milan.
Duet Fassone-Mirabelli kembali diuji kesaktiannya. Jika Milan mampu mendatangkan satu dari tiga nama di atas, label penguasa lantai bursa transfer sangat layak kiranya disematkan pada duet Fassone-Mirabelli.