Minggu, Oktober 6, 2024

Menyoal Connie dan Alutsista Mr M

Gantyo Koespradono
Gantyo Koespradono
Mantan Jurnalis, Pemerhati Sosial dan Politik.

Sampai saat ini saya masih penasaran siapa “Mr M” yang dimaksud Dr Connie Rahakundini Bakrie terkait dengan mafia alutsista (alat utama sistem persenjataan) yang belakangan ini ramai dibicarakan banyak orang.

Saya lebih penasaran sebab setelah dosen dan pengamat militer tersebut mengungkapkan kasus itu ke publik, ada pihak yang berusaha mengalihkan substansi persoalan mafia alutsista itu ke sosok Connie, lantaran perempuan ini kebetulan menjadi anggota sebuah partai politik. Sehingga muncul tudingan Connie tidak objektif.

Semula saya tidak tertarik dengan kasus ini. Lewat pemberitaan, saya hanya sekadar tahu, isu alutsista ramai lagi setelah kapal selam Nanggala 402 tenggelam di perairan Bali bulan lalu.

Seperti biasa, kalau ada kecelakaan yang menimpa prajurit TNI dan di dalamnya ada unsur peralatan tempur TNI, kita pasti ribut dan  “alutsista” menjadi topik utama dengan berbagai sudut pandang. Ada pro dan kontra. Pengamat militer dadakan bermunculan.

Saya menduga setelah satu atau dua pekan Nanggala 402 tenggelam, kasus alutsista mereda. Dugaan saya ternyata keliru. Pasalnya, kasus itu ramai hingga saat ini setelah Connie mengungkapkan “keanehan” meskipun sebenarnya bukan barang baru sebab Connie, menurut pengakuannya, memperoleh keanehan itu dari DPR.

Connie sendiri jika sedang berbicara terkait alutsista, berdasarkan wawancaranya dengan media massa dan penggiat media sosial, menurut pengamatan saya, ia  lebih peduli dengan apa yang sering disebutnya dengan MRO (maintenance, repair and overhaul) jika kasus Nenggala tidak terulang.

Namun, persoalan menjadi ramai setelah Connie mengungkap peran “Mr M” dalam pengadaan alutsista. Lebih ramai manakala Connie juga memertanyakan  kredit ekspor misterius Kementerian Pertahanan 2020-2024 yang mencapai Rp 1.760 triliun!

Lebih riuh rendah setelah Connie   membeberkan PT Teknologi Militer Indonesia (TMI) yang tidak jelas asal usulnya. Connie menengarai perusahaan ini ada korelasinya dengan uang Rp 1.760 triliun.

Kesimpulan itu saya peroleh setelah menyaksikan Connie berbicara blak-blakan dengan Akbar Faisal dalam acara Akbar Faizal Uncensored di YouTube.

Pihak Kemenhan sebagaimana ramai diberitakan sudah membantah PT TMI tidak ada atau tidak mengakui PT TMI bersangkut paut dengan Kemenhan.

Namun, Connie punya dokumen bahwa PT TMI terkait dengan kementerian yang kini dipimpin Prabowo Subianto. Menurut pengakuan Connie, ia pernah diundang bertemu dengan seorang jenderal di perusahaan tersebut. Belakangan sang jenderal dipecat setelah bertemu dengan Connie.

Sang menteri, sampai sedemikian jauh belum melakukan klarifikasi terkait dengan apa yang sudah dibeberkan Connie.

Diarahkan ke ranah politik
Yang menjadi pertanyaan banyak orang dan memunculkan keanehan baru, dalam beberapa hari ini muncul opini yang justru malah mendiskreditkan Connie. Substansi yang diungkap Connie dicoba diarahkan atau dibawa ke ranah politik.

“Ngaku akademisi, kok  obral gossip “Mr. M”. Alhasil ngga ada akademisi yang mau diskusi dengan-nya. Berakhir di podcast-podcast pasca-bayar berdasarkan jumlah likes,” kata Zeng Wei Jian yang tulisannya disebar ke grup-grup WA.

Zeng Wei menuding Connie mengungkap kasus alutsista dan kredit ekspor misterius itu lantaran punya ambisi ingin menjadi menteri pertahanan.

Ada pula “pengamat politik” dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin yang  menyatakan, sulit melihat objektivitas dari pernyataan Connie tentang pertahanan, termasuk dugaan adanya Mr M jadi mafia alutsista.

Ujang  berargumen  Connie  telah menjadi bagian dari partai (NasDem) sekalipun aktif menyelami isu-isu pertahanan. Intinya Ujang menuding atau meragukan intelektualitas Connie sebagai akademisi.

Beropini adalah hak setiap orang, termasuk Ujang. Sayang memang dalam konteks kasus yang diungkap Connie, Ujang malah mengungkapkan opininya bak seorang netizen yang kebetulan merangkap sebagai tim sukses seorang calon lurah. Ia malah terkesan memiliki kadar intelektual (maaf) nggak hebat-hebat amat.

Sebagai seorang intelektual – apalagi pengamat – saya tentunya akan apresiasi jika Ujang atau Zeng Wei berbicara soal konteks, misal logiskah kredit ekspor senilai Rp 1.760 triliun untuk pengadaan alutsista?

Jika memang logis untuk program pertahanan, prioritasnya untuk apa saja? Syukur-syukur bisa menjelaskan dengan data dan argumentasi yang kuat bahwa Mr M memang diperlukan dalam proses pengadaan alutsista karena yang bersangkutan memang memiliki kompetensi di bidang itu.

Dengan begitu dialog atau katakanlah perang opini soal tersebut bisa mencerahkan dan membuat masyarakat semakin cerdas, bukan menabung benci dengan menyerang pribadi.

Benar, Connie memang anggota partai. Apakah lantas haram hukumnya jika sebagai anggota partai, Connie menyampaikan kritik dan berusaha meluruskan sesuatu yang bengkok?

Di luar itu, sungguh bijaksana jika Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjelaskan kasus ini secara terbuka di DPR supaya tidak ada dusta di antara kita.

Gantyo Koespradono
Gantyo Koespradono
Mantan Jurnalis, Pemerhati Sosial dan Politik.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.